Aku Kehilangan Tulang Rusukku, Apa Kamu Melihatnya?

2
1
Terkunci
Deskripsi

Kisah ini bercerita tentang Kamu, seorang yang murung dan senantiasa kesepian. Kamu yang ganteng, tapi tampak menyedihkan. Kamu yang air matanya bahkan telah lama habis tapi masih terus mencari tulang rusuknya yang, menurutnya, telah hilang?

 

Sekali lagi ini kisah sedih tentang Kamu, dalam dunia yang muram, dan terus menunggu. (*)

 

Note: jika kamu menikmati karya ini, jangan lupa untuk mendukung author dengan cara memberikan like, komentar, dan atau support finansial. Setiap dukungan kalian akan sangat sungguh berarti. Terima kasih! 

1 file untuk di-download

Unlock to support the creator

Choose Your Support Type

Paket
5 konten
Akses 30 hari
250 (IDR 25,000)
Post
1 konten
Akses seumur hidup
80 (IDR 8,000)
Berapa nilai Kakoin dalam Rupiah?
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya SETELAH 15 TAHUN BERPISAH
1
0
Ini adalah sekilas cerita tentang mimpi. Sebuah cita-cita agung milik dua anak sekolah menengah atas. Orang bilang: bermimpilah setinggi-tingginya. Tetapi bagaimana seharusnya kita bersikap jika mimpi itu tak tercapai?  Excerpt:“Hai, Prof. Apa kabar? Aku tahu janji ini sudah lama sekali, tetapi janji ini selalu kuingat. Karena janji itulah aku bisa mencapai posisiku sekarang. Kamu tentu masih ingat janji kita dulu, bukan? Setelah perpisahan sekolah, kita berjanji bahwa kita akan berjumpa lima belas tahun kemudian untuk saling bercerita mengenai kisah-kisah hebat kita. Oh iya, jangan lupa bawa fotomu ketika mengunjungi Patung Liberty. Aku juga akan bawa, …” demikianlah pesan yang menyerang mental penulis kita.“Itu cuma ocehan bocah labil,” kesal penulis kita. “Enggak perlu dianggap seriuslah!”Dulu, lima belas tahun lalu, penulis kita memiliki janji demikian kepada kawan sekolahnya, Damario. Mereka juga berjanji bahwa mereka berdua akan pergi ke Patung Liberty—walaupun tidak bersama—sebagai wujud atau bentuk dari kesuksesan mereka. Penulis kita ingat janji itu. Ia berkata bahwa dirinya akan menjadi seorang yang besar, yang dikenal banyak orang karena opini-opini hebat, buku-buku bermutu. Lalu ia akan mengajar dan menjadi guru besar di sebuah universitas. Sementara Damario berkata bahwa ia akan menjadi seorang bintang model. Mereka berdua adalah siswa-siswa berprestasi di sekolah. Penulis kita banyak memenangkan kompetisi-kompetisi ilmiah, dari tingkat kecamatan hingga nasional. Begitu juga dengan Damario. Ia banyak memenangkan kontes foto sampul majalah dan cat walk. Namun, semua prestasi yang telah diraih oleh penulis kita ternyata tidak cukup untuk membuat dirinya menjadi seperti apa yang ia harapkan. Ia gagal. Ia belum pernah pergi ke Amerika Serikat atau pun Patung Liberty. Ia juga tidak terkenal. Ia bukan guru besar. Akan tetapi, syukurlah, ia telah menghasilkan dua buah novel yang penjualannya menyedihkan.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan