Chapter 42: Ilmu Pengetahuan di Luar Sekolah

1
0
Deskripsi

Bahwa ilmu pengetahuan itu tidak hanya didapatkan dari sekolah. Di luar sekolah, ada banyak ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.

***

Aryana Karawaci

Santo 0899-8941-337

post-image-668df406b34f6.jpg

Hari ini aku sedang libur. Libur apa? Libur karena rapat para guru. Kemarin sudah diberitahukan juga. Kemarin yang aku maksud itu hari sabtu. Sekarang, kan, hari senin. 

Sialnya lagi, adikku, Christy, ikut libur juga. Itu termasuk dengan Kak Irma. Padahal aku ingin sekali merasakan liburan sendiri di saat adik dan kakak nomor dua aku itu sedang sibuk belajar di sekolah masing-masing. Selama ini, mereka berdua sering libur di saat aku sedang sibuk belajar di Marius. Sekali-kali, situasinya dibalik, dong. 

Akan tetapi, liburannya hanya sehari. Yang kuingat, sekolah diliburkan karena memang ada rapat. Rapat para guru untuk mempersiapkan Ujian Akhir Nasional yang akan diikuti oleh Nabit dan para kakak kelas 3. Begitulah yang aku dengar dari Pak Nelson. Mungkin pula kakak dan adikku libur karena alasan yang sama. Konon, sistem UAN juga diterapkan di tingkat SD, selain di tingkat SMP dan SMA. 

Pagi-pagi, Kak Irma sudah berada di depan komputer. Ia sedang asyik memainkan game kesukaannya, The Sims. Aku sempat mengintip sedikit dan diberitahukan beberapa cheat, terutama agar memiliki uang yang tidak habis-habis.

“Tapi, kamu mainnya setelah Kakak selesai main,” ujar Kak Irma sembari bermain The Sims, sembari makan mi instan, yang tadi minta dibuatkan ke Mbak Roh. 

Aku menurut saja. Yang setelah melihat kakak aku itu bermain, aku membaca majalah Donal Bebek. Di rumah, memang keluarga aku berlangganan Harian Kompas, Majalah Donal Bebek, Majalah Bobo, dan Tabloid Fantasi. Sekarang juga hari senin. Majalah Donal Bebek yang diantarkan ke rumah oleh seorang loper koran yang menurut aku lucu. 

Sementara adikku, Christy, masih tidur. Padahal sudah sekitar jam delapan pagi. Biarkan dia tidur. Dia juga butuh tidur sedikit lebih lama. Di rumah ini, hanya dia yang bersekolah siang. Yang lainnya, pengecualian untuk Kak Sherly, bersekolah pagi. Berat pasti untuk anak seusia Christy harus sekolah siang. Dulu aku senpat masuk sekolah di atas jam 12 siang. Sumpah, itu benar-benar tidak menyenangkan sama sekali. Yang seharusnya jam 2 siang itu digunakan untuk bermain atau tidur siang. Eh, aku harus gunakan untuk belajar. Kalau tidak salah, itu terjadi saat aku kelas 5 SD. Selama tiga bulan, aku harus masuk siang. Alasannya, karena ruang kelas digunakan untuk murid-murid senior dari SMP dan SMA yang akan mempersiapkan Ebtanas. Aku bingung mengapa begitu. Terkadang sekolah Marius suka aneh dan berbeda sendiri dari kebanyakan sekolah. 

Aku selesai membaca majalah Donal Bebek. Segera aku iseng saja ke ruangan di dekat dapur. Di sana, Mbak Roh sedang menonton televisi. Acara yang ditontonnya adalah acara olahraga. Ternyata sebentar lagi mau Piala Dunia. Kata si presenter, Piala Dunia diselenggarakan di benua Asia. Tepatnya lagi, di Jepang dan Korea Selatan. Untuk kali pertama diselenggarakan di dua negara. 

“Nanti bakal tayangnya siang hari, Noel,” kata Mbak Roh, yang sembari menonton, ia sibuk memotong-motong sayuran. 

“Kok gitu, Mbak?” tanya aku mengernyitkan dahi. 

“Harusnya Noel yang masih sekolah, yang lebih tahu dari Mbak,” balas Mbak Roh terkekeh-kekeh. “Lagian, Mbak kan wis ndak sekolah. Wis lali pelajaran sekolah dulu. Hahaha. Tapi, Noel, kenapa Mbak ngomong gitu, karena perbedaan waktunya. Perbedaaan waktu antara Indonesia dan Jepang itu dua jam. Jepang waktunya itu dua jam lebih awal daripada Indonesia. Dan, pasti main bolanya itu siang-siang, yang begitu tayang di Indonesia, siang juga."

Aku mengangguk-angguk. “Oh, karena itu, tayangan Liga Italia sering tayang malam-malam di Indonesia?”

Mbak Roh mengangguk untuk mengiyakan. “Soalnya di Italia sendiri, main bolanya siang. Makanya tayang di Indonesia itu malam.” 

Kembali aku mengangguk-anggukkan kepala. Mendadak aku teringat kata-kata Sandi Malau tahun lalu. 

***

Kini aku sudah berada di pintu masuk kelas. Aku bingung dengan apa yang tertulis di papan tulis. Sejak kapan Marius memiliki mata pelajaran Bahasa Spanyol? Lalu, ‘amigos x siempre’ itu apa artinya?

Aku meminta izin ke Sandi untuk bisa duduk di bangku. Sandi mempersilahkan aku lewat. Sebelum mengambil buku paket Biologi, aku sempatkan untuk bertanya, “Itu yang di papan tulis, apaan?”

Sandi mengalihkan pandangan dari buku paket Biologi dan berkata, “Si Nila yang nulis itu. Ngegodain si Erick yang kayaknya lagi gencar-gencarnya deketin Patricia. T'rus, 'Amigos x Siempre' itu artinya sahabat untuk selamanya. Kalau bahasa Inggris-nya, ‘best friend forever’. Dari telenovela gitu. Tayang di jam dua siang. Sekitar satu jam penayangannya. Jangan bilang, lu nggak nonton juga."

Aku spontan menggeleng dan mulai membuka buku paket Biologi.

“Astaga, Noel,” kata Sandi menggeleng-gelengkan kepala. “Kuper banget lu. Sekali-kali update apa yang lagi ngetren, kali. Jangan baca buku paket melulu.”

Aku hanya terkekeh-kekeh.

Eh, Santo menoleh ke arah belakang. Ia ikut menimbrung, “Gue juga ikut nonton telenovelanya. Bagus emang. Lagi episode si Salvador balik dari Amerika ke Meksiko, kan. Gonjang-ganjing sekolah Vidal.”

“Nonton juga lu, Bencong Slebor?” tanya Sandi nyengir.

Santo spontan cemberut.

“Becanda, To.” kata Sandi terkekeh-kekeh.

“T'rus, Rafael dan Patricia itu yang ada di telenovela itu?” tanyaku yang mulai penasaran. Sepertinya telenovela itu seru juga.

Sandi mengangguk. Santo yang malah menjawab, “Iya, Rafael yang gendut, naksir sama Patricia yang cakepan. Si Patricia udah judes gitu, masih aja dikejar-kejar sama si Rafael.”

“Tapi, gue demen sih Rafael sama Patricia. Nggak jauh beda sama couple di kelas kita sekarang. Erick sama Patricia.” ujar Sandi terkekeh-kekeh.

***

Aku tertawa saat mengenang kejadian tahun lalu. Lebih tepatnya lagi, aku nyengir lebar. Saat itu, Sandi Malau dan teman-teman di kelas 1-1 sedang asyik membicarakan telenovela Amigos yang sudah tidak tayang lagi sekarang. 

Tampaknya Sandi Malau benar bahwa ilmu pengetahuan itu tidak hanya didapatkan dari sekolah. Di luar sekolah, ada banyak ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Selain tentang perbedaan waktu antara Jepang dan Indonesia, dari acara olahraga tersebut, aku tahu beberapa hal tentang sejarah Piala Dunia dan olahraga sepak bola. Mungkin itu semua tidak akan keluar saat ulangan umum. Namun, entah mengapa aku merasa senang sekali mengetahui hal-hal tersebut. Serasa berubah menjadi anak paling gaul satu Tangerang saja. 

Mungkin, saat kembali bersekolah lagi, jika ada teman di sekolah yang mendadak membicarakan sepak bola atau Piala Dunia, aku bisa ikut serta dalam obrolannya. Yang tidak lagi kuper alias kurang pergaulan. Diledek kuper itu seringkali tidak menyenangkan. Serasa selama ini aku dikurung bertahun-tahun di dalam bangunan tinggi, yang begitu dibebaskan, menjadi makhluk paling bodoh sedunia. 

“Eh, Noel,” sahut Mbak Roh yang sudah selesai memotong-motong sayuran. “Dukung apa di Piala Dunia nanti? Kalau Mbak, dukung Brasil."

“Di tim Brasil, masih ada Ronaldo?” tanyaku balik. Sampai sekarang pun, aku masih mengagumi keterampilan dirinya dalam menggocek. 

Mbak Roh mengangguk. “Ronaldo yang botak? Masih, masih.”

“Iya, aku dukung Brasil di Piala Dunia.” sahutku cukup berapi-api. 

Selanjutnya, Mbak Roh kembali ke dapur. Kelihatannya dia akan memasukkan potongan-potongan sayuran tersebut ke dalam penggorengan, yang bersamaan dengan bumbu dapur. 

post-image-668df3b9bcf4a.png

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya #89 Lowongan Kerja di Bidang Medis
1
0
Yang mau bekerjasama dengan Dr Richard Lee, dan cukup passionate di bidang kesehatan, silahkan buka gemboknya untuk mendapatkan informasinya. ***Yuk, berikan tips kakoin setelah membaca. Atau, donasi seikhlasnya ke BRI 708901018369532 atas nama Immanuel Lubis.***Silahkan order ke:IN's Online ShopInstagram:@_inonlineshop_Whatsapp:0877-9175-6320Dapatkan Clover Honey dengan harga khusus: https://www.hdione.com/orl/nuellubis
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan