Tuhan, Izinkan Aku Bahagia

Pada dasarnya, banyak sekali manusia yang berlomba selalu dalam berusaha meraih kebahagiaan.

Dalam berbagai cara, mereka kerapkali mengusahakan banyak kesempatan agar mampu mendapati orang-orang di sekelilingnya tersenyum.

Namun, sayangnya banyak juga dari mereka yang mengorbankan raganya sendiri hingga akhirnya lelah tak tertahankan saat sendiri, termasuk kamu.

Menjadi 'badut' untuk menyenangkan banyak manusia, menciptakan tawa renyah untuk mereka yang bersama hingga selalu berusaha terlihat 'baik-baik saja' bukanlah hal yang mudah.

Apalagi saat emosionalmu yang tak mendukung sedangkan keadaan memaksamu untuk tetap terlihat ceria, maka perlu ada banyak topeng yang kamu butuhkan untuk menutupi kenyataan yang lain.

Untuk perihal ini, setidaknya ada luka yang memang benar-benar tak bisa kamu ceritakan kepada banyak orang.

Takut jika cerita nanti, mereka tak percaya atau malah menganggapnya sendiri sebagai, 

ber. can. da.

Terlalu konyol memang.

Saat dirimu berupaya menyenangkan banyak hati, sementara kamu tak tahu bagaimana caranya menyenangkan diri sendiri.

Saat kamu mampu menyembuhkan luka banyak orang, sementara kamu lupa bagaimana cara mengobati lukamu yang teramat parah.

Hidup kadang mengajakmu bercanda.

Manakala rasa ragu itu menyelinap, kamu tak biarkan siapapun tahu dengan harap, semua itu akan terselesaikan tanpa bekas.

Tak mudah untuk menjadi manusia yang 'pura-pura' kuat.

Selalu saja ada persiapan matang tentang sesuatu yang harus kamu ceritakan agar membuat mereka bahagia, walau terkadang usahamu hanya dibalas senyuman kecil dengan jawaban, "gak lucu."

Padahal andai mereka tahu, semua itu kamu lakukan atas jeri payahmu dalam bergulat antara tetap perhatian atau mencoba tak peduli dalam beberapa saat.

Kamu selalu bersitegang dengan hati nuranimu.

Ketika dia memintamu untuk istirahat, kamu tetap memilih maju.

Bahkan saat kamu terjatuh, kamu tutupi lukamu dengan berbagai cara demi tak ada yang tahu atas keadaanmu saat itu.

Menjadi sepertimu akan selalu berada dalam situasi yang ‘tak enak.’

Kamu selalu berpikir saat kamu mengeluh, malah akan menambah beban orang lain.

Bahkan saat kamu berubah sedikit, takut jika orang lain beranggapan hal yang aneh tentangmu.

Ada tekanan dalam diri saat kamu berupaya menjadi 'matahari', atau 'mood virus' bagi banyak orang.

Saat dirimu lelah dengan banyak masalah sementara keinginanmu tak ingin membuat mereka bertanya-tanya, kamu masih tetap memberikan sinar meski cahaya dalam dirimu hampir redup.

Kamu membiarkan mereka menikmati keindahan itu hanya karena tujuanmu sendiri yang ingin membuat mereka bahagia.

Namun kerapkali, apa pernah kamu menangisi keadaanmu ketika sendiri? Apa pernah kamu menyayangkan dirimu ketika kamu selalu bisa menciptakan sinar untuk mereka namun kamu tak bisa menyinari dirimu sendiri?

Peluklah raga dan dekaplah ia dalam cinta yang biasa kamu sebarkan.

Jangan terlalu banyak bersandiwara. Ada kalanya hatimu lelah dan ingin berusaha menjadi diri sendiri. Namun karena tuntutan dari sekeliling, kamu sampai lupa bagaimana cara menikmati hidup tanpa drama.

Di malam itu, kamu hanya bisa menangis saat beberapa masalah yang kamu rasakan terasa berat untuk dijalani namun kamu tak tahu harus menceritakannya kepada siapa. Kamu merasa, akan tak enak jika kamu tiba-tiba bercerita tentang hal buruk sementara mereka tahu bahwa kamu selalu 'baik-baik saja.'

Ada banyak pertimbangan tentang itu hingga akhirnya kamu memutuskan untuk mendekapnya sendiri.

Maka dari itu, jangan heran jika mendapati banyak berita tentang remaja yang selalu dianggap 'happy virus' tiba-tiba mengakhiri hidupnya dengan tragis.

Karena mungkin bagi mereka, tak ada manusia yang bisa dijadikan sebagai tempat berpulang.

Meski begitu, aku harap kamu bisa selalu bahagia dengan caramu, apa pun itu.

…