Love From Heaven (Antologi Religi Romance)

4
1
Terkunci
Deskripsi

Di dalam antologi ini berisi cerpen-cerpen religi romance yang sarat akan makna. Cocok untuk mengisi waktu luang kamu di bulan Ramadhan ini. 

Daftar isi:  

  1. My Bestfriend's eye
  2. Jodoh Tak Pernah Salah
  3. Matahari Tersenyum di Langit Aussie
  4. Rahasia Jodoh Dira
  5. Mimpi dan Anugerah
  6. Jodoh Untuk Hani
  7. Cinta itu Apa Adanya
  8. Sahabat Senja
  9. Dear My Prince

10. Hadiah Untuk Penantianku 

11. My First Love Story
 

Note: gunakan kode voucher HEAVEN untuk mendapatkan potongan harga sebesar 3000 rupiah (sampai 03 Mei 2022)

1 file untuk di-download

Unlock to support the creator

Choose Your Support Type

Post
1 konten
Akses seumur hidup
150 (IDR 15,000)
Berapa nilai Kakoin dalam Rupiah?
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Kategori karya
CerpenAntologiReligi
Selanjutnya I'm (Not) The DUFF (Bab 1-3)
21
2
Blurb: Jemimma tidak secantik dan sekalem Fuchsia. Kenyataan bahwa mereka bersahabat, membuat Jemimma menjadi seorang DUFF. Orang-orang mengenalnya sebagai sahabat Sia, bukan Jeje dengan kepribadian yang asli.Kemunculan Miko yang mendekatinya membuat Jeje merasa bahwa laki-laki itu berbeda. Namun sayang, ternyata Miko hanya memanfaatkannya untuk mendekati Sia. Dan Jeje sulit untuk menolak permintaan tolong pria itu.Note: Ini on going ya, teman-teman. Aku update per 3 bab. Jumlah keseluruhan kurang lebih 10 bab. Jika ingin sekali baca, bisa tunggu versi full ya. Thank you ♡***Bab 1Kalian pernah menonton film berjudul The DUFF? Film yang menceritakan tentang Bianca dan posisinya sebagai the duff dari kedua sahabatnya yang bernama Casey dan Jess? Duff di sini bukan arti harfiahnya ya, tapi singkatan dari Designated Ugly Fat Friend. Seseorang dengan wajah buruk rupa dan tubuh berisi yang menjadi bayang-bayang dari sahabat good looking-nya.Dan ... ya, aku adalah Bianca di real life. Walaupun badanku tidak gemuk, justru kecil dan cenderung kurus untuk perempuan seusiaku, tapi wajahku memenuhi kriteria DUFF itu. Dan posisi sebagai sahabat dari Fuchsia—si cantik berhati malaikat—, ikut mendukung peranku. Sejak kami SD, aku dan Sia selalu bersama ke mana pun kami pergi. Bahkan ketika dia pindah ke ibukota pun, secara kebetulan dua tahun kemudian aku juga diterima bekerja di sana. Di tempat Sia juga bekerja, bahkan di divisi yang sama.Itulah kenapa orang-orang mengenalku sebagai sahabat Sia, pengikut Sia, bahkan bayangan Sia, bukan Jemimma dengan kepribadian aslinya. Setiap berpapasan dengan orang, selalu Sia yang disapa. Bahkan meski ada yang menyapa ketika aku sedang tak bersama Sia, lebih karena mereka menitip salam untuk sahabatku itu. Dan tak jarang pula, aku didekati seorang pria hanya agar mereka bisa menggali informasi tentang Sia. Menyedihkan, bukan?Sayangnya aku tak pernah bisa membenci Sia. Aku juga tidak punya niatan seperti itu. Karena seperti julukannya, kecantikan Sia bukan hanya di fisik, tapi juga hatinya. Dia tidak pernah tidak tulus kepadaku. Tak terhitung berapa banyak bantuan dan dukungan yang dia berikan untukku selama kami bersahabat. Bahkan saat SMA, dia pernah memutuskan pacarnya yang terang-terangan mengolok wajahku.Hai, Sia.Hai, Cantik.Lipstik lo beda hari ini, Si. Makin cantik.See? Baru aku bilang, sekarang sudah kejadian, bukan? Beberapa rekan kantor yang berpapasan dengan kami, tak ada satu pun yang menganggap keberadaanku.Mau maksi, Kak Fuchsia?Bahkan ketika kami di lift, bergabung dengan satu orang yang lebih dulu masuk, dia tetap menyapa Sia.Iya, sama Jeje nih. Sia menjawab dengan ramah. Lo mau maksi juga, Desti?Iya, Kak. Ke kafe yang baru buka di seberang GOR itu. Mau ikut nggak, Kak?Sia merangkul lenganku. Gimana, Je?Aku menaikkan kedua alis. Katanya mau coba seblak mercon di kafetaria bawah?Oh yang menu baru itu, Kak Jojo?Aku dan Sia saling pandang, sebelum kami tertawa bersama. Kutolehkan kepala ke arah Desti yang menatap kami bingung.Gue Jeje. Lo kudu bikinin bubur merah sama minta izin ortu gue kalau mau ganti nama.Eh, sorry. Desti menyengir. Gue suka kelupaan nama Kakak.Aku hanya mendengus. Mau ikut kita aja? Daripada sendirian.Nggak, ah. Gue kan pengen ke kafe. Bersamaan dengan itu, pintu lift terbuka. Desti bergegas keluar. Bye, Kak Sia sama Kak Jojo.Gue Jeje!Sia tertawa sambil mengusap-usap lenganku. Sabar, Je.Masih muda udah pikun. Sia kembali tertawa mendengar gerutuanku. Lo mah ketawa mulu.Ya terus gue harus ngapain?Aku menatapnya jail. Traktir gue seblak, dong.Boleh. Sia tersenyum lebar, sambil menggandengku memasuki kafetaria. Kemarin gue baru dapat duit jajan dari Ochi.Aku melongo. Wah mantap.Sia tertawa sambil mengangguk. Kemarin duit royalti novelnya udah turun.Novel ketiga yang kejual 1000 copy itu?Iya. Seneng banget dia, sampai beliin hadiah buat Mama sama Papi.Gue nggak dikasih? Tega bener tuh bocil, lupain gue.Sia menepuk bahuku. Entar malem lo ke rumah, tagih ke dia.Ide bagus.Kami berdua tertawa. Namun langsung terhenti saat seseorang tiba-tiba muncul.Hai, Jeje.Aku mengangkat satu tangan sejajar telinga. Hai.Hai, Miko.Uhm ... hai, Fuchsia.Aku menyeringai geli ketika ekspresinya berubah gugup. Pria yang hari ini terlihat tampan dengan celana bahan hitam dan kemeja slim fit warna krem ini, bernama Miko. Bisa dibilang satu-satunya orang di kantor ini yang melihat dan menyapaku. Seseorang yang tepat sebulan setelah aku menjadi karyawan di kantor ini, mengajakku berteman.Kalian mau makan?Ya iyalah. Di kafetaria emang mau ngapain kalau nggak makan?Miko menanggapi balasanku dengan dengusan. Mau pesen apa? Biar gue yang pesenin, kalian cari meja duluan.Wah makasih, Miko. Sia tersenyum lebar, yang dibalas Miko dengan cengiran. Sedangkan aku hanya mengangkat sudut bibir, tahu sekali maksud Miko melakukan itu.Kita mau pesen menu baru, kataku.Miko melirik papan menu. Seblak mercon? Kemudian menatapku sambil mengernyit. Pedes?Kalau manis, namanya seblak kecap, Mik. Dan sedetik setelahnya aku memekik ketika dia menyentil keningku.Sebagai pecinta seblak, gue sama Jeje penasaran sama rasanya.Aku mengangguk. Kali aja rasanya cocok, biar tiap hari bisa makan seblak tanpa harus jauh-jauh dari kantor. Ya kan, Si?Betul sekali.Miko hanya mengangguk-angguk. Oke, kalian cari meja dulu.Aku dan Sia langsung mencari meja yang masih kosong. Ketika Sia sibuk membalas pesan dari Tante Mia—mama tirinya yang masih sangat-sangat muda itu—, aku menyangga dagu sambil memandangi Miko yang sedang menunggu pesanan. Pikiranku berkelana ke empat bulan lalu, di mana kami pertama kali berkenalan.Hari itu Sia sedang ada dinas ke luar kota. Aku yang memang tidak mudah berakrab ria sembarang orang, lebih memilih makan siang sendiri. Tiba-tiba, seorang pria datang dan duduk di depanku.Hai.Aku mengangguk. Sedikit heran kenapa dia mendatangiku. Jika penyebabnya karena kehabisan meja, itu jelas tidak mungkin. Karena masih banyak meja kosong lain di sekitar. Pun, dia bukan bagian dari divisi tempatku dan Sia.Gue Miko.Untuk sejenak aku terdiam menatap uluran tangannya. Sebelum akhirnya membalas dengan menjabatnya. Jemimma.Dia tersenyum tipis. Temennya Fuchsia?Aku mengangguk. Lo kenal Sia?Miko hanya tersenyum dan mengedikkan bahu. Sementara aku termenung dan spontan terkekeh. Aku lupa kalau Sia sangat terkenal di kantor ini.Hari-hari setelahnya, Miko selalu menyapaku tiap berpapasan. Dia mendatangiku, mengajakku berbicara tentang apa pun. Meski pada akhirnya aku yang lebih banyak bicara dan dia mendengarkan. Obrolan kami pun nyambung, membuatku bisa menjadi diri sendiri ketika di depannya.Wah, thank you, Miko.Aku menatap Miko yang meletakkan mangkuk di depan Sia, sementara piring di depanku. Keningku berkerut.Gue kan pesen seblak. Kenapa lo bawain nasi goreng?Miko mengedikkan. Seblaknya sisa satu porsi aja.Aku melongo, kemudian mendengus. Hanya tersisa satu porsi dan ... aku tidak mungkin berharap jika Miko mendahulukanku, bukan? Jelas ini saat yang tepat untuk menarik perhatian Sia.Karena kita berteman, lo mau kan bantu gue deketin Fuchsia?Itu yang dia katakan sebulan setelah kami kenal. Dan ya, untungnya aku belum terbawa perasaan dengannya. Karena akan merepotkan jika aku sudah melibatkan hati ketika menyadari bahwa Miko sama seperti pria lain—menjadikanku seorang DUFF.***Dukung untuk membaca lebih lanjut ♡
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan