
#150 The Little Adventure of Nuel : Ketemu Choky Sitohang untuk Kedua Kali
Cerita ini bagian dari novel online “The Little Adventure of Nuel".
Biar makin menikmati, baca saja dulu chapter- chapter sebelumnya.
Per tanggal 23 April 2023, kaver “The Little Adventure of Nuel" berubah. Dan, setiap chapter akan konsisten menggunakan kaver barunya. Perubahan kaver untuk kali kedua pada tanggal 25 Juli 2023.
*****
Aku--melalui IN's Online Shop--ikut memasarkan Minyak Kutus-Kutus dan air beroksigen Oxy Water.
Call my online shop in Instagram @_inonlineshop_ dan 0877-9175-6320....
Jumat, 23 Januari 2010
Cuaca cerah
Gara-gara ikut acara yang diadakan di Jakarta Convention Center, aku terpaksa pulang malam dari biasanya. Nggak ikut kelas juga. Yah, itu demi kejar SKP (baca: Satuan Kredit Partisipasi), aku relakan diri untuk tiba di rumah di atas jam 9 malam. Memang acaranya apa, sih, sampai selarut itu aku pulang?
Aku menghadiri satu workshop, yang katanya bakal didatangi oleh mahasiswa-mahasiswa dari kampus-kampus yang ada di Jabodetabek. Nama workshop-nya “Wirausaha Mandiri”. Host-nya adalah Agni Pratistha, Choky Sitohang, dan Artika Sari Devi. Yang jadi pembicaranya adalah Sudhamek, Joko Nugroho, Andrea Hirata, dan Mira Lesmana. Aku juga termotivasi untuk terus mengejar mimpiku menuju industri kreatif atau perfilman. Kayaknya seru juga jadi scriptwriter.
It will have waiting me. Waiting a big talent and a big dream from me. Anyway, I can do this.
Sok banget aku, yah. Hahaha. By the way, Boy, kamu pasti bisa seperti Andrea Hirata dan Raditya Dika.
Eh, selain itu, ada juga penampilan dari Dewa 19, The Virgin, dan Judika Sihotang. Sumpah, waktu Dewa 19 main, suasananya ricuh. Persis kayak di konser-konser musik (yang aku memang belum pernah menghadiri konser musik manapun, walau sebetulnya pengin banget). Mungkin seperti itulah yang namanya penggemar fanatik. Mereka rela maju dan desak-desakan demi melihat artis idolanya dari dekat. Bahkan tadi ada yang teriak-teriak histeris, loh. Sampai ada yang berteriak, “Argh, Bang Once, lihat ke sini, dong. Biar gue bisa moto wajah lo.”
By the way, untuk kedua kalinya, aku ketemu Mira Lesmana dan Choky Sitohang. Dulu, aku ketemu mereka berdua di Gedung Yustinus. Peserta yang hadir seminarnya juga tidak sebanyak yang hadir di workshop ini. Yang hadir di workshop ini, ada sekitar 4000 orang dari 42 universitas. Eh, aku jadi penasaran dan pengin nekat juga, deh. Apa Bang Choky Sitohang masih ingat aku, yang dulu pernah ketemu di Atmajaya tiga tahun lalu? Pertemuan aku yang kedua dengan Bang Choky Sitohang, itu membuat aku berpikir Bang Choky Sitohang itu orangnya benar-benar humble dan down to earth. Aku selalu menyukai cara Bang Choky Sitohang berbicara dengan audiens.
Hampir saja lupa. Tadi di Jakarta Convention Center, aku ribut dengan Yudi. Yudi benar-benar menyebalkan. Nggak sangka saja, Yudi itu sensian banget. Masa gara-gara harus menunggu Randi balik dari toilet, aku menunda makan? Apa salahnya makan duluan, yang mengikuti mahasiswa-mahasiswa lain? Lagipula, waktu makan siangnya itu hanya sekitar satu jam, sebelum kembali ke aula utama.
Meskipun demikian, begitu acaranya selesai, dan sudah tiba di bus, Yudi minta maaf ke aku karena sudah cuekin aku selama workshop. Dia bilang, “Biar lu nggak egois gitu, Nuel. Kita, di Fakultas Hukum, menjunjung yang namanya solidaritas. Sering, kan, anak-anak ngomong solidaritas, solidaritas. Nah, itulah pentingnya solidaritas, Nuel. Lagian, anak Hukum yang ikut workshop ini cuma gue, elo, sama Randi. Masa tega bener elo main pergi makan, sementara Randi lagi di toilet? Gue nggak nyangka, seorang Bang Nuel seegois itu.”
Randi mengamini yang dikatakan Yudi. Bahkan, Randi juga mengizinkan aku untuk pulang lebih dahulu, setelah kukatakan aku lebih mudah carter bus dari Jakarta Convention Center.
“Yah, nanti, kalo kita ketemu, gue bluetooth-in video Dewa 19 tadi. Bang Nuel demen lagu-lagunya Dewa 19? Fans-nya Dewa 19, nih?” kata Randi tertawa terbahak-bahak sembari menepuk bahu dan menyalami aku. “Oh iya, suka lagu Dewa 19 yang mana?”
(Tonton juga: Dewa 19 di Wira Usaha Mandiri)
Begitu aku pamit ke Randi, Yudi, dan satu anak FIA yang aku nggak tahu namanya siapa, aku keluar dari bus yang mengantarkan mahasiswa-mahasiswa Atmajaya (yang rata-rata anak FIA) kembali ke Atmajaya. Sempat nyasar, tapi aku bisa juga ke halte JCC, lalu menunggu bus yang ke arah Tangerang datang. Yang datang malah bus yang menuju Karawaci. Waduh, mana aku harus bawa souvenir dari workshop itu, yang berupa ransel dan angklung.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
