
“WHUAHAHAH” terdengar suara Kromosengkono gembira, sedang Pak Arif merasa benar-benar bahagia melihat itu. “MODAR KOE KABEH” (mati kamu semua) ucap Kromosengkono. “Ra mungkin, ora mungkin” (Tidak mungkin, tidak mungkin) ucap Dewi terlihat shock melihat benda yang ada di tangan Bima.
KI Ganang juga mundur beberapa langkah, keterkejutannya membuat dirinya tidak bisa mengatakan apa-apa dalam beberapa saat. Bima mencoba mengatur nafasnya, darah yang masih menetes dari sudut bibirnya. Pelahan dia bangkit....
Cerita Tentang Mereka
38
17
29
Selesai
Takut? Sebagian orang mungkin akan merasakan takut dengan kehadiran mereka tapi aku disini memang sudah di cap untuk bisa melihat dan berinteraksi dengan mereka. Beranjak dari tempat tidur yang menjadi saksi pertama kali aku bisa melihat sosok-sosok tersebut. Ini adalah kisahku, kisah dimana aku pertama kali bertemu dengan sosok mereka dan segala kegilaan yang hadir dalam hidupku. Lucu? memang sebagian bisa dianggap bahwa mereka juga selayaknya seperti manusia. Tapi sebagian lagi tidak lebih dari pada pemangsa yang bisa mengambil jiwa mu kapan saja.
1 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Cerita Tentang Mereka - Keabadian ( Part 15 )
0
0
Bima paham sekarang, ini jawaban kenapa Arum bisa berubah cantik dan kakinya yang cacat bisa sembuh dengan ajaib. “Dan apa hubungannya dengan Desa Ambu Mayit?” terjang Bima. Sedikit demi sedikit potongan puzzle yang selama ini menyangkut dikepalanya mulai terkuak. “Tumbal pertama dari Gendiswari mengucapkan sumpah,... tentang Desa Ambu Mayit. Dan nama Desa yang dijaga Ki Ganang adalah Desa Ambu Mayit, apa hubungannya dengan semua itu?” lanjut Bima. Semuanya kini menatap Bima, bahkan Pak Arif sedikit takjub dengan analisis dari Bima. Bocah laki-laki yang ada didepannya ini memang memiliki daya pikir yang luar biasa. Meski di alam gaib tapi dia bisa mengkondisikan nalar logika yang dia lihat dan bisa menggabungkan dengan kejadian yang dia temui. “Cerdas” batin Pak Arif tersenyum.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan