
Segera aku berpaling ke arah Sakti. Bocah itu masih diam meringkuk ketakutan. Bahkan ia mulai mengeluarkan suara isakan.
“Moleh, moleh” (pulang, pulang) lirihnya.
Aku kembali melihat ke depan. Orang-orang itu begitu mengerikan, 6 orang dewasa berdiri di tengah jalan denan latar belakang gelapnya malam berkabut dengan memanggul keranda dari bambu tanpa isi.
Tiba-tiba saja mereka bergerak. Panik aku menoleh ke arah Sakti, namun hal yang kutemui justru membuat ku jauh lebih panik.
“Sakti” panggilku
Kromoleo
9
0
6
Berlanjut
4 orang laki-laki di depan ku mulai bergerak. Masing-masing dari mereka mengangkat ujung dari keranda bambu. Sedang dua orang lainnya hanya berdiri menundukkan kepala. “Kromoleo” Aku terkesiap, saat mendengar saura laki-laki serak dan lirih. Seketika itu pula terjadi pergerakkan pada tubuh yang menggantung itu.Ku kerlingkan pandangan ke atas. Namun ternyata itu adalah kesalahan, benar-benar kesalahan besar. Kini yang ku dapati jauh lebih mengerikan. Matanya melotot, lidahnya menjulur, serta suara cekikan yang membuat bulu kuduk meremang.“Moleh nduk, moleh” Ucapnya terbata tak jelas. “Ibuuuuu” teriak ku nyaring.
1 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Kromoleo - Part 3
1
0
Tangan pucat itu mulai bergerak ke atas, seperti mencengkeram gumpalan hitam berteksture. Hingga, aku kembali menjerit sekuat tenaga, saat benda yang di cengkeram itu adalah kepala seorang pria. Ku lihat kepala itu, begitu pucat. Darah menetes dari lubang hidung dan mulutnya. Begitu syoknya diriku. Bagaimana mungkin, kepala Pak Suhar bisa ada disitu. Lalu setelahnya semua menjadi gelap...
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan