
"Seina, boleh Om nanya?"
Senyuman Seina mengembang saat membaca chat masuk dari Levi.
"Nanya aja Om." Ia segera membalas.
"Sori sebelumnya. Apa pernah nerima tamu cowok selain Om di kamar kos?"
Seina mengernyitkan dahi.
Apa Levi meragukannya? Apa kamarnya terlihat seperti kamar kekasih seseorang?
Oh!! Foto itu!
Mendadak Seina teringat foto salah seorang personil boy group idola, yang ia bingkai dan letakkan di atas nakas sebelah ranjangnya.
Apa Levi mengira idola dalam bingkai foto itu adalah kekasihnya?...
IRRESISTIBLE
465
110
136
Selesai
Levi Rikkard tidak berniat terlibat terlalu jauh dengan Seina Sora, gadis 19 tahun yang ia temukan di kelab malam. Namun gadis itu ceplas-ceplos, imut, dan mudah terjerat rayuan dari bajingan sepertinya.Mengira hubungan hanya sedangkal main-main, nyatanya Levi jatuh terlalu dalam pada gadis yang usianya berjarak delapan belas tahun lebih muda itu. Siapa sangka, ternyata Seina masih berkaitan dengan kisah cinta di masa lalunya. Levi, sekali lagi harus berhadapan dengan trauma besar dalam hidupnya.⚠️WARNING:
Cerita ini mengandung mature content, NSFW, self harm, bullying, harsh words.Harap bijak memilih bacaan⚠️DILARANG mempublikasikan karya di platform lain. Dilarang memperbanyak, memperjualbelikan, mengunggah, menulis ulang, memplagiat dan menerjemahkan karya ke dalam bahasa lain. Pelanggaran terhadap hal ini akan dikenakan sanksi hukum yang berlaku;▪️Pasal 113 ayat (3) ▪️
Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak ekonomi pencipta dapat dikenakan biaya penjara selama 4 tahun dan/denda maksimal Rp 1 Miliar.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya
IRRESISTIBLE - Bab 21
3
0
Tanah itu letaknya strategis. Deket sama hotel apa tuh di situ? yang sepi nggak laku itu. Papa pingin beli itu hotel, terus robohin. Nah lahannya jadi lebih besar. Papa pingin bangun lahan properti di situ. Kamu bisa coba bisnis properti. Bikin beberapa unit ekslusif. Kamu nggak usah mikir apa-apa. Biar orang-orang papa yang siapin semuanya, kamu tinggal terima beres. Gimana? tanya ayahnya setelah berhasil memasukkan bola ke dalam hole.Levi, sambil memegang stik golf mendengarkan dengan seksama meski tidak antusias sama sekali dengan usulan barusan. Ayahnya, entah mengapa akhir-akhir ini berambisi mendirikan sebuah perusahaan untuknya. Dari perusahaan yang bergerak di bidang logistik, fnb, trading, dan kini menyasar properti. Pa... Papa kan tahu gimana aku? Mikirin karyawan, pajak, dan kelangsungan perusahaan, itu semua bikin pusing Pa. Levi mendekati bolanya dan berkonsentrasi. Suasana menjadi hening sejenak, hingga ayunan tongkatnya membawa bolanya terbang dan mendarat pada area rerumputan di bawah bukit.Udah saatnya kamu bangun bisnis sendiri Lev. Mau sampai kapan jadi prajurit? Nolan menepuk pelan bahu putranya.Levi tersenyum sejenak sebelum menjawab pertanyaan bernada sindiran dari ayahnya. Enakan jadi prajurit Pa. Levi tinggal riset, analisis, terus presentasi buat bisnis plan ke depannya.Papa yakin kerjaan kamu nggak sesederhana itu. Nolan melirik tak percaya. Ia tahu betul bagaimana beratnya tanggung jawab Levi di perusahaan tempat putranya berkarier. Bisnis plan yang digagas Levi, bisa dibilang harus capai target sekian persen. Bisnis harus bertumbuh dan tentu saja memberi keuntungan pada perusahaan.Tapi lebih ringan daripada mimpin perusahaan. Levi nggak mampu kalau yang itu. Biar Kak Regan sama Bryan aja. Mereka lebih kompeten. Levi menyungging senyuman singkat.Kamu tuh sandiwara. Sebenernya kamu mampu tapi males. Kebanyakan cari entotan sih.Levi hanya tertawa kering mendengar pernyataan barusan. Memang tidak sepenuhnya salah. Like father like son, tandasnya kemudian.Kata mereka, ia mirip seperti ayahnya.
Jika melihat ayahnya, Levi bagai melihat wajahnya sendiri dalam cermin waktu. Ia seperti versi muda ayahnya, yang kata orang-orang teramat tampan dan menawan. Berbanding terbalik dengan kedua saudaranya yang lebih menyerupai perempuan itu. Perempuan yang dengan berat hati ia panggil mama.Levi, tolong pertimbangkan saran papa. Mumpung papa masih hidup. Kalau sudah di peti mati, papa nggak bisa kasih apa-apa ke kamu. Semua jadi milik mereka.Pa, buat Levi semua yang Papa kasih udah lebih dari cukup. Levi juga hidup sendirian. Sampai Levi mati juga nggak bakal habis itu harta pemberian Papa. Levi mengenang sejenak saldo berjumlah besar di rekeningnya, sejumlah aset dan beberapa saham atas namanya. Levi rasa semua itu sudah sangat banyak untuk menjamin hidupnya yang hanya seorang diri.Mumpung papa masih ada Levi. Build your own company... Nolan menatap gemas putra kesayangannya.Nggak ah, pusing Pa. Enakan gini aja. Tapi kalau Papa mau nambahin uang jajan atau Bitcoin Levi nggak pa-pa sih. Levi menyebut uang jajan yang nominalnya ia tahu tidak receh sama sekali. Jika uang jajan itu dikumpulkan, ia mampu membeli satu unit apartemen mewah berharga puluhan milyar sekalipun.Namun nyatanya, ia bahkan tidak perlu membeli apartemennya sendiri. Tiga tahun yang lalu, ayahnya memberi hadiah satu unit apartemen mewah yang berada di kawasan strategis ibu kota. Tidak terlalu jauh dari kantor, sehingga ia tidak stress di jalan akibat kelelahan terjebak macet. Dan apartemen itu bukan satu-satunya properti atas namanya.Nolan mendekati bola di tengah lapangan dan melakukan pukulan. Bola itu keluar jalur dan menyasar lapangan lain.Haishh mana jauh, gerutu Nolan kemudian.Capek? Levi melirik papanya.Cart mana cart... Nolan mencari keberadaan buggy car yang mengantar mereka. Tidak lama kemudian, mobil listrik yang mengantar mereka muncul dengan seorang caddie girl yang sedari tadi setia mengawal.Boleh ni, Nolan berbisik di telinga Levi.Inget jantung. Sok perkasa banget, seloroh Levi pelan.Dari tadi ngeliatin kamu.. Papa mau? Ambil aja.... Tadi katanya inget jantung? Nolan menyenggol Levi dengan sikunya.Buat emut-emut doang boleh lah Pa, bisik Levi kemudian.HAHAHAHAHA!! Nolan tertawa keras kemudian menepuk punggung putranya, yang juga menertawakan hal yang sama. Di dalam otak mereka, perempuan hanya sebagai objek pemuas nafsu dan imajinasi nakal. Masih menyisakan derai tawa, mereka segera menaiki buggy car demi mengejar bola.Papa pingin kamu hidup selayak-layaknya Levi. Sama seperti saudara-saudara kamu yang lain. Warisan papa terlalu banyak untuk dikuasai mereka semua. Ayok bangun bisnis. Papa bantu. Papa bakal buka jalan kamu ke relasi-relasi papa. Mereka kenal kamu sebagai Levi, relasi bisnis papa. Kalau kamu nggak mau masuk ke Neason Group, at least kamu bikin kerajaan bisnis sendiri. Papa bisa atur supaya kamu muncul sebagai pengusaha muda berpengaruh dan disorot media. Jadi semua orang tahu kamu. Itu urusan kecil, gampang! Nolan masih berusaha meyakinkan Levi.Buat apa sih Pa? Levi menatap ragu. Berkali-kali ayahnya membujuk seperti ini dan ia belum tertarik. Levi rasa, pekerjaannya saat ini sudah cukup membuatnya punya kesibukan selain mengencani perempuan. Ia sungguh tidak berambisi mengejar apapun karena dari segi materi sudah memiliki segalanya, lebih dari yang dibutuhkan.Ck kamu tuh, Nolan mendecih pelan kemudian turun dan berjalan mendekati bola di lapangan, sementara Levi mengekor di belakang.Ayahnya melakukan pukulan lagi, dan bola itu masuk ke dalam hole.WOAH!!! Mereka berdua bersorak kemudian melakukan tos.Papa keren!! Papa hebat!! Levi menatap kagum ayahnya yang sudah tua dan mengidap penyakit jantung, namun tetap prima di lapangan golf.Ck ya dong. Liat papa masih kuat. Nolan menepuk lengannya sendiri yang selalu menghasilkan pukulan bertenaga di lapangan golf. Masukin bola aja masih bisa, apalagi... Nolan mengedipkan sebelah mata setelah melirik sekilas pada caddie yang berada beberapa meter di belakang mereka.Ya udah kenalan. Ini cakep mukanya agak bule, ujar Levi pelan.Nah iya itu. Makanya papa tadi request dia. Kamu bener nggak mau? Kalau kamu mau papa ngalah... Levi tersenyum kering. Lihatlah mereka, dua bajingan yang tampak seperti teman sepermainan. Hanya saat bersamanya saja, ayahnya bisa bersikap lepas seperti ini. Tentu saja ayahnya tidak mau cari perkara dengan bersikap seperti barusan di depan anak-anak Catherina.Nggak. Nggak selera, jawab Levi terus terang. Seleranya memang tidak jatuh pada setiap gadis cantik. Caddie girl itu memiliki fitur wajah tajam yang terkesan dingin. Memang kelewat cantik, tapi bukan seleranya.Siapa pacar kamu sekarang? Terakhir sama chef yang sering masuk TV itu kan? Yang bubar setelah jalan dua tahun? Kok semenjak nggak sama itu, kamu jomblo? Masih cinta sama yang itu?Males pacaran Pa. Ribet. Ujung-ujungnya pada minta dinikahin lagi. Mereka kembali menaiki buggy car.Ya cewek mana yang mau digantung tanpa kejelasan Levi? Kamu udah 37 lho. Jangan sewa lonte terus. Ya meskipun papa tahu yang kamu sewa itu lonte high class, yang rutin medical check up, bersih dan nggak penyakitan. Tapi sampai kapan kamu betah sendirian? Kamu butuh emotional support dari orang lain, selain papa. Papa takut kalau papa mati kamu kesepian.Kan ada Jeremi, tukas Levi santai.Ya elah! Anak itu... Nolan menampakkan wajah sewot yang mengundang senyuman geli di wajah Levi.Levi sekarang lagi deket sama cewek Pa. Levi memulai ceritanya.Ya. Terus? Siapa cewek ini? Kerjaannya apa?Mahasiswa. Masih sembilan belas tahun. Levi tersenyum nakal.HEH? Nolan menatap kaget.Masih temenan sih Pa. Belum ada apa-apa. Tapi Levi tertarik... Levi.... Nolan kehilangan kata-kata. Levi bagai mengulang cerita kelamnya di masa lalu. Jangan Levi. Jangan. Jangan buat masalah di hidup kamu. Itu anak orang Levi. Jangan rusak dia... Pa, ABG jaman sekarang nggak kayak anak jaman dulu. Mereka berani lho... Nolan menghela napas panjang sebelum mengucap kalimat yang ia khawatirkan memicu trigger Levi. Namun ia harus mengatakannya. Nolan merangkul erat pundak Levi sambil menatap dalam kedua mata putra kesayangannya itu.Jangan ulangi kesalahan Papa. Ibumu juga baru sembilan belas tahun waktu itu. Nolan meremas pelan pundak putranya. Jangan Nak. Jangan.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan