Cho Kyuhyun and The Assistant Part 1

0
0
Deskripsi

Shin Eunhye bukanlah gadis dari keluarga tidak mampu. Akan tetapi keinginannya untuk hidup mandiri membawanya bertemu dengan Cho Kyuhyun.

 Tiga bulan sudah Shin Eun Hye menjadi assistant rumah tangga di  apartemen seorang Direktur Muda berusia 29 tahun. Tidak banyak yang  dilakukan wanita 23 tahun ini di apartemen mewah seorang Cho Kyuhyun.  Pria tampan dengan sifat sedingin es, sekaku baja, dan tatapan tajam  setajam benda tertajam di permukaan bumi. Cho Kyuhyun, majikannya jarang  menetap di apartemen mewah ini. Pria kaku itu hanya datang ke apartemen  ini setiap Jumat malam dan akan pergi pagi-pagi sekali di hari senin.  Mungkin pria itu menginap di kantor-nya. Begitulah pikir Eun Hye.

 Bukan karena Shin Eun Hye mengagumi ketampanan Direktur muda itu seperti  perempuan kebanyakan di luar sana sehingga ia bersedia untuk menjadi  asisten rumah tangga di Apartemen pria lajang ini. Tapi semua ini karena  Shin Eun Hye, wanita cantik berkulit putih berbadan mungil yang  sebenarnya anak seorang Pengusaha yang bergerak dibidang periklanan,  ingin hidup mandiri. Membiayai kuliah kedokterannya ,yang sudah memasuki  semester akhir, dengan hasil keringatnya sendiri. Tentu saja pada  awalnya kedua orang tua-nya tidak menyetujui keinginan gadis muda dengan  mata hazel yang memikat ini. Untuk apa anaknya bersusah-susah bekerja  ketika orang tua-nya mampu memberikan segalanya kepada gadis cantik ini.  tapi, Shin Eun Hye benar-benar ingin mandiri, berdiri diatas dua  kaki-nya sendiri tanpa ditopang kedua orang tua-nya.

 Kembali lagi kepada kehidupannya setelah menjadi asisten rumah tangga  seorang Cho Kyuhyun. Kyuhyun mengetahui Eun Hye masih berstatus sebagai  mahasiswi, tapi pria itu tidak mengetahui mengenai latar belakang  keluarga Eun Hye. untuk apa dia peduli?

 Di apartemen Kyuhyun yang mewah ini terdapat 3 kamar, kamar Kyuhyun,  kamar Eun Hye, dan kamar yang disulap menjadi ruang kerja Kyuhyun. Eun  Hye terkadang bingung, untuk apa majikannya mempunyai ruang kerja di  tempat ini sedangkan ia jarang berada disini dan mengingat ketika dia  berada disinipun pria itu menghabiskan waktunya dikamar berteriak-teriak  tidak jelas hanya karena game bodoh dilayar PSP miliknya itu. Dan,  teringat pada interaksi pekerja dan majikan, selama tiga bulan ini,  dapat terhitung dengan jari berapa percakapan yang tercipta diantara  keduanya. Tidak perlu mengakrabkan diri bukan? Toh, Shin Eun Hye bekerja  dengan baik. Dan Cho Kyuhyun tidak berniat mengakrabkan diri dengan  gadis itu. Untuk apa? Hidupnya sudah cukup dikelilingi banyak wanita  cantik dan tentu saja asisten rumah tangga-nya tidak masuk kedalam  wanita yang ingin ia dekati. Tidak. Atau mungkin belum. Entahlah. Shin  Eun Hye tidak pernah mengucapkan lebih dari lima kata kepadanya, dan Cho  Kyuhyun? Siapapun tau, pria  dingin ini tidak suka berbasa-basi,  sehingga ia hanya menjawabnya dengan gumaman, atau satu kata pendek  seperti iya, tidak, dan nanti saja. Benar-benar pria dingin yang kaku.

                                            *

     Cho Kyuhyun sedang berkutat dengan berkas yang sedang dipegangnya.  Dahi-nya berkerut samar. Ah, ada masalah dengan proyek perusahaannya di  Pulau Jeju. Kemudian ia menaruh berkas tersebut asal diatas meja  kerja-nya yang penuh dengan tumpukan map-map berisi dokumen, yang  mungkin, bernilai jutaan dolar. Ia menekan pelipisnya pelan dengan  jari-jari tangan kanannya. Menandakan bahwa raga dan pikirannya lelah  mungkin. Cho Kyuhyun tentu saja seorang jenius. Tapi, seorang jenius pun  tetap saja dapat merasakan lelah bila dunianya hanya diisi dengan  berkas-berkas, rapat-rapat, pertemuan penting dengan kolega. Ah, ingin  rasanya tertidur nyenyak sehari saja, bermalas-malasan tanpa melakukan  apapun.

     Sibuk dengan pikirannya sendiri, Cho Kyuhyun tidak menyadari ada  seorang pria muda ,yang usianya tidak terpaut jauh dengannya, menatapnya  miris. Lee Donghae. Pria tampan dengan tatapan teduh itu tau bahwa Cho  Kyuhyun, atasan sekaligus sahabat-nya itu sedang dalam kondisi yang  tidak baik. Tunangannya, Park Ae Rin  memutuskan pertunangan dengannya  hanya karena alasan Kyuhyun yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya.  Sibuk? Memang apalagi yang diharapkan dari seorang direktur perusahaan  terbesar di korea selatan? Waktu luang yang tak terhingga? Oh, ayolah,  Cho Kyuhyun bahkan memiliki kamar pribadi di ruangan kantornya ini.  sudah barang tentu untuk mengurus dirinya sendiri saja ia tak sempat.

 "Ini sudah pukul 5 sore Kyu, kau tidak ingin pulang?", Tanya Donghae  yang sudah duduk dihadapan Kyuhyun. Kyuhyun membuka matanya, menatap  tajam Donghae. Oh, tentu saja tajam, dalam keadaan apapun dan pada  siapapun, tatapannya selalu tajam. Kyuhyun mengangguk singkat. Ini hari  Jumat, dan tentu saja setiap hari Jumat dia akan pulang ke apartemennya.  Ia lebih suka pulang ke apartemen pribadinya daripada ke kediaman orang  tuanya.

 "setelah ini kau akan pergi kemana, Hyung?", Kyuhyun bertanya kepada  Donghae dengan nada datar. Donghae tersenyum singkat, kemudian menjawab,  "pergi menemui kekasihku tentu saja. Kau langsung pulang?". Kyuhyun  menatap datar Donghae, menyembunyikan rasa iri yang timbul karena  Donghae memiliki seseorang untuk berbagi, sedangkan ia tidak. Tidak lagi  setelah wanita-nya meninggalkannya.

 "sepertinya begitu. Aku lelah sekali", ujar Kyuhyun pelan. Apa Donghae  salah lihat? Wajah Kyuhyun terlihat manusiawi dengan guratan-guratan  kelelahan yang kentara itu. Padahal biasanya, Kyuhyun dapat  menyembunyikannya seapik mungkin. Efek yang ditimbulkan oleh Park Ae  Rin, eh?

 "Baiklah, ayo kita pulang Kyu".

                                             *

     Shin Eun Hye sedang duduk di ruang tengah sambil berkutat dengan laptop  dihadapannya ketika didengarnya suara pintu terbuka. Itu pasti  majikannya. Siapa lagi yang mengetahui kombinasi angka apartemen ini  selain ia dan sang majikan? Eun Hye menolehkan kepalanya kea rah  majikannya. Majikannya terlihat sangat lelah. Ia tak salah lihat kan?  Sejak kapan majikannya mempunyai ekspresi lelah? Bukannya pria kaku itu  tidak memiliki ekspresi sama sekali? Ah, bukan urusanku. Batinnya.

     "Tuan sudah pulang?", Tanya Eun Hye. Sedikit berbasa- basi dengan  majikannya yang tampan itu. Kyuhyun melirik Eun Hye sekilas, tidak  berniat untuk menjawab pertanyaan basa-basi dari asisten rumah tangganya  itu. Entah atas dorongan apa Kyuhyun menghampiri Eun Hye dan duduk  disebelah gadis itu.

     "aku lapar", ucap Kyuhyun kemudian. Sehingga dengan sigap, Eun Hye  mematikan laptop-nya dan berjalan menuju dapur. Pandangan Kyuhyun terus  mengikuti gerak-gerik gadis itu. Ini pertama kalinya ia terlihat  tertarik dengan gadis itu. Gadis ini tidak tinggi, mungkin tinggi-nya  hanya 165 cm. tidak termasuk kategori wanita idamannya. Kyuhyun terus  memperhatikan Eun Hye yang sedang berkutat dengan penggorengan dan entah  apalagi. Eun Hye hanya menggunakan kaus longgar tanpa lengan dan  hotpants yang mengekspos kaki putih nan mulusnya. Sebenarnya ada yang  aneh menurutnya. Eun Hye terlalu cantik untuk ukuran seorang asisten  rumah tangga. Ia tahu Eun Hye masih berkuliah. Tapi, entahlah, tetap  saja Kyuhyun merasa gadis mungil itu tidak terlihat seperti orang yang  tidak mempunyai apa-apa.

     "Tuan makanannya sudah siap. Bisakah anda kemari?", Eun Hye meminta  Kyuhyun yang sedang duduk di ruang tengah untuk menuju meja makan. Eun  Hye melihat Kyuhyun bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan ke  arahnya. Ke arah meja makan. Pria itu menghempaskan dirinya di salah  satu kursi lalu dalam diam memakan makanannya dengan lahap. Ketika Eun  Hye akan melangkahkan kaki-nya menuju tempat dimana laptopnya berada,  tertangkap oleh gendang telinganya suara berat milik sang majikan  memanggilnya.

     "duduklah, Shin Eun Hye. Aku sedang tidak ingin makan sendiri". Eun Hye  membalikkan tubuhnya menghadap Kyuhyun. Sedikit terperangah mungkin  ekspresi yang sedang ia tunjukkan. Tentu saja karena sepanjang tiga  bulan ia bekerja bersama pria berkulit putih pucat ini, itu adalah  kalimat terpanjang yang keluar dari mulut pria itu untuk sang asisten  rumah tangga. Eun Hye menarik kursi dihadapan Kyuhyun. Memperhatikan  cara makan pria itu. Pria ini tampan. Begitu pikirnya.

     "Kau tidak makan?", Kyuhyun kembali bersuara. Ada apa dengan pria ini?  biasanya dia hanya bersuara ketika dia membutuhkan sesuatu. Dan bertanya  apakah Eun Hye tidak makan tentu saja tidak termasuk kedalam kategori  sesuatu yang dibutuhkan Pria itu.

     "saya sudah makan", jawab Eun Hye sopan. Kyuhyun menggumam pelan,  sedang memikirkan apalagi yang akan ia tanyakan kepada Shin Eun Hye.  Entahlah, ia sedang membutuhkan teman bicara. Dan di apartemen ini hanya  ada gadis itu. Pilihan terakhir yang ia punya. Toh, ia tidak mungkin  menghubungi Lee Donghae yang sudah dapat dipastikan tengah menghabiskan  malam bersama kekasihnya. Cho Ahra, kakaknya? Wanita yang terpaut 2  tahun dengannya itu berada di belahan bumi yang lain dengan dirinya.  Sudah tentu perbedaan waktu yang mencolok menjadi penyebab ia tidak bisa  leluasa berhubungan dengan wanita yang ia sebut 'noona' itu. Orang  tuanya? Ah, tidak. Lebih baik berbicara bersama si asisten rumah tangga  dibanding dengan orang tuanya yang keras kepala. Ya, keras kepala  seperti dirinya.

     "bagaimana kuliahmu?", kyuhyun kembali bersuara. Ia meletakkan sendok  dan garpu di atas piring makannya yang hampir kosong, kemudian meminum  cokelat hangat yang juga disediakan Eun Hye untuknya. Eun Hye terlihat  berpikir sejenak, "jika tidak ada halangan, bulan depan saya akan sidang  skripsi tuan".

     Kyuhyun mengangguk-angguk singkat, kemudian menggaruk kepalanya yang  tidak gatal. Oh, ayolah, ia bukannya tidak pernah berhadapan dengan  wanita. Hanya saja, hubungan dirinya dan asisten rumah tangganya memang  hanya sebatas hubungan majikan dan pekerja-nya, berbicara seperlunya  saja. Dan ia tidak tau apa yang harus ia suarakan kembali.

     Eun Hye terlihat ragu sejenak sebelum memutuskan untuk menyuarakan apa  yang ingin ia katakan, "Tuan, bolehkah saya meminta bantuan anda?".

 *

     Dan disinilah keduanya, di dalam ruang kerja kyuhyun, duduk berhadapan  di kasur lantai. Melakukan Tanya jawab mengenai skripsi milik Shin Eun  Hye. Kyuhyun jenius, dan Eun Hye tau itu. Itulah mengapa ia meminta  bantuan majikannya untuk latihan pra sidang yang akan berlangsung satu  bulan lagi.

     Dua jam sudah keduanya melakukan Tanya jawab itu dengan serius. Shin  Eun Hye mungkin sudah lelah, sehingga tanpa sadar ia merebahkan tubuhnya  diatas kasur lantai yang didudukinya bersama Kyuhyun tanpa memikirkan  bahwa hal itu tidaklah sopan mengingat ia hanya asisten rumah tangga  disini. Kyuhyun menatap tajam Eun Hye, kemudian menyunggingkan senyum  miringnya sekilas. Gadis ini kelelahan hanya karena ini? gadis aneh.  Begitu pikirnya. Ketika dilihatnya Eun Hye yang mulai memejamkan  matanya. Kyuhyun berinisiatif untuk membereskan kertas-kertas dan laptop  milik Eun Hye, bangkit berdiri dan meletakkan barang-barang itu diatas  meja kerjanya. Kyuhyun kembali berjalan menuju kasur lantai-nya dan  mendudukkan dirinya disamping Eun Hye yang sedang tidur telentang dengan  mata terpejam sambil mengatur nafasnya. Gadis ini, seperti habis  berlari marathon saja. Rutuk Kyuhyun dalam hati. Tapi diam-diam, Kyuhyun  menyukai ekspresi gadis ini, gadis ini memiliki beragam macam ekspresi  yang mampu membuat bibirnya melengkung keatas. Aaah, dia tidak salah  memilih untuk pulang ke apartemennya disaat pikirannya sedang kacau.

     Kyuhyun menatap keluar jendela besar disisi lain ruang kerjanya.  Ternyata di luar hujan lebat. Disaat hujan seperti ini, kalau ia sedang  berada di rumah ia pasti meminta ibunya atau kakak perempuannya untuk  tidur bersamanya dan memeluk tubuhnya. Ia hanya menunjukkan sifat  manusiawi dan lemahnya dihadapan ibu dan kakak perempuannya, bahkan  dihadapan Park ae Rin, Kyuhyun selalu menunjukan sikap kaku dan  dinginnya. Tidak memiliki sisi romantis. Mungkin itulah mengapa wanita  berparas cantik bak model itu meninggalkannya.

     Kyuhyun tidak suka hujan terutama hujan di malam hari. Jangan pikirkan  alasan. Ia hanya tidak suka hujan. Kyuhyun meringsek, ikut merebahkan  tubuhnya disamping Eun Hye. Ia tau, gadis itu tidak sepenuhnya tertidur,  gadis itu hanya sedang menghilangkan rasa lelahnya dengan memejamkan  mata. Kyuhyun berpikir sejenak, ragu haruskah ia melakukan ini atau  tidak. Tapi, ia dapat dipastikan tidak bisa tidur nyenyak jika tidak  melalukannya. Maka, dengan menekan segala hal yang terlintas menyentuh  logika dan hatinya, ia memutuskan untuk melakukannya. Menarik tubuh  mungil Eun Hye kedalam pelukannya. Eun Hye tentu saja kaget dengan  perlakuan majikannya. Refleks, ia mengerang dan mencoba melepaskan diri  dari pelukan tangan kekar majikannya. Namun, pria itu semakin  mengeratkan pelukannya.

     "biarkan seperti ini. aku hanya bisa tidur nyenyak jika memeluk eomma  atau noona-ku. Tapi mereka tidak berada disini. Jadi biarkan seperti  ini.". Eun Hye terdiam. Tidak menyangka majikannya yang dingin ternyata  memiliki kebiasaan yang sama dengan anak berusia lima tahun. Inikah yang  membuat majikannya sulit untuk tidur? Pantas disekeliling mata hitam  pekatnya terdapat lingkaran berwarna hitam. Susah tidur. Dengan alasan  yang terlalu kekanakan.

     "anda seharusnya masih tinggal bersama orang tua anda kalau begitu",  Ujar Eun Hye sedikit tidak jelas, karena wajahnya sepenuhnya terbenam  didada bidang Cho Kyuhyun.

     Kyuhyun semakin mengeratkan pelukannya. Hangat. Sehangat pelukan ibu  dan kakak perempuannya. Ia bahkan tidak pernah merasakan pelukan  sehangat ini dari wanita-wanita yang pernah dekat dengannya, termasuk  pelukan Park Ae Rin.

     "begitukah?", Kyuhyun menciumi puncak kepala Eun Hye, membuatnya dapat  menghirup aroma shampoo yang terkuar dari rambut hitam kepunyaan gadis  itu. Eun Hye hanya terdiam. Detak jantungnya entah kenapa jadi berulah.  Jujur saja, ia tidak pernah sedekat ini dengan lelaki manapun selain  dengan ayah-nya. ia tidak pernah berhubungan dengan lelaki manapun. Dan  sekarang, ia sedang berada dalam kondisi berjarak sangat dekat dengan  laki-laki lain yang tidak punya hubungan darah dengannya. Sedang berada  dalam kondisi berjarak sangat tidak sopan bersama majikannya. Ia  bukannya tidak pernah melakukan skinship dengan Kyuhyun. Tentu saja ia  pernah dan itu hanya sebatas berjabat tangan bukannya berpelukan dengan  tubuh yang benar-benar menempel satu sama lain. Eun Hye bahkan dapat  mendengar detak jantung Cho Kyuhyun, dan dapat merasakan nafas Kyuhyun  berhembus diatas puncak kepalanya. Ah, posisi ini terlalu nyaman untuk  Shin Eun Hye. Dan sungguh benar-benar teramat nyaman untuk Cho Kyuhyun.  Sehingga keduanya benar-benar tertidur dengan nyenyaknya.

 *

     Sejak malam itu, Kyuhyun memutuskan bahwa Eun Hye tidur bersamanya. Di  kamarnya. Eun Hye sudah barang tentu tidak memiliki kesempatan untuk  menolak. Apapun yang diucapkan pria itu adalah sebuah perintah yang  wajib untuk dilakukan. Maka dari itu, Eun Hye menerimanya, toh  majikannya itu hanya ada dikediaman pribadinya hanya di hari jumat  malam, sabtu dan minggu. Bukan suatu masalah yang besar. Begitulah yang  ada di pikiran Eun Hye pada awalnya. Namun kenyataannya, Kyuhyun setiap  hari pulang ke apartemennya. Dan ini sudah seminggu lebih sejak malam  itu. Ketika Eun Hye, yang sedang berada didalam pelukan Cho Kyuhyun  diatas ranjang besar dikamar pria dingin itu, bertanya kepada majikannya  itu mengenai dirinya yang entah kenapa menjadi pulang setiap hari,  kyuhyun hanya menjawab, "ini rumah-ku. Dan kau tentunya ingin majikanmu  mempunyai kualitas tidur yang baik kan? Tidurlah. Jangan banyak  bergerak, kau menggangguku kau tau. Dan berhentilah memanggil aku tuan,  Hye-ya".

     Sejak saat itu pun, Eun Hye tau majikannya tidak sedingin yang selama  ini ia dan orang-orang lihat. Justru sebaliknya, majikannya terkesan  lebih bocah dengan sifat manja dan merajuknya itu. Benar-benar pria yang  aneh.

     Bukan hanya Eun Hye yang menyadari perubahan dalam diri Kyuhyun, para  pegawai di perusahaan-nya pun menyadarinya. 5 tahun sudah Kyuhyun  menjabat sebagai direktur di Froex Corporation baru kali ini mereka  melihat direkturnya datang dari pintu utama karyawan dengan wajah hangat  yang tidak dibuat-buat. Lee Donghae sampai terheran-heran apa yang  membuat perubahan sedrastis itu pada seorang Cho Kyuhyun yang tidak  memiliki ekspresi apapun diwajahnya itu. Padahal baru beberapa waktu  lalu ia melihat Kyuhyun uring-uringan dengan gurat-gurat lelah yang  sangat manusiawi. Dan kini, pria dingin itu menjadi jauh lebih manusiawi  lagi dengan tatapannya yang teduh dan hangat. Oh ayolah, apa dunia akan  kiamat sebentar lagi?

     "kau tidak menginap lagi di kantor Kyu?", tanya Donghae langsung ketika  ia dan Kyuhyun telah berada di dalam ruangan milik sang direktur.  Kyuhyun menghempaskan dirinya keatas kursi singgasananya. Menggelengkan  kepalanya sambil tersenyum. Aneh. Begitulah pikir Donghae, kalau ada  perubahan lain dalam diri Kyuhyun yang amat sangat mencolok itu adalah  Kyuhyun yang selalu pulang tepat waktu. Tepat waktu. Catat itu. Cho  Kyuhyun bahkan tidak pernah meninggalkan ruangannya di hari kerja,  itulah mengapa terdapat kamar tidur di ruangan ini. karena Kyuhyun tidur  disini.

 "astaga kyu, apa yang terjadi denganmu?", tanya Donghae lagi. Kyuhyun  menatap Donghae tajam kemudian menjawab, "aku tidak mengerti dengan  ocehan-mu itu, Hyung. Berhentilah bersikap seolah-olah aku ini bukan Cho  Kyuhyun". Donghae mendengus pelan.

 "kenyataannya kau seperti bukan Cho Kyuhyun sajangnim yang terkenal dingin itu".

 Kyuhyun tersenyum singkat. Entah sudah senyum keberapa yang ia sunggingkan hari ini. hanya saja, ia ingin cepat-cepat pulang.

 *

     Kyuhyun membuka pintu apartemen-nya. Gelap. Ia melirik jam tangan yang melingkari lengan kiri-nya. Sudah pukul enam sore.

     "Hye-ya", suara bass Kyuhyun terdengar memanggil Eun Hye. Tidak ada  sautan. Kemana gadis itu? Kyuhyun melangkah menuju ruang tengah,  mendudukkan tubuhnya diatas sofa putih panjang, menyalakan televisi  tanpa berniat untuk menontonnya. Ia membuka jas-nya dan menyampirkannya  di kepala sofa, kemudian mengeluarkan ponsel-nya dari saku kemeja-nya  dan menekan tombol satu.

     Kyuhyun menempelkan ponselnya ditelinga kanannya. Mendengar nada  sambung, tak beberapa lama kemudian seseorang menjawab panggilannya.

 *

     Shin Eun Hye sedang berada dalam perpustakaan fakultas kedokteran  bersama temannya, Park Boem, ketika dirasakan oleh-nya ponsel dalam  tas-nya bergetar. Eun Hye menurunkan buku yang sedang ia baca lalu  merogoh-rogoh tas sampir-nya.

 "Hmm?", gumamnya ketika ponselnya sudah ia tempelkan ditelinga kanannya.  Ia melirik Park Boem sekilas sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan  oleh si penelepon.

 "Sedang bersama teman di kampus", jawabnya kemudian. Park Boem yang  tertarik dengan percakapan teman dekatnya itu bertanya tanpa suara  kepada Eun Hye, "siapa?", begitu yang ditangkap oleh Eun Hye dari  gerakan bibir Boem. Eun Hye tidak menjawab, ia mendengus pelan mendengar  suara dari orang yang meneleponnya itu.

 "Baiklah", kemudian ia memutuskan hubungan teleponnya dan kembali  menaruh ponsel-nya didalam tasnya. Eun Hye merapikan buku-bukunya,  kemudian berkata pada Boem yang terus memperhatikannya, "Majikan-ku. Aku  harus segera pulang. Maafkan aku tidak bisa menemanimu makan malam".

 Gadis bernama Park Boem itu mengangguk-angguk mengerti, "tidak masalah".

 *

     Kyuhyun sedang duduk di kursi berlengan di dalam kamar-nya sambil  membaca buku bisnis yang baru didapatnya dari seorang teman ketika Eun  Hye masuk kedalam kamarnya, yang memang tidak terkunci, sambil membawa  secangkir cokelat panas yang masih mengepul. Kyuhyun memperhatikan Eun  Hye yang berjalan kearahnya dibalik buku-nya. Gadis itu hanya mengenakan  kemeja biru lengan panjang kebesaran hingga setengah pahanya menutupi  hotpants yang dikenakannya. Kyuhyun mendengus, menaruh bukunya di meja  kecil disamping kursi tempatnya duduk tepat saat Eun Hye sampai  dihadapannya dan mengulurkan secangkir cokelat panas kepada Kyuhyun yang  diterima oleh Kyuhyun.

 "Kau sudah makan malam, Cho?", tanya Eun Hye yang masih berdiri  dihadapan Kyuhyun. Sementara Kyuhyun masih sibuk menyecap Cokelat  panas-nya. Tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Eun Hye. Semenjak  Kyuhyun memerintahkannya untuk tidak memanggilnya dengan sebutan Tuan,  Eun Hye memang memanggil Kyuhyun dengan nama Marga Pria itu. Kyuhyun  menaruh cangkir yang masih berisi cairan cokelat itu diatas meja-nya  kemudian menarik Eun Hye mendekat kepadanya, Tangan besarnya dialihkan  menarik tengkuk Eun Hye sehingga Eun Hye berada dalam posisi setengah  membungkuk dengan wajah  tepat beberapa centi berhadapan dengan wajah  tampan Cho Kyuhyun. Sial, jantungnya berulah lagi.

 "Kau ke kampus dengan menggunakan pakaian seperti ini Nona Shin?", tanya  Kyuhyun sarkatis dengan tatapan mengintimidasi. Eun Hye menatap lurus  ke mata tajam pria itu, dan itu membuatnya sulit mengeluarkan suara dari  dalam mulutnya.

 "Jawab aku", ujar Kyuhyun dengan nada memerintah.

     Eun Hye menarik napas pelan, mengatur agar suaranya terdengar sebiasa  mungkin, "Aku memakai celana jeans panjang-ku Cho, tapi aku melepasnya  di kamarku tadi. Kukira lebih nyaman memakai pakaian seperti ini didalam  rumah".

     Kyuhyun mengamati wajah Eun Hye, sungguh pesona gadis ini dapat  meruntuhkan logika dan akal sehatnya. Mata hazel-nya yang bercahaya,  hidungnya yang mancung dan bibir mungil-nya yang sewarna cherry blossom  itu menggodanya. Dan Kyuhyun mengaku kalah. Ia mendekatkan wajahnya ke  wajah mulus Eun Hye, semakin menekan tengkuk Eun Hye, dan menempelkan  bibir tebalnya sempurna diatas bibir mungil Eun Hye. Hanya menempel,  tidak lebih. Menyalurkan kehangatan kepada gadis cantik itu. Sementara  Eun Hye hanya mengerjap-ngerjapkan matanya kaget. Belum sempat mengatasi  rasa terkejutnya akibat perlakuan Kyuhyun yang tiba-tiba, dirasakan  olehnya sesuatu yang lembut bergerak-gerak di permukaan bibirnya.  Kyuhyun sudah memejamkan matanya, dan Eun Hye masih tetap  mengerjap-erjapkan matanya. Ini ciuman pertamanya. Dan, entah kenapa dia  tidak mampu menolaknya. Bukan. Dia memang tidak berniat untuk  menolaknya. Rasanya terlalu hangat dan nyaman. Terserah setelah ini apa  yang akan ada dalam pikiran majikannya itu, yang jelas saat ini Eun Hye  sudah memejamkan matanya, dan membalas perlakuan Kyuhyun. Bibir mereka  saling melumat lembut. Tidak kasar, dan tidak menuntut. Hanya ingin  berbagi kehangatan dan kenyamanan. Kyuhyun manarik Eun Hye kedalam  pangkuannya, sedangkan Eun Hye meletakkan kedua tangannya dibelakang  kepala Kyuhyun, meremas pelan rambut pria itu. Kakinya melingkar  sempurna dipinggang Kyuhyun mengekspose tiga perempat paha mulusnya.  Kyuhyun terus menekan tengkuk Eun Hye untuk memperdalam ciumannya.  Keduanya sadar, tidak ada nafsu disana. Namun, keduanya bingung,  perasaan apa yang tersalur dalam ciuman lembut mereka. Keduanya hanya  belum menyadari satu hal.

     Kyuhyun melepaskan ciuman yang entah sudah berlangsung berapa lama itu.  Napas-nya tersengal, begitupun dengan Eun Hye. Gadis itu terlihat  sedikit terengah-engah dengan wajah memerah dan terdapat sedikit peluh  di dahi gadis itu. Dan jangan lupakan rambut, rambut hitam sebahu itu  sedikit berantakan. Dan kalau boleh jujur, keadaan gadis itu benar-benar  semakin menggoda Kyuhyun. Ah, lupakan pikiran kotor-mu Cho Kyuhyun.  Kyuhyun menangkup kedua sisi wajah Eun Hye dengan kedua tangan  kekar-nya. tangan kanannya bergerak merapikan anak rambut Eun Hye,  tangan kirinya mengusap pelan wajah Eun Hye. Sementara gadis manis itu  hanya mampu menggigit bibir bawah-nya. ia malu sekali, tertangkap basah  menikmati lumatan-lumatan lembut sang majikan. Ia hanya menatap lurus  melewati bahu Kyuhyun. Tidak berani menatap wajah pria tampan itu.  Tangannya yang tadi melingkar di leher Kyuhyun pun sudah ia letakkan  disamping tubuhnya.

 Kyuhyun membenamkan wajah-nya dilekukan leher Eun Hye, menghirup aroma  lembut yang terkuar dari tubuh ini. Segala yang ada pada diri gadis ini  benar-benar membuat-nya gila.

 "Kau sudah makan, Hye-ya?", tanya Kyuhyun disela-sela kegiatannya  mengecupi leher jenjang Eun Hye. Eun Hye sendiri sedang menggigit  bibir-nya, bersusah payah agar mulutnya tidak mengeluarkan suara-suara  aneh yang barang tentu akan membuat dirinya semakin malu nantinya.

 "Aku tidak lapar.", jawab Eun Hye akhirnya, suaranya sedikit tercekat.  Mungkin efek dari mencoba agar suara aneh itu tidak keluar. Lalu Eun Hye  yang tersadar sesuatu kembali berkata, "Kau belum makan malam, Cho",  ujar Eun Hye dengan nada bersalah. Bagaimana bisa ia menikmati segala  perlakuan Kyuhyun malam ini, sementara pria itu sendiri dapat dipastikan  belum makan malam. Bodoh Shin Eun Hye! Rutuknya dalam hati.

 Kyuhyun tersenyum miring dibalik leher Eun Hye, "aku sedang menikmati makan malamku".

 Eun Hye tampak berpikir sejenak, lalu matanya membelalak dan menarik  paksa Kyuhyun untuk menghentikan kegiatan yang disebutnya 'makan malam'.  Eun Hye mengeluarkan seluruh tatapan tajam yang ia punya, "maksudmu,  menikmati tubuhku adalah makan malam, Cho Kyuhyun-ssi?". Kyuhyun  terkekeh, berdeham, sebelah tangannya mengelus pelan paha Eun Hye yang  masih mengalung sempurna dipinggangnnya. Entahlah, menggoda gadis ini  merupakan hal yang sangat mengasyikkan.

 "Bukankah kau menikmatinya nona Shin?", ucap Kyuhyun dengan nada  seduktif. Wajah Eun Hye kembali merona merah. Bibirnya memberengut,  tangannya memukul pelan dada bidang Kyuhyun. "aisssh, kau berisik. Aku  ingin tidur", katanya kemudian bangkit dari pangkuan Kyuhyun dan  melenggang menuju ranjang di sisi lain kamar ini. Kyuhyun tersenyum  riang. "Baiklah, kita lanjutkan diatas tempat tidur", katanya ringan.

 *

     Sinar matahari masuk melalui celah-celah jendela kamar Cho Kyuhyun.  Pria tampan itu sudah terbangun sejak 30 menit yang lalu, tapi  benar-benar tidak berniat untuk beranjak dari tempat tidurnya. Posisi  tidurnya menyamping, membiarkan dirinya leluasa memandang gadis yang  masih tertidur  nyaman disampingnya. Wajah polos Shin Eun Hye ketika  terlelap benar-benar sangat indah. Bagaimana bisa gadis disampingnya  bisa seindah ini? kyuhyun menggerakkan tangannya untuk membelai wajah  Eun Hye yang tidur menyamping menghadapnya. Sementara tangannya yang  lain digunakan untuk menopang kepalanya. Pagi yang terlalu indah untuk  dilewatkan. Tangan besarnya menelusuri lekuk-lekuk wajah Shin Eun Hye,  dahi gadis itu, yang entah mengapa terlihat sangat indah, bagaimana ia  baru menyadari kalau gadis ini memiliki dahi yang sesuai dengan  tipe-nya. Dilanjutkan dengan menyusuri kelopak mata, hidung mancung, dan  berhenti dilekukan bibir cherry blossom milik Eun Hye. Rasa ini belum  pernah muncul sebelumnya. Rasa untuk benar-benar memiliki gadis ini  sesungguhnya. Menjadikan dirinya sebagai pemilik satu-satunya dari gadis  ini.

     Eun Hye menggeliat pelan, dibukanya perlahan kedua matanya. Dan hal  pertama yang dlihatnya adalah wajah tampan Kyuhyun yang sedang  melihatnya. Onyx tajam milik pria itu menatap langsung pada hazel mata  bulatnya. Oh, ya ampun hanya tatapan seperti itu saja mampu membuat  jantungnya berulah.

     Eun Hye melenguh pelan. Astaga apa gadis ini tidak tau kalau lenguhannya dapat berakibat fatal bagi Kyuhyun?

     "Kau tidak bersiap-siap ke kantor, Cho? Bangunlah aku akan menyiapkan  sarapan untukmu", namun Kyuhyun melingkarkan tangan besarnya di pinggang  Eun Hye ketika gadis itu akan bangkit dari tempat tidur. Eun Hye  memandang Kyuhyun bingung.

     "Tidak akan ada yang pergi kemana-mana hari ini Nona Shin", Kyuhyun  menarik Eun Hye, menjatuhkan tubuh gadis itu diatas tubuhnya. Kyuhyun  menyandarkan kepalanya di kepala ranjang, jemari besarnya membelai  lembut rambut hitam Eun Hye yang terurai bebas. Kyuhyun dapat merasakan  debaran kencang jantung Shin Eun Hye. Sama seperti jantungnya yang  berdegup kencang.

     Eun Hye ingin menolak. Sayangnya keinginan untuk menolak setiap  perlakuan Kyuhyun pada dirinya tak sebesar keinginannya untuk merasai  dan menikmati setiap sentuhan Kyuhyun. Oh, lupakan tentang harga diri.  Harga dirinya nol bila menyangkut seorang Cho Kyuhyun. Oh sial, wajahnya  pasti sudah memerah.

     "tapi kau harus bekerja, Cho. Eiyyy, kau direktur pemalas sekali",  ucapnya sambil memukul-mukul pelan dada Kyuhyun yang tertutup piama  biru.

     Kyuhyun menarik tengkuk Eun Hye, menenggelamkan wajahnya dilekukan  leher gadis itu, mengecupinya kemudian mencumbunya sehingga meninggalkan  banyak bercak kemerahan di leher putih mulus itu.

     "Cho..", panggil Eun Hye pelan. Ia menggelinjang geli. Sungguh ia tak  bisa berbohong kalau ia menikmati setiap perlakuan kyuhyun. Kyuhyun  mengangkat wajahnya mengarahkannya pada bibir mungil cherry blossom. Eun  Hye memejamkan matanya tepat ketika material lembut milik Kyuhyun  menyentuh permukaan bibir mungil-nya. rasanya lembut, selembut permen  kapas, nikmat, senikmat wine yang selalu diteguk pria tampan itu.  Kyuhyun menggerakkan bibirnya diatas bibir Eun Hye dengan intense. Tak  ada suara lain selain suara decakan dari mulut keduanya yang sama-sama  menikmati cumbuan pagi hari itu dan suara samar kicau burung sebagai  latar.

     Entah sudah puluh menit keberapa Kyuhyun melepaskan cumbuan panas  mereka. Wajah Eun Hye sudah memerah, peluh membanjiri dahinya, dan bibir  cherry blossom-nya semakin memerah dan sedikit membengkak. Dan keadaan  Eun Hye yang seperti itu semakin membuat Kyuhyun tidak mampu untuk  menahan hasratnya lagi.

     "maafkan aku, tapi sungguh aku menginginkanmu saat ini juga", bisik  Kyuhyun seduktif di telinga Eun Hye. Eun Hye menggigit bibirnya ketika  bibir tebal Kyuhyun bermain dengan cuping telinganya. Oh ya Tuhan  terserah apa yang akan Kyuhyun pikirkan tentang dirinya nanti. Yang  jelas Shin Eun Hye sudah jatuh kedalam pesona Cho Kyuhyun. Dan pagi ini,  ia benar-benar menjadi milik pria berkulit pucat itu. Benar-benar milik  pria itu.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Cho Kyuhyun and The Assistant Part 2
0
0
Shin Eunhye bukanlah gadis dari keluarga tidak mampu. Akan tetapi keinginannya untuk hidup mandiri membawanya bertemu dengan Cho Kyuhyun.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan