
Tangan pucat itu mulai bergerak ke atas, seperti mencengkeram gumpalan hitam berteksture. Hingga, aku kembali menjerit sekuat tenaga, saat benda yang di cengkeram itu adalah kepala seorang pria.
Ku lihat kepala itu, begitu pucat. Darah menetes dari lubang hidung dan mulutnya. Begitu syoknya diriku. Bagaimana mungkin, kepala Pak Suhar bisa ada disitu.
Lalu setelahnya semua menjadi gelap...
Kromoleo
9
0
6
Berlanjut
4 orang laki-laki di depan ku mulai bergerak. Masing-masing dari mereka mengangkat ujung dari keranda bambu. Sedang dua orang lainnya hanya berdiri menundukkan kepala. “Kromoleo” Aku terkesiap, saat mendengar saura laki-laki serak dan lirih. Seketika itu pula terjadi pergerakkan pada tubuh yang menggantung itu.Ku kerlingkan pandangan ke atas. Namun ternyata itu adalah kesalahan, benar-benar kesalahan besar. Kini yang ku dapati jauh lebih mengerikan. Matanya melotot, lidahnya menjulur, serta suara cekikan yang membuat bulu kuduk meremang.“Moleh nduk, moleh” Ucapnya terbata tak jelas. “Ibuuuuu” teriak ku nyaring.
1 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Kromoleo - Part 4
2
0
Hingga, kepala laki-laki itu meneleng ke kanan dan kiri. Ia melangkah perlahan ke arah ku. kami tak berjarak. Tangannya kembali masuk ke dalam kendi. Kemudian, tangan pucat itu tertarik ke atas perlahan. Aku bergeming, saat melihat kepala Sakti terpampang jelas di depan ku. Lalu tanpa rasa bersalah sedikitpun, laki-laki itu langsung menjatuhkan kepala Sakti tepat di depan ku. “Arrrrgggggg” Teriak ku begitu kencang. Aku bergerak membabi buta, berusaha untuk keluar dari tempat ini. Tak peduli menabraknya atau tidak.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan