Hidup Lalisa Manoban selalu terasa seperti lorong sempit yang penuh tekanan. Dibesarkan di Bangkok dalam keluarga yang menuntut, namun jarang memberi ruang untuk bernapas, dia tumbuh sebagai perempuan tangguh—keras kepala, sederhana dan selalu tahu caranya bertahan. Tanpa gelar, tanpa warisan, hanya ditemani tulisan-tulisan yang dia lahirkan dari malam-malam panjang yang sunyi.

Saat kesempatan bekerja sebagai editor paruh waktu di salah satu cabang penerbit kecil milik perusahaan raksasa Kim Group datang dari Korea Selatan, Lalisa tak berpikir dua kali. Dia pergi. Meninggalkan hidup lamanya yang stagnan, berharap menemukan kestabilan baru dalam kehidupan asing yang tidak mengenalnya.
Namun hidup tak pernah benar-benar lurus.

Di kantor pusat Kim Group, Lalisa bertemu Kim Jennie—wanita muda berdarah dingin, kaya raya, cantik memesona dan…berbahaya. Jennie adalah bos dari bos dari bosnya. Perempuan yang mengatur dunia dari balik kaca kantor tertinggi. Dikenal sebagai wanita yang mencintai satu orang dengan cara tak masuk akal, namun kini sedang mencoba bermain api demi sebuah luka ego yang belum sembuh. Jennie menawarkan sesuatu yang tak masuk akal—hubungan tanpa cinta, tanpa nama, hanya kontrak samar antara dua perempuan yang tahu bahwa dunia tak pernah adil pada mereka. Jennie butuh pelampiasan. Butuh seseorang untuk menenangkannya. Lalisa, dengan segala keputusasaannya akan kestabilan finansial, menerima tawaran itu.

Uang. Tubuh. Rasa sunyi. Itu saja seharusnya.

Namun tidak dengan Lalisa. Dia masuk lebih dalam. Melihat Jennie tidak hanya sebagai bos yang gila kontrol, tapi sebagai perempuan yang kesepian, pecah dan takut kehilangan. Dan dari situ, cinta mulai tumbuh—bukan karena diminta tapi, karena rasa itu terlalu jujur untuk disangkal.

Dan Jennie…tidak siap.

Antara perasaan yang tak pernah selesai untuk wanita lain, dan kehadiran Lalisa yang tak bisa diabaikan, Jennie harus memilih: tetap menjadi penguasa yang tak tersentuh, atau membiarkan dirinya jatuh—untuk pertama kalinya—kepada seseorang yang tidak pernah dia rencanakan.

UNDER HER NAME (JENLISA)