Menulis Kisah Memikat #2: Merencanakan Novel dengan Berbagai Metode Struktur Naratif

25
1
Terkunci
Deskripsi

Ini akan menjadi tulisan berseri tentang bagaimana menulis kisah yang memikat, mulai dari kalimat pertama hingga gambaran terakhir ceritamu. Saya menyarikan berbagai literatur yang saya baca juga memasukkan pengalaman saya sebagai penulis dan editor selama bertahun-tahun.  

Serial ini terdiri atas:

  • Menciptakan karakter utama yang layak dituliskan dan mampu dikenang pembaca.
  • Menyusun plot dan struktur yang mampu mengikat dan memikat.
  • Memilih sudut pandang yang tepat untuk novelmu dan bagaimana cara menggunakan...

3 file untuk di-download

Unlock to support the creator

Choose Your Support Type

Post
1 konten
Akses seumur hidup
990 (IDR 99,000)
Berapa nilai Kakoin dalam Rupiah?
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya Riset Karya Fiksi
24
2
Fiction has to make sense, kata Mark Twain. Kita bakalan misuh-misuh ketika menemukan cerita yang tidak sesuai dengan fakta. Rasanya bagaikan penghinaan terhadap intelektualitas kita. Fiksi yang baik, walaupun cuma fiksi, bisa membantu kita memahami dunia dan manusia lain. Saya mengetahui beberapa hal awalnya dari karya fiksi (kemudian berlanjut pada penelusuran berjam-jam tentang sebuah topik). Saya mempelajari kalau manusia bisa sedemikian jahatnya lewat fiksi (yang tentunya terinspirasi dari manusia jahat sungguhan di dunia nyata) dan mempelajari cara berempati. Dalam fiksi, semua kejahatan itu biasanya akan mendapatkan ganjaran di akhir. Kebaikan akan menang. Fiksi jadi tempat kita melarikan diri dari dunia nyata, karena terkadang kenyataan itu lebih aneh daripada fiksi. Fairy tales are more than true: not because they tell us that dragons exist, but because they tell us that dragons can be beaten. (Neil Gaiman).Ketika menulis, kita memiliki tanggung jawab kepada pembaca. Kita memang boleh menulis apa pun, berkhayal tentang apa pun dan menuangkannya ke dalam tulisan kita. Namun, apa yang kita tulis haruslah mengandung kebenaran, karena kita tidak tahu apa efek yang ditimbulkan tulisan kita kepada seseorang. Kita tidak mau menulis cerita tentang seorang pedofil yang melakukan kekerasan dan melenggang bebas di akhir cerita, misalnya, karena kita tidak mau memberikan pesan kepada pembaca kalau melakukan kekerasan itu boleh dan tidak masalah. Kita tidak mau menyebarkan pemikiran kalau tidak apa-apa berada dalam hubungan yang toxic karena itu romantis, misalnya. Kita tidak mau memberi tahu pembaca kalau tokoh kita berada di Kota Melbourne yang berada di Paris karena faktanya tidak begitu (saya pernah menemukan ini dalam salah satu naskah yang saya kerjakan beberapa tahun lalu)Oleh karena itu, kita harus betul-betul memahami apa yang kita tulis, walaupun kita “cuma” nulis romance. Kita harus memahami bagaimana otak manusia bekerja. Kita harus memahami psikologi manusia. Dan riset, kawan-kawan, adalah jalan menuju ke sana. Pertanyaannya, bagaimana caranya agar kita nggak tersesat di rimba riset, dan mulai menulis. 
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan