
Dinda tahu, laki-laki yang ada didepannya sedang memikirkan cara untuk bisa membuat Dinda selamat.
“Dulu aku sudah memberitahu Sukmaadji untuk tidak menyerang api dengan api. Tapi omonganku tidak pernah dia dengarkan. Sekarang justru malah menjadi bumerang buat kita disini” Lanjut Pak Kusno.
Matahari sudah mulai nampak jelas sekarang, embun pagi yang tadi dilihat Dinda mulai menghilang. “Apa yang harus Dinda lakukan?” ucap Dinda lirih.
“Saya juga tidak tahu Din, yang harus kita...
Lebur Sukma
28
16
12
Selesai
Derasnya air hujan dan suara gemuruh guntur yang saling bersahutan tidak membuat langkah kedua suami istri itu terhenti. Mereka terus saja melangkah bahkan tidak memperdulikan kondisi mereka yang sudah renta. Rasa khawatir terus saja muncul dihati mereka tatkala baru saja ada sebuah pertanda yang muncul setelah puluhan tahun tidak terlihat. “Pak...” panggil Marni, akan tetapi Kusno tidak menanggapi panggilan istrinya. Matanya terus terpancang pada rumah yang memiliki banyak kenangan didalamnya. Bagai sebuah roll film yang diputar begitu cepat, ingatan demi ingatan muncul dibenak laki-laki tua itu. Mengusap matanya yang perih karena genangan air mata bercampur air hujan. Kusno kembali melangkah dan buru-buru membuka pintu. Namun saat dirinya membuka pintu dan melihat kedalam seketika tubuhnya terhenti... “Kita terlambat Bu...” ucap Kusno yang langsung bersandar pada dinding sampai tubuhnya merosot.
1 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Labuh Mayit - Persimpangan ( Part 6 )
1
0
“Tetap ditempatmu, Ji. Ini belum selesai” ujar Maya ngos-ngosan. Menggunakan sisa tenaga miliknya, Maya kembali duduk bersila, dia tahu cara untuk menghilangkan pagar gaib. Sama halnya dengan membuat, namun karena pagar gaib yang ada di rumah Panji memiliki energi negatif yang besar, tentu akan menguras energinya. Maya mulai memusatkan energinya lagi, terus saja dia meleburkan pagar yang ada dirumah Panji. Dia tahu alasan kenapa Cempoko Kuning memintanya untuk menghancurkan pagar ini. Bermaksud agar dia dan Kromosengkono bisa masuk dan membantu Maya dan Bima. “Bim... syukurlah” ucap Panji saat melihat, Bima bergerak. “Tetap ditempatmu Ji, Bima belum kembali” ucap Maya panik, dia tahu itu bukan Bima. Energi yang dipancarkan dari tubuh Bima benar-benar mirip dengan Sembojo.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan