
Kenalin, kami Cucu Aki Tomo. Berada di foto ini adalah salah satu dari sekian hal yang memang patut dan harus aku syukuri. Berawal dari takdir menyenangan (hauwah) yang mengantarkan kami melanjutkan studi lanjut di Malang – studi lanjut yang kadang bikin hadaaaaaaah –, kami mencari tempat bobo yang terlihat nyaman dengan harga yang murce alias murah cekali. Jadi, kesimpulannya adalah kami dipertemukan oleh aplikasi Mamikost.
Aku masih ingat betul bagaimana awal-awal setiap pertemuan kami (nanti akan kuceritakan satu-satu). Pertemuan yang kalau diceritakan sekarang cuma bikin ketawa dan ngucap “IHH, MENI GEULEUH PISAN!!” petemuan yang banyak prasangka buruknya karena mikir “ih, cupu pasti ni orang,” dan ternyata cupu beneran, HAHAHA.
Kami saling kenal hanya sebatas kenal nama dan jurusan, awalnya. Awal kedekatan kami adalah ketika ibu kost kami – yang maunya disapa dengan “mbak” – memberikan kami sepiring gorengan. jadi, mau-tidak-mau, kami ngumpul di tengah ruangan dan makan bareng-bareng. Itu yang aku ingat. Aku lupa sih, obrolan apa saja yang kami perbincangkan di saat itu yang membuat kita dekat sampai ada di titik obrolan “eh, koe arep ning atm kan, yol? Nitip ambilne duit, ya? Password-e ******,” kemudian semua terdiam. Bingung, soalnya.
Kami punya grup WhatsApp dengan title grup “Cucu Aki Tomo.” Kalau untuk hal yang ini, berawal dari bentakan Aki Tomo, kakek-kakek yang rumahnya tepat di depan kost kami, yang marah-marah kerika jam 1 malam kami masih ketawa-ketiwi kenceng banget karena ngetawain Mbak Diva yang ternyata kalau pipis kaya bocil. Aki marah sekali tok sih, tapi paginya tetep menawarkan kontrakannya yang kosong, barang kali mau nyewa (lho?). Ya sudah, aku ganti title grupnya jadi “Cucu Aki Tomo”
Lima orang ini punya sisi kocaknya masing-masing. Sisi kocak di luar farhan sedalam saputra. Cuakzz aku cuakzz. Hahaha, apaan si? Biar kuceritakan satu-satu.
Yang paling kiri di gambar adalah mbak kost tercinta. Masiee muda, dan kalau manggil kami “dek”. Bukan member Cucu Aki Tomo. Sering berbagi makanan, hehe. Gorengan, jajanan pasar, martabak, ceker pedas, kolak santan, es buah, banyak deh. Semoga rezekinya lancar ya mbak, biar bisa bangun kost lagi buat Cucu Aki Tomo laki-laki (lho?).
Mbak Diva – baju putih nggak berhiijab di belakang. Nggalek pride. Sesepuh kami karena dia semester-4. Dulu, pertama kali ketemu, mbak diva ni kaya terasingkan gitu karena yang lainnya masih ditemenin ayah-ibu, dia udah sendirian, hahaha. waktu diajak maminya sofia sarapan, jawabannya kaya orang kasian: “emangnya nggak papa?” Pas salaman pertama kali, dipikiranku, mbak diva ini tipe mbak-mbak nyebelin, ribet, nggak mau ngalah, trus yang suka bikin tulisan di sticky note “kalau habis pakai mangkok, dicuci dong.” Ternyata nggak samsek. Malahan, dia tipe anak yang “ngerti gawean omah”. Bersihin kompor berminyak, merapikan sepatu cucu-cucu, tiap pagi matiin lampu ruang tengah sama kamar mandi, nyuci lap kotor, yaaa ... seperti harapan mamimu terhadap kamu itu lho. Tapi akhir-akhir ini muncul sifat bocilnya yang kalau dibilangin ngeyel. love hate friendship sama stevi, menganggap tahu adalah makanan murah dengan rasa mewah, urat malunya nyisa 1, sukanya gedor gedor pitunya stevi karena dia gabut, cintanya ayang ndu.
Stevi – nggak berhijab tapi yang digambar mukanya paling alim. Dia kenalannya nyogok pakai risol mayo. Kaleeeeeeeemmmm bangettt (dugaan awal), santun, tipikal cewe yang nggak enakan trus “iya iya wae”. Stevi ini kalau bicara lucu banget, soalnya dia orang sunda. “singsereset.” “melekbek,” “geuleuh,” “sopa.” “kak sopi,” lucu lah pokonya. Dia bikin Cucu Aki Tomo nggak pernah jajan seblak karena seblak bikinan dia enaaaaaaaak banget, pinter masak, pinter ngubah warna baju putih menjadi warna baby blue. Sukanya teriak-teriak kalau salting, perang dengan mbak diva dengan kalimat andalan “nggak boleh gitu atuh, kak,” “emang nggak asik atau mandang fisik?”
Yola – nggak berhijab paling belakang. Pertama kali ke sini bawa motor aerox (re: airop). Masalahnya, parkiran kami sempit, chuuuyyy, jadinya sebel karena aerox kan lumayan gede jadi tambah susah ngeluarin motor. First impression kami ke yola adalah tipikal anak bungsu anak mami dan kali ini dugaan kami bener. Dia sok-sokan beli ayam mentah, trus pas mau nyuci ayamnya, dia diem lama di wastafel sambil pakai plastik di tangannya, ternyata dia jijik; dia ngerebus telur 30 menit sampai bolong pancinya karena abiezt sampai rungkat. Kocah dahh. Kalau nggak ada dia, nggak rame karena nggak ada yang diceng-cenginn “bus, bus apa yang keren? Buset cowo gue.” Baru-baru ini fakta yang terungkap adalah ternyata dia nggak pengen kuliah, nggak mau kerja, kepikiran nikah aja. “aku jodohno ae, mah.” Kemudian semua terdiam. Heran.
Sofia – celana kuning barongsai. Dia ni bener-bener ke-wow-an dunia buat aku. Tanpa sengaja, ternyata, kita seprodi dan sekelas. Pertama kali kenalan, bener-bener di pikiranku tu “alah, cupu banget ni orang,” soalnya dia lulusan pondok. Ternyata, lebih cupu saya, hehe. Tingkahnya di kost kaya “ndoro”; kalau bicara, nyeplosnya bikin ngakak yang bener-bener ngakak. “kamarku kok panas banget kaya warnet, ya?”; motornya nggak ada rem belakangnya, anjir, jadi kalau boncengan sama dia, ngeremnya pakai kaki. Partner bolosku juga, hehe.
Yaa ... gitu deh. Dulu, aku takut banget kalau bakal sesendiri itu di Malang, tetapi serunya kalian nangkis semua takut itu. Terima kasih, sudah mau saling merangkul kalau lagi sedih, saling kasih makan kalau kelaparan, saling cerita hal lucu dan hal menyebalkan sekalipun. Terima kasih, sudah jadi teman yang baiknya nggak ngira kalau bakal sebaik ini dan sudah membuat jauh dari rumah tidak sesepi bayanganku. Semoga saling kasih ini, cerita kocak ini, hal diluar farhan sedalam saputra (re: di luar nalar, chuakzz) ini, senang-senang ini berlangsung lama, tapi semoga lekas tuntas studinya. Ayo saling menjaga sampai ada Cucu Aki Tomo part-2!!
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰