Cinta Datang Terlambat (Part 5)

0
0
Deskripsi

Melihat Rafa yang sepertinya sedang tidak konsentrasi dalam menghadapi pertandingan basket, membuat Zara berinisiatif untuk memberikan masukan kepada laki-laki itu, tetapi malah dirinya yang diledek oleh Rafa. Bahkan saat Rafa mengantarnya untuk pulang, laki-laki itu masih saja meledeknya dengan membahas kembali perkataan yang dirinya ucapkan untuk Rafa. 

“Selamat sore menjelang malam anak-anak” ucap kepala sekolah. 

“Sore pak” jawab seluruh murid yang sedang berada di setiap tribun lapangan basket. 

“Seperti yang kita telah laksanakan beberapa hari kemarin, malam ini akan menjadi hari terakhir kegiatan porseni ini diadakan dan bapak berharap dari pertandingan basket malam ini tidak ada yang saling salah-salahan sesudah dari sini atau pun berniat untuk melakukan kecurangan, karena pada dasarnya kegiatan porseni ini di adakan hanya untuk meningkatkan kemampuan kalian baik dalam bidang olahraga maupun seni dan juga bapak harap setelah kegiatan ini kalian bisa lebih sportif dalam berkompetisi nantinya dalam hal apa apapun” jelas kepala sekolah. 

Setelah kepala sekolah menyampaikan sepatah dua kata, pertandingan basket di mulai antara tim Rafa dan tim kelas XI-C. Pada kuarter pertama dan kedua ternyata tim Rafa harus menerima jika skor mereka sangat tertinggal jauh dari skor lawan, sehingga membuat seluruh murid kelas X-B cemas dan panik. 

“Gimana?” tanya Zara yang ternyata baru datang. 

“Lo lama banget datangnya. Nih kita semua pada cemas tahu” ucap Jeslyn yang melihat temannya baru saja datang.

“Sopir gue gak ada, jadi gue susah dapat izin dari nyokap” ucap Zara menjelaskan alasan dirinya terlambat. 

“Tuh lihat skor kita” tunjuk Jeslyn kepada sebuah papan skor. Zara yang melihat papan itu terlihat ikutan kaget. 

Ternyata setelah memberikan arahan kepada timnya, tanpa sengaja Rafa melihat jika dikuris penonton ada Zara yang sepertinya baru saja datang, karena terlihat dari mimik wajahnya yang kaget melihat skor yang ada. 

Suara pluit pun berbunyi tanda permainan di kuarter ke tiga akan dimulai. Terdengar suara Rafa yang mencoba membangun semangat teman-temannya. 

Semua yang menonton pun terlihat sangat serius, apalagi terlihat tim Rafa yang mencoba mengejar ketertinggalan skornya, tetapi sangat disayangkan sedikit lagi tim Rafa akan mengungguli skor dengan selisih yang sangat tipis sekali dan kesempatan tim Rafa untuk bisa menang sisa satu kuarter lagi. 

“Gimana nih Zar?” tanya Jeslyn yang sudah frustasi melihat pertandingan tersebut. Zara pun yang ditanya hanya bisa diam, tetapi tanpa disadari ternyata arah matanya sedang melihat ke arah Rafa yang sedang duduk di bangku pemain. 

“Dia kenapa ya, seperti gak konsentrasi” batin Zara. 

“Zar.. Zaraa..” panggil Jeslyn yang membuat Zara tersadar. 

“Kenapa?” tanya Zara. 

“Gue haus lo mau nitip gak?” tanya Jeslyn. 

“Boleh. Air mineral aja” jawab Zara dan langsung disetujui oleh Jeslyn. 

Saat menoleh kembali Zara tidak melihat Rafa yang sedang bersama timnya, dirinya pun celingak celinguk mencari keberadaan Rafa. Dann…. Ketemu. Zara pun langsung berlari turun dari kursi penonton dan mengambil minuman yang berada ditangan Jeslyn. 

“Zar itu belum dibayar” teriak Jeslyn tetapi tidak di indahkan oleh Zara. 

“Huffhh… dia kemana. Perasaan kesini tadi” gumam Zara yang kehilangan jejak Rafa. 

“Ngapain lo disini?” tanya seseorang yang berada dibelakang Zara. Zara yang mendengar suara tersebut langsung berbalik dan melihat Rafa yang sedang berdiri tidak jauh darinya. 

“Gue kira lo kabur, padahal bentar lagi pertandingannya dimulai” ucap Zara beralasan. 

“Gue ke WC” kata Rafa membuat Zara merasa tidak enak. Zara pun hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. 

“Ini” ucap Zara memberikan minuman yang sejak tadi dibawanya. Jujur dirinya pun sebenarnya bingung ada apa dengan dirinya yang sekarang. 

Melihat botol minuman yang diberikan Zara, Rafa pun mengambilnya dan langsung meneguknya. 

“Lo kalau ada masalah mending lo kesampingkan dulu, soalnya anak-anak semuanya berharap sama lo, kalau permainan lo gak bagus kasihan tim lo jadi keteteran juga mainnya” ucap Zara mencoba memberikan masukan Rafa. Rafa yang pertama kali mendengar kalimat seperti itu dari Zara, merasa tidak sanggup untuk tidak tertawa. 

“Lo kenapa ketawa?” tanya Zara yang merasa diejek oleh Rafa. 

“Sorry sorry. Gue ngerasa aneh aja dengar lo ngomong kayak gitu” jawab Rafa mencoba untuk berhenti tertawa.

“Yaudah kalau gak mau terima masukan orang lain” ucap Zara yang sudah siap untuk pergi, tetapi lengannya ditahan oleh Rafa. 

“Sorry” ucap Rafa dan langsung melepas pergelangan Zara. 

“Thanks ya masukannya” ucap Rafa lagi dengan tulus sambil tersenyum manis. Tanpa sadar ternyata membuat jantung Zara saat ini menjadi tidak nyaman. 

“Okay” hanya itu yang bisa Zara ucapkan dan langsung pergi meninggalkan Rafa. 

Suara pluit pun berbunyi pertanda kuarter terakhir akan dimulai. Kedua tim sudah masuk ke dalam lapangan termasuk Rafa. Sedangkan Zara sudah kembali ke kursi penonton bersama Jeslyn dan teman-teman lainnya. 

Terlihat secercah harapan dari tim Rafa karena mereka bisa mengungguli skor dari lawan, biarpun masih saling mengejar satu dengan yang lain. Seluruh penonton pun berteriak memberikan dukungan kepada kedua kelas yang sedang bertanding. Dan di detik terakhir tanpa sengaja Rafa melihat Zara yang sangat serius melihatnya, membuat dirinya hampir saja tidak konsentrasi karena menurutnya wajah Zara yang seperti itu sangatlah lucu. 

Shot… Bersamaan dengan suara bola yang masuk ke dalam ring dan suara pluit dari wasit, menandakan jika pertandingan basket telah selesai. Semua murid kelas X-B bersorak gembira karena ternyata Rafa lah yang menambahkan 3 poin untuk timnya, sehingga membuat skor mereka menjadi unggul 2 poin dari tim lawan. Semua itu tidak luput dari pandangan Zara, dirinya sangat jelas melihat bagaimana Rafa memasukkan bola tersebut dari jarak yang cukup jauh. 

“Yeeyyyy…. Zar kita menang” ucap Jeslyn yang sudah sangat heboh, membuat Zara hanya bisa tertawa melihat perilaku temannya itu.

Akhirnya kegiatan porseni pun telah selesai dan ditutup dengan kemenangan pertandingan basket dari kelas X-B.

“Lo emang keren sih Raf. Gak salah lo jadi kapten tim basket kita” puji Jacob yang tidak bisa memungkiri kehebatan Rafa. 

“Biasa aja” ucap Rafa yang merasa di lebih-lebihkan oleh Jacob. 

“Tapi emang lo keren Raf” timpal Jeslyn yang sudah datang bersama Zara. 

“Thanks kalau gitu” ucap Rafa kepada Jeslyn. 

“Zar lo balik sama siapa?” tanya Jeslyn. 

“Gak tau, paling gue naik taksi online aja” jawab Zara. 

“Eh jangan, entar gue lagi yang diomelin orang tua lo. Apa lagi ini udah malam banget” ucap Jeslyn yang khawatir karena jalanan yang sudah mulai terlihat sepi. 

“Lo pulang sama Rafa aja. Raf bisa kan?” tanya Jeslyn yang membuat Zara kaget. 

“Gak usah, gue naik taksi online aja” tolak Zara merasa tidak enak. 

“Biar gue yang antar, ini udah malam dan jalanan udah sepi. Kalau lo naik taksi yang ada itu jadi kesempatan buat sopir taksinya” jelas Rafa membuat Zara menjadi takut sendiri. 

“Iya Zar lo sama Rafa aja ya” ucap Jeslyn. Akhirnya Zara pun menerima jika dirinya diantar pulang oleh Rafa. 

Semuanya pun pulang dengan kendaraan masing-masing, termasuk Rafa dan Zara yang sudah sejak tadi meninggalkan lapangan basket. Selama perjalan hanya suara angin lah yang terdengar, karena dari keduanya tidak ada yang memulai pembicaraan sama sekali. 

“Thanks ya” ucap Rafa dengan suara sedikit keras, takut jika Zara tidak mendengarnya. 

“Terima kasih kenapa?” tanya Zara. 

“Karena udah kasih masukan ke gue tadi” jawab Rafa yang sudah ingin tertawa mengingat kembali perkataan Zara. 

“Gak usah dibahas” kata Zara yang merasa dipermainkan oleh Rafa. 

“Kenapa datangnya terlambat tadi?” tanya Rafa lagi mencoba menghilangkan kecanggungan antara mereka berdua. 

“Susah dapat izin dari nyokap” jawab Zara singkat. 

“Lo kok bisa tau alamat gue?” giliran Zara yang bertanya balik. 

“Gue pernah lihat lo lagi buang sampah” jawab Rafa. 

“Kok lo bisa lihat gue?” tanya Zara lagi. 

“Karena gue punya mata” jawab Rafa dengan nada bercanda, membuat Zara pun menjadi kesal dan tanpa sengaja memukul punggung Rafa. 

“Aduh” keluh Rafa setelah menerima pukulan dari Zara yang tiba-tiba. 

“Gue serius. Kenapa lo bisa lihat gue lagi buang sampah?” tanya Zara kembali. 

“Rumah gue satu jalur dengan rumah lo. Waktu itu gue baru balik dari latihan, terus gue lewat rumah lo dan lihat lo keluar dari rumah lagi buang sampah” jawab Rafa jujur dan Zara pun hanya ber-oh. 

“Pegangan” kata Rafa tiba-tiba yang berniat mengerjai Zara dengan menaikkan kecepatan motornya, membuat Zara dengan otomatis langsung memeluk erat tas ransel yang berada dipundak Rafa. Rafa yang melihat wajah Zara dari kaca spion, sambil menormalkan kembali laju motornya, hanya tertawa terbahak-bahak. 

***

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Putri Kecil Ku | Extra Part 1
0
0
Setelah Mitha memaafkan Erlangga, akhirnya mereka pun bisa bersama dalam sebuah ikatan pernikahan dan hidup layaknya keluarga harmonis. Disaat Mitha sedang menikmati kehidupannya sebagai seorang ibu sekaligus seorang istri, tiba-tiba ia dikejutkan akan kehadiran seseorang yang sama sekali tidak ia kenali, tetapi orang tersebut nyatanya sangat mengenal sang suami. 
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan