Horor Sekilas Part 1 - Kumpulan Cerita Horor Pendek

5
2
Deskripsi

Berisikan kumpulan cerita horor pendek dari musim pertama “Horor Sekilas” bertema ilmu hitam yang diterbitkan di akun instagram Klab Angker pada bulan Oktober hingga Desember 2023.

DAGING

Sejak pagi, Dito melihat Ibunya yang gelisah, hanya diam di kamar. Kayaknya mikirin Ayah Dito yang belum pulang ke rumah sejak tadi malam. Belakangan, Ayahnya memang lagi sering keluar malam. Katanya cari uang.

"Bu, ini ada sate, tadi aku sama Rian dapat daging hasil buruan Bapaknya, terus nyate deh di rumahnya. Makan dulu, Ibu kayaknya aku lihat belum makan apa-apa dari pagi. Ini satenya enak banget! Ibu pasti suka".

Dito menaruh sepiring sate di meja makan, sate dari daging agak pucat yang disangka oleh Dito dan Rian bakal terasa aneh. Tetapi waktu dimakan, ternyata enak. Mereka pun makan seperti orang belum makan 3 hari.

"Ayo Bu, makan dulu! Apa mau Dito bawain satenya ke kamar Ibu?" Karena Ibunya tak juga menjawab, Dito yang khawatir akhirnya membawa sepiring sate tersebut ke kamar. Sambil menyodorkan, Dito pun bercerita.

"Bu, katanya Rian, di kampung kita sedang banyak yang kehilangan uang, termasuk ya Bapaknya Rian. Sama suka ada babi besar keliaran malam-malam. Katanya Rian juga, semalam sempat dikejar-kejar sama warga. Jangan-jangan ada babi ngepet ya, Bu...". 

Seketika wajah Ibu langsung seperti habis ketemu setan, setelah mendengar cerita dan melihat sate di piring yang dibawakan Dito. Mukanya pucat mirip dengan warna daging yang disate dan dimakan anaknya.

Lalu, ada yang jatuh dari genggaman Ibu.

Sebuah lilin...

****

NOBAR

Wahyudi memecahkan dua butir telur ayam kampung, dan memasukkan isinya ke dalam wadah berbentuk mangkuk. Lalu menyusul menaburkan bubuk yang berwarna kuning, di bungkusnya tertulis "kunyit bubuk".

"Ngaduknya harus pas 66 kali, mangkuknya harus dari tanah liat, wajib direndam dulu di air yang dicampur kembang melati gambir." Sambil mengaduk, Wahyudi ngoceh sendiri, sudah seperti acara kontes masak di TV.

Setelah selesai diaduk, Wahyudi membuka secarik kertas yang terlipat dua, kemudian mulutnya langsung komat-kamit membaca sebuah mantra yang diulang hingga 7 kali. Bunyi mantra tersebut kira-kira seperti ini:

Cahaya kuno akan tiba dari gelapnya timur. Dan hati kita akan merindukan, menantikan. Bahwa cahayanya akan datang pada malam suci tanpa bintang. Pujilah pembawa malam suci dan pujalah pembawa cahaya murni.

Kertas mantra tadi lalu dibakar, sisa abunya dimasukkan dalam mangkuk, diaduk sampai rata bersama campuran kunyit serta telur. Terakhir, Wahyudi mengambil foto seorang perempuan, untuk dicelupkan ke adukan.

"Sebentar lagi, Ervina akan jatuh cinta sama aku!" Wahyudi kemudian terlihat mendekat ke kamera, setelah itu videonya bergoyang, lalu berhenti. Satu kelas pun pecah tertawa, dibarengi suara bel tanda mulai pelajaran.

Wahyudi yang telat beberapa menit, begitu heran ketika melihat teman-teman sekelas serentak memandang ke arahnya, termasuk Ervina. Namun, tatapan mereka semuanya kosong, kayak habis kena hipnotis massal.

"Pujilah pembawa malam suci dan pujalah pembawa cahaya murni."

Mendengar teman-temannya...
Wahyudi langsung melotot...

****

SABAR

Siang itu, Samin sama teman-teman kuliah, seperti biasa mendatangi warung soto yang terkenal paling enak sejagad. Pas waktunya lunch, soto "Ibu Lusi" yang jualan di pinggir jalan ini selalu diserbu oleh pelanggannya.

"Edan, kayaknya kalo kesini enggak pernah sepi ya, sampai kita enggak kebagian meja hari ini, tapi demi sotonya Bu Lusi, lesehan di trotoar juga gapapa, udah laper banget, ngiler liatin orang-orang lagi pada makan."

Soto Ibu Lusi yang buka dari sekitar jam 10 pagi ini konon katanya memakai "penglaris". Temannya Samin bilang seperti itu, sewaktu kira-kira setahun yang lalu, dia pertama kali nyobain soto yang punya julukan "spesial".

"Soto Kuburan", itu julukan yang diberikan Samin dan teman-temannya, menurut gosip yang beredar Ibu Lusi mencampur sedikit tanah kuburan ke kuah sotonya, makanya tiap hari penuh, belum sampai jam 2, habis!

"Ibu, soto saya belum...", Samin sudah tiga kali bolak-balik menanyakan pesanannya, soto daging dengan kuah santan. Dengan jawaban sama dari Ibu Lusi, yang menyuruh Samin untuk sabar, karena lagi disiapkan.

Hanya Samin yang pesanannya belum juga datang. Melihat teman-temannya kelihatan enak banget melibas soto mereka, Samin yang enggak sabaran, sekali lagi nyamperin gerobak soto. Tapi Ibu Lusi enggak ada.

Samin yang sudah kelaparan, lalu melihat di dekat gerobak ada semangkuk soto daging, sesuai pesanannya pula. Jadi, Samin ambil karena dipikir itu soto yang dibuatkan untuk dia, tapi kelupaan diantar oleh Bu Lusi.

"Kenyaaaaang...", Samin yang senang tidak sadar dari kejauhan Bu Lusi menatap marah bercampur khawatir. Saat bayar, Samin pun bingung, kenapa Bu Lusi ngeliatin dia. Agak seram, mirip tokoh nenek lampir di TV dulu.

Di kampus, Samin yang mendadak merasa sakit perut dan mual, berdiri dengan wajah super pucat di depan kaca wastafel.

Mulutnya kotor, seperti habis makan tanah kuburan. Sambil ketakutan dan bingung, dia mengambil sesuatu yang nyelip di giginya.

Ternyata belatung.

****

TUMBAL

Malam itu Sally dan Mara janjian bertemu di lobby untuk hadiri pesta kostum Halloween di kantor. Namun, sudah hampir 1 jam Sally nunggu, Mara belum juga tiba, padahal jarak kost Mara ke kantor cukup dekat.

Sally yang "anak" baru merasa canggung untuk datang sendirian ke pesta. Makanya, dia mengajak Mara datang bersama. Sally berulang kali mengecek chat, namun semua chat ke Mara hanya centang satu.

Di saat Sally mulai bosan tersenyum karir karena dibombardir pertanyaan basa basi dari rekan lain yang bertanya sedang menunggu siapa, Mara akhirnya tiba. Melihat kostum Mara yang heboh, Sally mengerti mengapa ia terlambat datang. 

“Pantes lama bund, pasti ribet dandan. Pake darah palsu di baju, make-up prostetik… Lu cosplay jadi karyawan zombie habis lembur seminggu ya?”

Sally tak tahan untuk meledek Mara saat melihat lipstik berwarna biru lebam di bibirnya. Namun, tanpa menghiraukan Sally, Mara dengan datar menjawab “Bukan, aku tumbal perusahaan…”

Tak ingin merusak suasana, Sally pun menggandeng Mara untuk segera naik lift. Sesaat setelah pintu lift tertutup, ponsel Sally berbunyi pertanda ada pesan masuk.

“Bund, sorry lama, tadi susah ojek online dan kuota internet habis. Nih baru sampe!”

Sally melihat nama pengirimnya, Mara.

****

PAKET

"Sialan, isinya bukan iPhone!!", Jefri kecewa karena paket yang dia bongkar bukan berisi handphone yang diinginkan. Baru beberapa bulan jadi pegawai gudang sortir di sebuah jasa ekspedisi, tapi Jefri sudah 2 kali beraksi.

Triknya Jefri bisa terbilang sangat rapi, paket yang sudah dibongkar, enggak terlihat kayak habis dibuka. Merasa debutnya sukses, tidak ketahuan serta tanpa ada yang mencurigai, bikin Jefri berani beraksi untuk kedua kalinya.

Setelah menukar isinya dengan power bank rusak yang dibawa dari kosan, lalu menyulap paket supaya kelihatan seperti tidak pernah dibobol. Jefri pun kemudian lanjut memburu "korban" berikutnya, karena belum puas.

Kebetulan ada mobil kargo yang baru datang membawa banyak paket baru untuk disortir, Jefri segera memilih target ketiganya, paket yang di resinya tertera nama Helmaru Cellular. Jefri berharap semoga isinya iPhone terbaru.

"Bau busuk apa ini?" Di toilet kantor, tempat favoritnya untuk membongkar paket, Jefri tiba-tiba mencium sesuatu yang mirip aroma bangkai, asalnya dari paket yang diambilnya. Penasaran, Jefri pun segera membukanya.

Kantor ekspedisi yang awalnya tenang, lalu berubah gaduh, setelah terdengar teriakan seorang pria dari arah toilet. Tak berselang lama, semua karyawan sudah mengerumuni bilik toilet, beberapa ada yang merekam.

Keesokan harinya, berita kejadian di kantor ekspedisi tempat Jefri bekerja pun langsung viral, menghebohkan jagad maya. "Seorang pegawai ekspedisi ditemukan tewas dengan mengenaskan, wajahnya dipenuhi kelabang."

"Sukurin! kena azab karena suka bobol paket orang tuh!" Komentar salah satu warganet.

****

NGAPEL

Roy tiba di depan rumah pacarnya, memakai kemeja rapi, sambil membawa buket mawar merah dan bungkusan berisi martabak manis. Setelah satu bulanan pacaran, Roy diundang makan malam ke rumah pacarnya yang kaya.

"Aku bawain martabak manis, Beb, katanya Ayah kamu suka." Pacar Roy hanya senyum, sambil membuka pagar. Selagi menuju teras, Roy lalu berpapasan dengan beberapa orang lelaki bertubuh besar-besar, berjaket kulit.

"Beb, itu siapa yang baru keluar dari rumah? Badannya gede-gede banget kayak pemain Smackdown." Sambil tersenyum, pacar Roy memberitahu kalau mereka adalah anak buah Ayahnya. Wajah Roy pun mendadak pucat.

Roy yang sedang duduk di meja makan mulai "dihantui" pikirannya sendiri, bayangan kalau ayah pacarnya mungkin seorang bos preman bikin ciut nyalinya. Roy yang sedang melamun, lalu dikejutkan oleh suara berat bapak-bapak.

"Makasih martabak manisnya." Begitu Ayah pacarnya muncul, Roy bagai tersambar petir. Bapak-bapak yang ada di hadapannya bukan bos preman, melainkan dukun ilmu hitam yang terkenal paling sakti, namanya Mbah Bidin.

Sepanjang makan malam, Roy takut setengah mati, karena Roy ternyata sudah melet anak seorang dukun. Bukan cuma melet, tapi juga tukang morotin pacarnya. "Mampus nih gue, jangan-jangan bakal disantet bapaknya!"

"Roy, diam aja, makanannya enggak enak ya?" Ditanya begitu oleh Ayah pacarnya, Roy pun semakin salah tingkah campur dag-dig-dug. Sedangkan pacarnya, yang duduk di sebelah Roy malah tersenyum, tapi senyumnya aneh.

"Kok mukanya pucat gitu, Roy? Sakit?" Roy membalas dengan senyum terpaksa, sambil bilang kalau dia tak apa-apa. Selepas makan malam selesai, Roy minta ijin ke kamar mandi, sebab tiba-tiba dia kebelet banget mau pipis.

Bagai tersambar petir buat kedua kalinya, Roy terperanjat karena "burung"-nya sudah hilang dari tempatnya. Selagi Roy sedang ketakutan, di luar samar-samar terdengar suara ketawa Mbah Bidin dan anaknya. "Hahahahahahaha!"

****

BEGAL

Sudah 6 malam, aksi Obet sama Ucup selalu gagal, padahal mereka berdua sudah dikenal sebagai "master" diantara sesama pembegal. Reputasi mereka kali ini dipertaruhkan, kalau sampai gagal lagi untuk yang ke-7 kalinya.

"Sial, kemaren malam bapak-bapaknya yang punya motor bisa silat dan malah ngelawan pake golok gede banget! Kalau enggak kita pasti sudah punya uang nih hari ini." Sambil membakar rokoknya, Obet berkeluh kesah.

"Sebelumnya dong, mangsa di depan mata, cewek anak kuliahan, pake motor baru pula, eh pas kita mau sikat, kok bisa-bisanya ada mobil polisi lewat, beneran sial kayaknya nih kita, Bet!" Ucup menimpali keluh kesah Obet.

"Nah! Ada motor lewat, Cup!" Obet langsung mematikan rokok dan menyalakan motornya yang sudah 2 jam nangkring di bawah pohon. Sedangkan Ucup yang dibonceng, sudah siap dengan senjata tajam panjang di tangannya.

"Manjur juga jimat dari orang sakti, baru juga dikasih kemaren, malam ini langsung dapet!" Ucup tersenyum senang hingga giginya yang ompong kelihatan. Namun keduanya lupa, ini malam Jumat Kliwon, malam yang dilarang.

Obet melaju kencang, tak lama kedua motor sejajar. Obet berusaha memepet motor yang ditumpangi 2 laki-laki. Anehnya, Ucup malah menepuk-nepuk pundak Obet, sambil teriak "KABUR BET! KABUR! BURUAN! BURUAN!"

Belum sempat bertanya, Obet sudah duluan dikejutkan oleh muka 2 laki-laki tersebut saat keduanya tiba-tiba serentak menoleh. Muka mereka ternyata mirip Obet dan Ucup, hanya lebih pucat dengan mata yang menghitam.

Obet cepat-cepat tancap gas, dengan Ucup yang terus menunduk. Dikira sudah jauh, tapi ternyata motor 2 orang itu masih mengejar di belakang Obet. Tak fokus, motor tanpa lampu yang ngebut lalu terpental setelah melewati lubang. Obet dan Ucup jatuh keras ke aspal.

Esoknya berita online tersebar dengan judul “Dua Nyawa Melayang Akibat Jalan Berlubang!”

****

HOAX

Bermodalkan ponsel dan selembar kain putih, Bendot berniat bikin konten investigasi horor settingan di kebun sawo. Bendot kebelet viral supaya tautan Shopee affiliate yang disebarnya laku.

“Cakep nih. Pohon rimbun, remang-remang. Cocok buat penampakan!”

Belum juga mengikat kainnya ke pohon, Bendot malah melihat sebuah benda bercahaya menyala di langit yang gelap. Benda itu melesat bergerak cepat ke arah Bendot berdiri. 

“Wah apaan tuh? Anggep aja UFO kali yak? Bisa dikontenin biar viral nih!”

Bendot memilih untuk melupakan rencana konten settingannya dan bergegas mengambil ponsel di saku celananya. Bendot menyalakan tombol siaran langsung dan menambahkan judul “PENAMPAKAN UFO!”.

Bendot mengarahkan kamera ke arah benda melayang tersebut sambil menekan tombol zoom in beberapa kali. Saat Bendot sedang asyik berkoar-koar di siaran langsungnya, dalam sekejap, benda menyala tadi jatuh dengan cepat di hadapan Bendot.

Bendot lantas mengecek benda yang jatuh tersebut, ia terkejut karena benda itu masih bergerak-gerak di tanah meski dikelilingi api yang masih menyala. Lalu benda itu tiba-tiba melayang dan berbalik ke arah Bendot dan kamera. 

Sebuah kepala manusia berwajah wanita dengan lidah menjulur, rambut panjangnya terbakar api yang menyala, lehernya tulang tengkorak, dan organ dalamnya bergelayut tanpa kulit.

“AAARGH KU… KU…”

Kuyang terbakar itu menghampiri Bendot sekaligus membungkam teriakannya. 

Sementara itu, penonton siaran langsung Bendot beramai-ramai meninggalkan komentar kecewa.

“Penipu!”

“Hoaks bjir!”

“Ga ada apa-apa woy!”

****

MINYAK

“Otw jadi orang kaya gue. Nggak sia-sia enam puluh hari makan celeng mentah di alas larangan.”

Sukar bangga bisa  membelikan obat masuk angin titipan sang istri setelah bertahun-tahun tak punya uang. Bukan hanya obat masuk angin, ia juga membawa uang tunai sepuluh ribuan sebanyak seratus lembar dan tiga kantong belanjaan minimarket. Sambil bersiul, Sukar mengingat-ingat pantangan yang disampaikan Mbah Dukun di alas larangan waktu itu.

“Oleskan minyak sakti ini pada benda apapun, uang, emas, motor pun bisa. Minyak sakti akan menggandakan benda tersebut sebanyak sepuluh kali. Setelah berhasil, segera pisahkan benda yang asli dari hasil gandaan. Karena yang palsu akan hilang dalam satu jam. Jika tercampur, yang asli bisa ikut hilang. Kalau perlu, segera jual atau belanjakan hasil gandaan di toko berbeda, agar tak mudah dicurigai.”

Sukar tambah girang karena pantangannya mudah. Dia sudah mencoba minyak sakti ini ke satu lembar uang dua puluh ribuan. Dalam sekejap, satu lembar uang itu berubah menjadi sebelas lembar. Sukar dapat melihat jelas kemunculan uang yang palsu dari udara kosong seperti sulap, sehingga yang asli gampang ditandai.

Setelah istrinya tidur, Sukar ke kamar mandi untuk mengecat rambut dengan cat yang baru dibelinya. Tiga puluh menit kemudian, belum juga cat rambutnya kering, ia mendengar suara teriakan istrinya dari ruang tengah.

“Mas… Mas… Mas… Mas… Mas… Mas… Mas… Mas… Mas… Mas… Mas…”

Sukar terkejut melihat istrinya yang kini tak lagi satu orang, tapi sebelas orang.

“KAMU HABIS NGAPAIN?” Teriak Sukar ketakutan.

“Aku habis pakai minyak angin…” Kesebelas istrinya menjawab serempak.

“KAMU YANG MANA YANG ASLI?” Tanya Sukar kebingungan.

“Aku… Aku… Aku… Aku… Aku… Aku… Aku… Aku… Aku… Aku… Aku…” Kesebelas istrinya kembali menjawab.

****

SELINGKUH

"Sumpah!! Aku enggak selingkuh, demi Tuhan Aku enggak bohong sama kamu, Lis!" Adam terus memohon kepada Lilis, pacarnya, agar percaya kalau dia enggak selingkuh. Padahal buktinya sudah jelas, ada foto Adam dengan cewek lain, yang dikirim ke nomor WA Lilis.

"Terus cewek di foto ini siapa, Dam? Buktinya sudah jelas kok kamu jalan sama cewek lain!" Sambil berteriak supaya Adam mengaku, Lilis mengambil jarum berukuran besar yang biasa dipakai untuk menjahit karung goni. Jarum itu digoyang-goyangkan di depan wajah Adam.

"Ampun, Lis! Aku beneran enggak kenal sama cewek yang ada di foto itu, percaya sama Aku dong, Lis! Fotonya editan itu, Lis!" Adam yang terikat di tempat tidur kemudian mengerang sangat kesakitan, ketika Lilis menusuk kepala boneka yang dipegangnya dengan jarum.

Kain sprei yang awalnya berwarna putih pun sekarang sudah berubah warna jadi merah. Hampir 3 jam Adam disiksa oleh Lilis, boneka yang di wajahnya ditempel foto Adam sudah penuh dengan bekas tusukan jarum. Namun Adam masih juga belum mengakui dosanya.

"Kita udahan saja, kita putus Dam!" Kemudian Lilis mengambil gunting tukang kebun. Adam yang kesakitan serta mulai hilang kesadaran, melihat Lilis akan menggunting bagian tangan boneka. Suara kesakitan yang luar biasa pun pecah, bersamaan dengan bilah gunting yang memutus tangan kanan mungil boneka.

Sambil tersenyum, Lilis memindahkan gunting ke tangan kiri boneka kemudian memutusnya. Lalu berlanjut dengan kedua kaki boneka, dan menyisakan kepalanya. Sebelum menghabisi Adam, Lilis membisikkan sebuah pengakuan. 

"Kamu memang enggak selingkuh, Dam. Aku yang sebenernya selingkuh. Dia menyuruhku melakukan ini semua, selamat tinggal, Dam."

Kepala boneka terjatuh ke lantai, suara Adam pun tidak lagi terdengar. Lilis berjalan ke altar pemujaan, ada patung akar yang berbentuk manusia di altar. Setelah berdiri di depannya, tiba-tiba Lilis terlihat memeluk sesuatu yang kasat mata. Lilis tampak tersenyum bahagia.

Kemudian terdengar tawa menyeramkan.

****

BONUS CERITA

SINYAL

Waktu menunjukan jam 11 lewat 50 menit, sepuluh menit lagi tahun akan berganti. Bian yang sedang bertugas di pedalaman Indonesia timur, berjanji akan menelepon anak dan istrinya yang tinggal terpisah di Jakarta sebelum tahun baru tiba.

“Telepon sekarang ah, mumpung di sana masih jam 10. Semoga di luar sinyal aman!” 

Bian pun ke luar dari kamarnya untuk menuju tangga ke balkon atap yang terletak di halaman luar agar mendapat sinyal.

Sesampainya di balkon, Bian keheranan melihat halaman balkon yang biasanya terang, kini gelap gulita. 

“Gelap amat, lampu mati apa ya?”

Bian lalu melihat dua buah pendar cahaya merah yang menyala di sudut balkon, cahaya yang ia pikir berasal dari kamera CCTV yang dipasang di beberapa sudut Mess Karyawan ini. Dengan semangat Bian menghampiri cahaya tersebut, kemudian ia berdiri di bawahnya agar mendapat penerangan saat menelepon.

Saat Bian hendak menekan tombol di ponselnya, tiba-tiba ada cairan menetes dari atas membasahi layar ponsel Bian. Cairan tersebut berwarna bening, namun teksturnya terlihat kental seperti lem kertas.

“Hujan nih?” Bian menengok langit yang terlihat cerah, tak ada tanda-tanda hujan sama sekali.

Belum selesai Bian memandangi langit, cairan misterius tersebut kembali menetes, kini membasahi telapak tangan Bian. Cairan tersebut kental, hangat, dan berbau menyengat. Baunya seperti bangkai ayam bercampur aroma sangit. Tak lama kemudian, Bian mendengar suara menggeram tepat dari atas kepalanya.

Dengan bulu kuduk yang meremang, Bian membalikkan badan untuk mengecek sumber suara tersebut. Bian masih melihat dua pendar cahaya merah menyala, namun kali ini ukurannya membesar. Selain itu, ia juga melihat mulut yang dipenuhi gigi taring yang menyeringai, dengan gumpalan cairan menyerupai liur yang menggumpal.

Itu bukan cahaya dari kamera CCTV…
Sepasang mata merah, seringai menyeramkan, dan geraman kemarahan…

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori
Horor Sekilas
Selanjutnya Horor Sekilas Part 2 - Kumpulan Cerita Horor Pendek
3
3
Berisikan kumpulan cerita horor pendek dari musim kedua “Horor Sekilas” bertema Pamali yang diterbitkan di akun instagram Klab Angker pada bulan Januari hingga April 2024.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan