
Nama saya adalah Aldo. Saya merupakan mahasiswa tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi di kota Bogor. Saya memiliki pengalaman yang tak akan saya lupakan seumur hidup saya.
Saat itu saya tinggal di sebuah rumah yang oleh pemiliknya disewakan untuk kost kepada mahasiswa. Saya tinggal bersama 2 orang mahasiswa lain yang keduanya merupakan kakak kelas saya. Pemilik rumah kos itu adalah seorang Dosen yang kebetulan sedang studi di Jepang untuk mendapatkan gelar Doktor.
Agar rumahnya tetap terawat maka...
4,091 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Cerita 18+Cerita CintaCerita DewasaCerita RomantisCintaDramaPerselingkuhanPetualanganRomantis
Selanjutnya
Bonus Keindahan Part 1 - 2 (Lengkap)
3
0
Ekonomi keluargaku termasuk pas-pasan. Ayahku hanyalah seorang pensiunan pegawai bank pemerintah di Sukabumi. Sedangkan ibuku bekerja sebagai guru sebuah SMA negeri di sana. Aku tinggal di tempat kos di daerah Jakarta Barat. Karena uang kiriman orang tuaku kadang-kadang terlambat dan terkadang bahkan tidak ada kiriman sama sekali, untuk bertahan hidup, akupun menjadi guru privat anak-anak SMA. Memang aku beruntung dikaruniai otak yang lumayan encer.Salah satu dari teman kuliahku bernama Monika. Dia seorang gadis cantik dan kaya. Ia anak seorang direktur sebuah perusahaan besar di Jakarta. Percaya atau tidak, dia adalah pacarku. Kadang aku heran, kok dia bisa tertarik padaku. Padahal banyak teman laki-laki yang bonafid, mengejarnya. Ketika kutanyakan hal ini, ini bukan ge-er, dia bilang kalau menurutnya aku orang yang baik, sopan dan pintar. Disamping itu, dia suka dengan wajahku yang katanya “cute”, dan perawakanku yang tinggi, tegap, kekar, dan berisi. Nggak percuma juga aku sering latihan karate, renang, bola, dan voli waktu di Sukabumi dulu.Keadaanku mulai berubah semenjak beberapa bulan yang lalu. Saat itu aku ditawari sebuah peluang untuk berwiraswasta oleh seorang temanku. Aku tertarik mendengar cerita suksesnya. Terlebih modal yang dibutuhkanpun sangat kecil, sehingga aku berpikir tidak ada salahnya untuk mencoba.Hanya satu saja yang masih kurang. Aku belum punya mobil. Setelah menabung dari hasil usahaku selama berbulan-bulan, akhirnya terkumpul juga uang untuk membeli mobil bekas. Kulihat di suratkabar dan tertera iklan tentang mobil tahun 1997 warna gold metalik. Aku tertarik dan langsung kutelpon si penjualnya.Dengan cepat kukalkulasi danaku. Wah.. Untung masih cukup, walaupun aku harus menjual motorku dulu. Tetapi akupun berpikir, siapa tahu harganya masih bisa ditawar. Kuputuskan untuk melihat mobilnya terlebih dahulu.“Alamatnya dimana Bu?”Diapun kemudian memberikan alamatnya, dan aku berjanji untuk datang ke sana sore ini sehabis kuliah.Setelah mencari beberapa lama, sampai juga aku di alamat yang dimaksud.“Selamat sore” sapaku ketika seorang wanita cantik membuka pintu.“Oh sore..” jawabnya.Aku tertegun melihat kecantikan si ibu. Usianya mungkin sekitar 35 tahunan, dengan kulit yang putih bersih, dan badan yang seksi. Payudaranya yang tampak penuh di balik baju “you can see” menambah kecantikannya. Agar pembaca dapat membayangkan kecantikannya, aku bisa bilang kalau si ibu ini 80% mirip dengan Sally Margaretha, bintang film itu.“Saya Wawan yang tadi siang telepon ingin melihat mobil ibu”“Oh.. Ya silakan masuk.”Akupun masuk ke dalam rumahnya.“Tunggu sebentar ya Wan. Mobilnya masih dipakai sebentar menjemput anakku les. Mau minum apa?”“Anaknya berapa tante. Terus suami tante kerja dimana?” tanyaku untuk menghilangkan kerikuhanku.“Anakku satu. Suamiku sudah nggak ada. Dia meninggal dua tahun yang lalu” jawabnya.“Waduh.. Maaf ya tante”“Nggak apa kok Wan.. Kamu sendiri sudah punya pacar?”“Sudah, tante”“Cantik ya?”“Cantik dong tante..” jawabku lagi.Duh, aku makin rikuh dibuatnya. Kok pembicaraannya jadi ngelantur begini. Tante Sonya kemudian beranjak duduk di sebelahku.“Cantik mana sama tante..” katanya sambil tangannya meremas tanganku.“Anu.. Aduh.. Sama-sama, tante juga cantik” jawabku sedikit tergagap.“Kamu sudah pernah begituan dengan pacarmu?”.Sambil berkata, tangan tante Sonya mulai berpindah dari tanganku ke pahaku.Jujur saja, sebenarnya akupun sudah mulai terangsang, akan tetapi saat itu aku masih dapat berpikir sehat untuk tidak mengkhianati Monika pacarku. Mendengar kalau aku masih perjaka, tampak tante Sonya tersenyum.“Mau tante ajarin caranya bikin senang wanita?” tanyanya sambil tangannya kembali merabai pahaku, dan kemudian secara perlahan…
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan