Cerita ini bagian dari novel online “The Little Adventure of Nuel".
Biar makin menikmati, baca saja dulu chapter- chapter sebelumnya.
Per tanggal 23 April 2023, kaver “The Little Adventure of Nuel" berubah. Dan, setiap chapter akan konsisten menggunakan kaver barunya. Perubahan kaver untuk kali kedua pada tanggal 25 Juli 2023.
*****
Aku--melalui IN's Online Shop--ikut memasarkan Minyak Kutus-Kutus dan air beroksigen Oxy Water.
Call my online shop in Instagram @_inonlineshop_ dan 0877-9175-6320....
Sabtu, 10 Juli 2007
Cuaca cerah
Kesal banget!
Pagi ini, sekitar jam jam delapan, aku dibangunkan Mami hanya untuk menanyakan uang kembalian semalam. Jelas-jelas, uangnya sudah aku kembalikan. Uang yang dikasih Mami ke aku juga cuma Rp 20.000, bukannya Rp 50.000. Aku berani sumpah pocong untuk membuktikan omongan aku. Sumpah, uangnya itu Rp 20.000, bukan Rp 50.000. Kembaliannya juga sudah aku kembalikan. Sumpah, demi Tuhan!
Tambah kesalnya lagi, sekitar jam 12, sewaktu aku bareng Mami ke warung si Ucok si Ucok malah bilang, aku memberikan uang Rp 50.000 dan sudah mengembalikan Rp 40.500. Argh, bullshit. Dia bohong, tuh. Aku sumpahin, biar dia bangkrut sekalian.
Kata Ucok sok nyebelin, “Emang kamu, Dek, kasih ke saya, nya, itu uang lima puluh ribu.”
Sebal!
Lagian, andaikan aku berbohong, untuk apa sampai ngotot dan menyusul Mami ke warungnya si Ucok?
Sumpah, aku kesal banget. Aku nggak suka dituduh, yang kenyataannya aku nggak salah. What the…
…ah, sudahlah. Hufffttt!!!
Eh, aku baru sadar, terakhir aku update diary ini saat ulang tahun aku, yah. Ini baru update lagi bulan Juli ini. Padahal banyak momen menarik yang bisa aku tuliskan di diary ini. Itu kayak Papi yang baru bebas dari penjara di awal Juli kemarin. Ada juga acara syukuran dari keluarga besar Lubis di rumah. Terus, ada pula keseruan aku berjalan-jalan di Ratu Plaza yanyang menemani senior aku, Dias, belanja CD-CD game. Atau, saat Mami yang kerepotan buang tikus yang gimana caranya terjebak di kloset. Hingga Piala Dunia 2010, yang seru banget. Meriah banget Piala Dunia yang diselenggarakan di Afrika Selatan. Ada Nelson Mandela yang ikut memeriahkan Piala Dunia.
Soal Piala Dunia 2010, banyak pertandingan menarik. Partai pembukaannya saja menarik. Afrika Selatan gagal mengalahkan Meksiko, walau tim Bafana-Bafana itu mainnya cukup bagus. Atau, ada Jerman melawan Inggris di babak 16 besar. Harusnya sih Inggris bisa menang, sih. Yah, sudahlah, Jerman menang hoki-hokian. Puncaknya, nah ini yang benar-benar menarik, Spanyol lawan Belanda. Untuk pertama kali merasakan kenikmatan dalam menonton sebuah pertandingan sepakbola. Mana ini final, loh. Baik Spanyol maupun Belanda, sama-sama menarik banget permainannya. Beda banget sama final Piala Eropa 2008 kemarin itu, yang antara Spanyol dan Italia. Sumpah, itu membosankan. Saat itu, aku lebih baik tidur. Kayak nggak niat main di final Piala Eropa, entah itu tim Spanyol, entah itu tim Italia. Berkelas memang partai final Piala Dunia 2010 kemarin. Top banget!
Soundtrack-nya juga enak banget didengarkan (yang saking enaknya, aku sampai ke Galih Net cuma untuk download soundtrack Piala Dunia itu). Yang nyanyi itu . Itu, loh, yang pernah menyanyikan lagu “Hips Don't Lie”. Yang liriknya begini:
Oh, baby, when you talk like that
You make a woman go mad
So be wise and keep on
Reading the signs of my body
Begitu saja yang aku mau sampaikan. UAS juga sudah selesai. Tinggal menunggu nilai-nilainya keluar. Andai sudah tidak ada nilai-nilai yang dapat D, puji Tuhan banget. Karena mulai semester depan, beban SKS sudah berkurang banyak. Ah, tidak sia-sia selama tiga semester aku borong SKS lumayan banyak. Pergi pagi, pulang sore. Harus ikut ujian di jam 6 sore, sampai harus pulang larut malam. Bulan Januari yang seharusnya bisa dipakai berleha-leha, eh, malah harus ikut semester padat. Akhirnya, masa-masa perkuliahan ini akan berakhir. Tinggal bertarung melawan skripsi.
Eh, tadi sore aku ditelepon Steven Maba. Dia mengajak aku untuk ikut kepanitiaan ospek fakultas. Diterima nggak, nih? Aku butuh SKP juga, sih. Lumayan juga bisa ikut ospek dengan status sebagai senior. Yudi bilang, dia juga jadi panitia.
(Baca: Yudi, temanku yang menyebalkan sekaligus menggemaskan)
Sudah, ah, aku mau lanjut menulis novel dulu. Demi bisa menyaingi Raditya Dika atau Andrea Hirata. Wo ai ni. Eh, salah deh, maksudnya aku, jia you!
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰