Cinta Datang Terlambat (Part 3)

0
0
Deskripsi

Ternyata berita tentang Rafa yang merupakan jagoan tim basket saat SMP sudah tersebar ke penjuru SMA Bakti, bahkan Jeslyn sangat heboh saat menceritakannya ke Zara, sedangkan Zara yang sudah mengetahuinya hanya terlihat biasa saja saat menanggapi, sehingga membuat Jeslyn kesal kepada Zara. Tidak hanya jago bermain basket, ternyata Rafa merupakan anak yang pintar, terlihat saat Rafa dengan sangat mudahnya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, sedangkan Zara harus bersusah payah untuk menyelesaikan tugas tersebut. 

Happy Reading

“Selamat pagi anak-anak ku sekalian” kata Kepala Sekolah kepada siswa-siswi SMP. 

“Selamat pagi pak” balas siswa-siswi yang sedang berbaris di Lapangan. 

“Bapak ingin menyampaikan informasi kepada kalian. Bahwa sebentar lagi sekolah akan mengadakan kegiatan porseni, yang dimana setiap kelas harus mempersiapkan setiap perwakilannya untuk mengikuti setiap perlombaan yang diadakan” jelas Kepala Sekolah yang disambut antusias oleh setiap murid yang ada. 

“Dan untuk perlombaan apa saja yang akan diadakan, nanti akan diumumkan oleh osis melalui mading sekolah. Anak-anak bisa melihatnya sebentar” lanjut Kepala Sekolah. 

Setelah mendapatkan penyampaian dari Kepala Sekolah, setiap kelas mulai membagi perwakilan yang akan mengikuti setiap lomba yang diadakan. 

“Jadi untuk yang pertandingan basket lo yang atur ya Raf, gue gak tahu siapa-siapa yang jago main baske” ucap ketua kelas dan dijawab anggukan oleh Rafa. 

“Untuk perlombaan menyanyi, kira-kira siapa yang bisa?” tanya ketua kelas kepada teman-temannya. 

“Zara aja” kata Jeslyn membuat Zara kaget dan panik mendengar namanya disebut. 

“Apaan sih Jes main sebut nama orang aja” ucap Zara marah. 

“Zara suaranya bagus, gue sering dengar dia nyanyi” kata Jeslyn membuat Zara semakin murka kepadanya. Sebenarnya Zara memiliki suara yang bagus, tetapi dirinya sangat tidak PD jika disuruh nyanyi di depan orang banyak. 

“Gimana Zar?” tanya ketua kelas. 

“Gue gak bisa” jawab Zara. 

“Ayo lah Zar, bantuin kelas kita. Soalnya kalau gak ikut kelas kita harus bayar denda” ucap ketua kelas membuat Zara menjadi terpojok. 

“Iya Zar, gue juga pernah dengar suara lo dan gak jelek-jelek amat” timpal Jacob. Karena melihat teman-temannya yang sudah berharap kepadanya, mau tidak mau Zara akhirnya menyetujuinya. 

Setelah pembahasan proseni selesai, Zara dan teman-temannya pun mulai mengikuti kegiatan pembelajaran.

“Gila sih, PR susah banget” keluh Jeslyn. 

“Lo kira gue juga bisa kerjainnya” kata Zara. 

“Eleehh.. tadi di kelas lo bisa-bisa aja ngerjainnya” kata Jeslyn yang tidak percaya jika Zara tidak bisa.

“Itu karena udah di contohin. Kalau ini emang ada contohnya?” tanya Zara. 

“Udah lah gak usah di bahas” ucap Jeslyn tanpa menjawab pertanyaan Zara. 

Saat sedang berjalan menuju kantin, tanpa sengaja mereka melewati ruangan basket yang jika di dengar dari suaranya ada Jacob dan Rafa bersama temannya yang lain. 

“Lo udah tahu belum kalau Rafa tuh jago banget main basketnya?” tanya Jeslyn kepada Zara. 

“Lo tahu dari mana?” bukannya menjawab Zara malah balik bertanya. 

“Yee.. beritanya udah tersebar di sekolah” jawab Jeslyn. 

“Oh” ucap Zara membuat bingung Jeslyn. 

“Lo cuma jawab oh?” tanya Jeslyn.

“Terus gue harus jawab apa?” tanya Zara balik. 

“Terserah lo deh Zar” kata Jeslyn yang sudah pasrah dengan sikap temannya tersebut. Sedangkan Zara hanya tertawa melihat perilaku Jeslyn. 

Dan diruangan basket Rafa sedang mengumpulkan teman-teman kelasnya dan membaginya sebagai pemain inti dan pemain cadangan. 

“Semuanya udah tahu kan posisi masing-masing?” tanya Rafa memastikan timnya kembali. 

“Siap” jawab semuanya serempak. 

“Nanti gue kabarin lagi kapan dan dimana kita latihan” ucap Rafa. Setelah itu mereka pun bubar dan keluar dari ruangan basket. 

“Raf tuh Zara” ucap Jacob yang ingin menggoda Rafa. 

“Terus?” tanya Rafa sambil mengangkat satu alisnya. 

“Lo gak mau samperin?” tanya Jacob balik. 

“Buat apa” jawab Rafa dan langsung berjalan menuju toilet. 

Kegiatan belajar mengajar pun akhirnya selesai dan semua siswa-siswi pun mulai berhamburan keluar dari kelas masing-masing. 

“Yuk Zar” ajak Jeslyn.

“Bentar” kata Zara sambil memasukkan peralatan tulisnya ke dalam tas. 

“Zar lo kapan latihannya?” tanya Jacob.

“Besok katanya baru mau ambil nada kalau waktu Latihan  belum di kasih tahu” jawab Zara. 

“Yuk” kata Zara kepada Jeslyn dan langsung meninggalkan kelas. 

“Zara emang bisa nyanyi beneran?” tanya Rafa yang penasaran. 

“Lo harus dengar suaranya sih kalau nyanyi. Bagus banget” jawab Jacob. 

“Lo pernah dengar?” tanya Rafa lagi. 

“Waktu itu gue gak sengaja lewat toilet cewek terus gue dengar ada yang nyanyi pas keluar ternyata yang nyanyi Zara” jawab Jacob membuat Rafa semakin penasaran dengar suara Zara. 

Sekolah pun mulai semakin sepi dan satu persatu murid di SMP tersebut meninggalkan sekolah. 

Malam hari pun tiba, saat Zara sedang mencoba untuk mengerjakan PR yang diberikan oleh gurunya ternyata dirinya sama sekali tidak bisa, sedangkan Zara merupakan anak yang merasa tidak tenang jika PR nya belum selesai walaupun belum waktunya untuk kumpul. 

“Gimana ini, gue sama sekali gak bisa. Perasaan tadi waktu di ruang komputer bisa-bisa aja gue kerjain” gerutu Zara yang merasa gemas dengan PR nya. 

“Apa gue coba tanya Rafa kali ya, tadi dia juga jago kerjainnya” ucap Zara dan mengambil handphonenya kemudian mencari nomornya di group kelas. 

*Chat

Zara : Raf ini gue Zara

Rafa : Kenapa?

Zara : Lo sibuk? 

Rafa : Ini habis latihan basket sama anak-anak. 

Zara : Lo belum ngerjain tugas web?

Rafa : Belum. Kenapa?

Zara : Gue mau ngerjain tapi gue gak tahu caranya. 

Rafa : Lo dimana?

Zara : Di rumah. 

Rafa : Gue masih diluar ini. Lo kirim alamat email lo sekarang.

           Udah dulu gue mau lanjut latihan. 

“Malam-malam gini latihan. By the way dia ngapain minta email gue ya” gumam Zara bingung sambil mengirimkan alamat emailnya. Setelah itu Zara pun menyiapkan diri untuk tidur. 

Keesokan harinya Zara yang sedang berjalan di koridor sekolah, tanpa sengaja melihat Jeslyn yang sedang serius mengobrol dengan Rafa. Zara pun berjalan menuju kedua orang tersebut, karena memang sejak tadi dirinya mencari temannya itu. 

“Raf gue minta tolong ini” ucap Jeslyn dengan nada memohon. 

“Gue gak bisa Jes, minta tolong yang lain aja” ucap Rafa mengabaikan Jeslyn yang sejak tadi mengikutinya.

“Semuanya juga gak bisa” kata Jeslyn sambil mengikuti Rafa. 

“Ya minta tolong siapa kek, kepala gue lagi mumet ini” kata Rafa yang sudah tidak tahan dengan apa yang dilakukan Jeslyn. 

“Ada apa ini?” tanya Zara yang tiba-tiba muncul. 

“PR lo udah selesai Zar?” bukannya menjawab Jeslyn malah memberikan pertanyaan balik kepada Zara. 

“Gue gak tau, soalnya dia yang ngerjain” jawab Zara sambil menunjuk Rafa. 

“Gue udah kirim ke email lo” kata Rafa yang memang ingin memberitahukan Zara mengenai PR tersebut. 

“Oh jadi gitu ya lo Raf. Gue aja minta tolong dari semalam sampai jungkir balik dan nangis darah, lo gak mau nolongin gue sedangkan Zara PR nya udah lo kerjain” ucap Jeslyn dengan nada yang sangat emosi karena merasa Rafa sangat pilih kasih. 

“Bukan gitu Jes” kata Rafa mencoba menenangkan temannya itu. 

“Nah loh Raf, Jeslyn ngambek” bukannya membantu Rafa, Zara malah memanas-manasi keadaan. 

“Jahat lo Raf. Ayo Zar kita ke kantin” ucap Jeslyn sambil mengajak Zara untuk pergi dari hadapan Rafa. 

“By the way, terima kasih ya Raf” ucap Zara yang tidak lupa berterima kasih kepada Rafa karena sudah mau membantunya mengerjakan PR itu. 

“Udah ayo Zar” kata Jeslyn yang sudah sangat muak melihat wajah Rafa. Akhirnya kedua perempuan itu pergi meninggalkan Rafa yang hanya diam melihat sikap mereka. 

“Terus tugas lo gimana Jes?” tanya Zara yang sebenarnya merasa tidak enak kepada temannya itu. 

“Gue gak tahu nih Zar” jawab Jeslyn dengan nada sedih. 

***

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Cinta Datang Terlambat (Part 4)
0
0
Hari porseni merupakan hari yang menguntungkan bagi Rafa. Bagaimana tidak, disaat seperti itu Rafa memiliki kesempatan untuk bisa dekat dan mengenal Zara. Seperti saat porseni hari pertama selesai, Rafa tanpa ragu mendekati Zara yang sedang berdiri sendirian menunggu jemputan, bahkan apa yang diketahui Rafa tentang dirinya membuat Zara kaget sekaligus bingung. Dan berlanjut sampai hari kedua porseni, dimana Rafa dibuat terpukau dengan apa yang telah dilakukan Zara, sampai membuat laki-laki itu tidak bisa menahan senyumnya. 
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan