
Shin Eunhye bukanlah gadis dari keluarga tidak mampu. Akan tetapi keinginannya untuk hidup mandiri membawanya bertemu dengan Cho Kyuhyun.
Tiga bulan sudah Shin Eun Hye menjadi assistant rumah tangga di apartemen seorang Direktur Muda berusia 29 tahun. Tidak banyak yang dilakukan wanita 23 tahun ini di apartemen mewah seorang Cho Kyuhyun. Pria tampan dengan sifat sedingin es, sekaku baja, dan tatapan tajam setajam benda tertajam di permukaan bumi. Cho Kyuhyun, majikannya jarang menetap di apartemen mewah ini. Pria kaku itu hanya datang ke apartemen ini setiap Jumat malam dan akan pergi pagi-pagi sekali di hari senin. Mungkin pria itu menginap di kantor-nya. Begitulah pikir Eun Hye.
Bukan karena Shin Eun Hye mengagumi ketampanan Direktur muda itu seperti perempuan kebanyakan di luar sana sehingga ia bersedia untuk menjadi asisten rumah tangga di Apartemen pria lajang ini. Tapi semua ini karena Shin Eun Hye, wanita cantik berkulit putih berbadan mungil yang sebenarnya anak seorang Pengusaha yang bergerak dibidang periklanan, ingin hidup mandiri. Membiayai kuliah kedokterannya ,yang sudah memasuki semester akhir, dengan hasil keringatnya sendiri. Tentu saja pada awalnya kedua orang tua-nya tidak menyetujui keinginan gadis muda dengan mata hazel yang memikat ini. Untuk apa anaknya bersusah-susah bekerja ketika orang tua-nya mampu memberikan segalanya kepada gadis cantik ini. tapi, Shin Eun Hye benar-benar ingin mandiri, berdiri diatas dua kaki-nya sendiri tanpa ditopang kedua orang tua-nya.
Kembali lagi kepada kehidupannya setelah menjadi asisten rumah tangga seorang Cho Kyuhyun. Kyuhyun mengetahui Eun Hye masih berstatus sebagai mahasiswi, tapi pria itu tidak mengetahui mengenai latar belakang keluarga Eun Hye. untuk apa dia peduli?
Di apartemen Kyuhyun yang mewah ini terdapat 3 kamar, kamar Kyuhyun, kamar Eun Hye, dan kamar yang disulap menjadi ruang kerja Kyuhyun. Eun Hye terkadang bingung, untuk apa majikannya mempunyai ruang kerja di tempat ini sedangkan ia jarang berada disini dan mengingat ketika dia berada disinipun pria itu menghabiskan waktunya dikamar berteriak-teriak tidak jelas hanya karena game bodoh dilayar PSP miliknya itu. Dan, teringat pada interaksi pekerja dan majikan, selama tiga bulan ini, dapat terhitung dengan jari berapa percakapan yang tercipta diantara keduanya. Tidak perlu mengakrabkan diri bukan? Toh, Shin Eun Hye bekerja dengan baik. Dan Cho Kyuhyun tidak berniat mengakrabkan diri dengan gadis itu. Untuk apa? Hidupnya sudah cukup dikelilingi banyak wanita cantik dan tentu saja asisten rumah tangga-nya tidak masuk kedalam wanita yang ingin ia dekati. Tidak. Atau mungkin belum. Entahlah. Shin Eun Hye tidak pernah mengucapkan lebih dari lima kata kepadanya, dan Cho Kyuhyun? Siapapun tau, pria dingin ini tidak suka berbasa-basi, sehingga ia hanya menjawabnya dengan gumaman, atau satu kata pendek seperti iya, tidak, dan nanti saja. Benar-benar pria dingin yang kaku.
*
Cho Kyuhyun sedang berkutat dengan berkas yang sedang dipegangnya. Dahi-nya berkerut samar. Ah, ada masalah dengan proyek perusahaannya di Pulau Jeju. Kemudian ia menaruh berkas tersebut asal diatas meja kerja-nya yang penuh dengan tumpukan map-map berisi dokumen, yang mungkin, bernilai jutaan dolar. Ia menekan pelipisnya pelan dengan jari-jari tangan kanannya. Menandakan bahwa raga dan pikirannya lelah mungkin. Cho Kyuhyun tentu saja seorang jenius. Tapi, seorang jenius pun tetap saja dapat merasakan lelah bila dunianya hanya diisi dengan berkas-berkas, rapat-rapat, pertemuan penting dengan kolega. Ah, ingin rasanya tertidur nyenyak sehari saja, bermalas-malasan tanpa melakukan apapun.
Sibuk dengan pikirannya sendiri, Cho Kyuhyun tidak menyadari ada seorang pria muda ,yang usianya tidak terpaut jauh dengannya, menatapnya miris. Lee Donghae. Pria tampan dengan tatapan teduh itu tau bahwa Cho Kyuhyun, atasan sekaligus sahabat-nya itu sedang dalam kondisi yang tidak baik. Tunangannya, Park Ae Rin memutuskan pertunangan dengannya hanya karena alasan Kyuhyun yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Sibuk? Memang apalagi yang diharapkan dari seorang direktur perusahaan terbesar di korea selatan? Waktu luang yang tak terhingga? Oh, ayolah, Cho Kyuhyun bahkan memiliki kamar pribadi di ruangan kantornya ini. sudah barang tentu untuk mengurus dirinya sendiri saja ia tak sempat.
"Ini sudah pukul 5 sore Kyu, kau tidak ingin pulang?", Tanya Donghae yang sudah duduk dihadapan Kyuhyun. Kyuhyun membuka matanya, menatap tajam Donghae. Oh, tentu saja tajam, dalam keadaan apapun dan pada siapapun, tatapannya selalu tajam. Kyuhyun mengangguk singkat. Ini hari Jumat, dan tentu saja setiap hari Jumat dia akan pulang ke apartemennya. Ia lebih suka pulang ke apartemen pribadinya daripada ke kediaman orang tuanya.
"setelah ini kau akan pergi kemana, Hyung?", Kyuhyun bertanya kepada Donghae dengan nada datar. Donghae tersenyum singkat, kemudian menjawab, "pergi menemui kekasihku tentu saja. Kau langsung pulang?". Kyuhyun menatap datar Donghae, menyembunyikan rasa iri yang timbul karena Donghae memiliki seseorang untuk berbagi, sedangkan ia tidak. Tidak lagi setelah wanita-nya meninggalkannya.
"sepertinya begitu. Aku lelah sekali", ujar Kyuhyun pelan. Apa Donghae salah lihat? Wajah Kyuhyun terlihat manusiawi dengan guratan-guratan kelelahan yang kentara itu. Padahal biasanya, Kyuhyun dapat menyembunyikannya seapik mungkin. Efek yang ditimbulkan oleh Park Ae Rin, eh?
"Baiklah, ayo kita pulang Kyu".
*
Shin Eun Hye sedang duduk di ruang tengah sambil berkutat dengan laptop dihadapannya ketika didengarnya suara pintu terbuka. Itu pasti majikannya. Siapa lagi yang mengetahui kombinasi angka apartemen ini selain ia dan sang majikan? Eun Hye menolehkan kepalanya kea rah majikannya. Majikannya terlihat sangat lelah. Ia tak salah lihat kan? Sejak kapan majikannya mempunyai ekspresi lelah? Bukannya pria kaku itu tidak memiliki ekspresi sama sekali? Ah, bukan urusanku. Batinnya.
"Tuan sudah pulang?", Tanya Eun Hye. Sedikit berbasa- basi dengan majikannya yang tampan itu. Kyuhyun melirik Eun Hye sekilas, tidak berniat untuk menjawab pertanyaan basa-basi dari asisten rumah tangganya itu. Entah atas dorongan apa Kyuhyun menghampiri Eun Hye dan duduk disebelah gadis itu.
"aku lapar", ucap Kyuhyun kemudian. Sehingga dengan sigap, Eun Hye mematikan laptop-nya dan berjalan menuju dapur. Pandangan Kyuhyun terus mengikuti gerak-gerik gadis itu. Ini pertama kalinya ia terlihat tertarik dengan gadis itu. Gadis ini tidak tinggi, mungkin tinggi-nya hanya 165 cm. tidak termasuk kategori wanita idamannya. Kyuhyun terus memperhatikan Eun Hye yang sedang berkutat dengan penggorengan dan entah apalagi. Eun Hye hanya menggunakan kaus longgar tanpa lengan dan hotpants yang mengekspos kaki putih nan mulusnya. Sebenarnya ada yang aneh menurutnya. Eun Hye terlalu cantik untuk ukuran seorang asisten rumah tangga. Ia tahu Eun Hye masih berkuliah. Tapi, entahlah, tetap saja Kyuhyun merasa gadis mungil itu tidak terlihat seperti orang yang tidak mempunyai apa-apa.
"Tuan makanannya sudah siap. Bisakah anda kemari?", Eun Hye meminta Kyuhyun yang sedang duduk di ruang tengah untuk menuju meja makan. Eun Hye melihat Kyuhyun bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan ke arahnya. Ke arah meja makan. Pria itu menghempaskan dirinya di salah satu kursi lalu dalam diam memakan makanannya dengan lahap. Ketika Eun Hye akan melangkahkan kaki-nya menuju tempat dimana laptopnya berada, tertangkap oleh gendang telinganya suara berat milik sang majikan memanggilnya.
"duduklah, Shin Eun Hye. Aku sedang tidak ingin makan sendiri". Eun Hye membalikkan tubuhnya menghadap Kyuhyun. Sedikit terperangah mungkin ekspresi yang sedang ia tunjukkan. Tentu saja karena sepanjang tiga bulan ia bekerja bersama pria berkulit putih pucat ini, itu adalah kalimat terpanjang yang keluar dari mulut pria itu untuk sang asisten rumah tangga. Eun Hye menarik kursi dihadapan Kyuhyun. Memperhatikan cara makan pria itu. Pria ini tampan. Begitu pikirnya.
"Kau tidak makan?", Kyuhyun kembali bersuara. Ada apa dengan pria ini? biasanya dia hanya bersuara ketika dia membutuhkan sesuatu. Dan bertanya apakah Eun Hye tidak makan tentu saja tidak termasuk kedalam kategori sesuatu yang dibutuhkan Pria itu.
"saya sudah makan", jawab Eun Hye sopan. Kyuhyun menggumam pelan, sedang memikirkan apalagi yang akan ia tanyakan kepada Shin Eun Hye. Entahlah, ia sedang membutuhkan teman bicara. Dan di apartemen ini hanya ada gadis itu. Pilihan terakhir yang ia punya. Toh, ia tidak mungkin menghubungi Lee Donghae yang sudah dapat dipastikan tengah menghabiskan malam bersama kekasihnya. Cho Ahra, kakaknya? Wanita yang terpaut 2 tahun dengannya itu berada di belahan bumi yang lain dengan dirinya. Sudah tentu perbedaan waktu yang mencolok menjadi penyebab ia tidak bisa leluasa berhubungan dengan wanita yang ia sebut 'noona' itu. Orang tuanya? Ah, tidak. Lebih baik berbicara bersama si asisten rumah tangga dibanding dengan orang tuanya yang keras kepala. Ya, keras kepala seperti dirinya.
"bagaimana kuliahmu?", kyuhyun kembali bersuara. Ia meletakkan sendok dan garpu di atas piring makannya yang hampir kosong, kemudian meminum cokelat hangat yang juga disediakan Eun Hye untuknya. Eun Hye terlihat berpikir sejenak, "jika tidak ada halangan, bulan depan saya akan sidang skripsi tuan".
Kyuhyun mengangguk-angguk singkat, kemudian menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Oh, ayolah, ia bukannya tidak pernah berhadapan dengan wanita. Hanya saja, hubungan dirinya dan asisten rumah tangganya memang hanya sebatas hubungan majikan dan pekerja-nya, berbicara seperlunya saja. Dan ia tidak tau apa yang harus ia suarakan kembali.
Eun Hye terlihat ragu sejenak sebelum memutuskan untuk menyuarakan apa yang ingin ia katakan, "Tuan, bolehkah saya meminta bantuan anda?".
*
Dan disinilah keduanya, di dalam ruang kerja kyuhyun, duduk berhadapan di kasur lantai. Melakukan Tanya jawab mengenai skripsi milik Shin Eun Hye. Kyuhyun jenius, dan Eun Hye tau itu. Itulah mengapa ia meminta bantuan majikannya untuk latihan pra sidang yang akan berlangsung satu bulan lagi.
Dua jam sudah keduanya melakukan Tanya jawab itu dengan serius. Shin Eun Hye mungkin sudah lelah, sehingga tanpa sadar ia merebahkan tubuhnya diatas kasur lantai yang didudukinya bersama Kyuhyun tanpa memikirkan bahwa hal itu tidaklah sopan mengingat ia hanya asisten rumah tangga disini. Kyuhyun menatap tajam Eun Hye, kemudian menyunggingkan senyum miringnya sekilas. Gadis ini kelelahan hanya karena ini? gadis aneh. Begitu pikirnya. Ketika dilihatnya Eun Hye yang mulai memejamkan matanya. Kyuhyun berinisiatif untuk membereskan kertas-kertas dan laptop milik Eun Hye, bangkit berdiri dan meletakkan barang-barang itu diatas meja kerjanya. Kyuhyun kembali berjalan menuju kasur lantai-nya dan mendudukkan dirinya disamping Eun Hye yang sedang tidur telentang dengan mata terpejam sambil mengatur nafasnya. Gadis ini, seperti habis berlari marathon saja. Rutuk Kyuhyun dalam hati. Tapi diam-diam, Kyuhyun menyukai ekspresi gadis ini, gadis ini memiliki beragam macam ekspresi yang mampu membuat bibirnya melengkung keatas. Aaah, dia tidak salah memilih untuk pulang ke apartemennya disaat pikirannya sedang kacau.
Kyuhyun menatap keluar jendela besar disisi lain ruang kerjanya. Ternyata di luar hujan lebat. Disaat hujan seperti ini, kalau ia sedang berada di rumah ia pasti meminta ibunya atau kakak perempuannya untuk tidur bersamanya dan memeluk tubuhnya. Ia hanya menunjukkan sifat manusiawi dan lemahnya dihadapan ibu dan kakak perempuannya, bahkan dihadapan Park ae Rin, Kyuhyun selalu menunjukan sikap kaku dan dinginnya. Tidak memiliki sisi romantis. Mungkin itulah mengapa wanita berparas cantik bak model itu meninggalkannya.
Kyuhyun tidak suka hujan terutama hujan di malam hari. Jangan pikirkan alasan. Ia hanya tidak suka hujan. Kyuhyun meringsek, ikut merebahkan tubuhnya disamping Eun Hye. Ia tau, gadis itu tidak sepenuhnya tertidur, gadis itu hanya sedang menghilangkan rasa lelahnya dengan memejamkan mata. Kyuhyun berpikir sejenak, ragu haruskah ia melakukan ini atau tidak. Tapi, ia dapat dipastikan tidak bisa tidur nyenyak jika tidak melalukannya. Maka, dengan menekan segala hal yang terlintas menyentuh logika dan hatinya, ia memutuskan untuk melakukannya. Menarik tubuh mungil Eun Hye kedalam pelukannya. Eun Hye tentu saja kaget dengan perlakuan majikannya. Refleks, ia mengerang dan mencoba melepaskan diri dari pelukan tangan kekar majikannya. Namun, pria itu semakin mengeratkan pelukannya.
"biarkan seperti ini. aku hanya bisa tidur nyenyak jika memeluk eomma atau noona-ku. Tapi mereka tidak berada disini. Jadi biarkan seperti ini.". Eun Hye terdiam. Tidak menyangka majikannya yang dingin ternyata memiliki kebiasaan yang sama dengan anak berusia lima tahun. Inikah yang membuat majikannya sulit untuk tidur? Pantas disekeliling mata hitam pekatnya terdapat lingkaran berwarna hitam. Susah tidur. Dengan alasan yang terlalu kekanakan.
"anda seharusnya masih tinggal bersama orang tua anda kalau begitu", Ujar Eun Hye sedikit tidak jelas, karena wajahnya sepenuhnya terbenam didada bidang Cho Kyuhyun.
Kyuhyun semakin mengeratkan pelukannya. Hangat. Sehangat pelukan ibu dan kakak perempuannya. Ia bahkan tidak pernah merasakan pelukan sehangat ini dari wanita-wanita yang pernah dekat dengannya, termasuk pelukan Park Ae Rin.
"begitukah?", Kyuhyun menciumi puncak kepala Eun Hye, membuatnya dapat menghirup aroma shampoo yang terkuar dari rambut hitam kepunyaan gadis itu. Eun Hye hanya terdiam. Detak jantungnya entah kenapa jadi berulah. Jujur saja, ia tidak pernah sedekat ini dengan lelaki manapun selain dengan ayah-nya. ia tidak pernah berhubungan dengan lelaki manapun. Dan sekarang, ia sedang berada dalam kondisi berjarak sangat dekat dengan laki-laki lain yang tidak punya hubungan darah dengannya. Sedang berada dalam kondisi berjarak sangat tidak sopan bersama majikannya. Ia bukannya tidak pernah melakukan skinship dengan Kyuhyun. Tentu saja ia pernah dan itu hanya sebatas berjabat tangan bukannya berpelukan dengan tubuh yang benar-benar menempel satu sama lain. Eun Hye bahkan dapat mendengar detak jantung Cho Kyuhyun, dan dapat merasakan nafas Kyuhyun berhembus diatas puncak kepalanya. Ah, posisi ini terlalu nyaman untuk Shin Eun Hye. Dan sungguh benar-benar teramat nyaman untuk Cho Kyuhyun. Sehingga keduanya benar-benar tertidur dengan nyenyaknya.
*
Sejak malam itu, Kyuhyun memutuskan bahwa Eun Hye tidur bersamanya. Di kamarnya. Eun Hye sudah barang tentu tidak memiliki kesempatan untuk menolak. Apapun yang diucapkan pria itu adalah sebuah perintah yang wajib untuk dilakukan. Maka dari itu, Eun Hye menerimanya, toh majikannya itu hanya ada dikediaman pribadinya hanya di hari jumat malam, sabtu dan minggu. Bukan suatu masalah yang besar. Begitulah yang ada di pikiran Eun Hye pada awalnya. Namun kenyataannya, Kyuhyun setiap hari pulang ke apartemennya. Dan ini sudah seminggu lebih sejak malam itu. Ketika Eun Hye, yang sedang berada didalam pelukan Cho Kyuhyun diatas ranjang besar dikamar pria dingin itu, bertanya kepada majikannya itu mengenai dirinya yang entah kenapa menjadi pulang setiap hari, kyuhyun hanya menjawab, "ini rumah-ku. Dan kau tentunya ingin majikanmu mempunyai kualitas tidur yang baik kan? Tidurlah. Jangan banyak bergerak, kau menggangguku kau tau. Dan berhentilah memanggil aku tuan, Hye-ya".
Sejak saat itu pun, Eun Hye tau majikannya tidak sedingin yang selama ini ia dan orang-orang lihat. Justru sebaliknya, majikannya terkesan lebih bocah dengan sifat manja dan merajuknya itu. Benar-benar pria yang aneh.
Bukan hanya Eun Hye yang menyadari perubahan dalam diri Kyuhyun, para pegawai di perusahaan-nya pun menyadarinya. 5 tahun sudah Kyuhyun menjabat sebagai direktur di Froex Corporation baru kali ini mereka melihat direkturnya datang dari pintu utama karyawan dengan wajah hangat yang tidak dibuat-buat. Lee Donghae sampai terheran-heran apa yang membuat perubahan sedrastis itu pada seorang Cho Kyuhyun yang tidak memiliki ekspresi apapun diwajahnya itu. Padahal baru beberapa waktu lalu ia melihat Kyuhyun uring-uringan dengan gurat-gurat lelah yang sangat manusiawi. Dan kini, pria dingin itu menjadi jauh lebih manusiawi lagi dengan tatapannya yang teduh dan hangat. Oh ayolah, apa dunia akan kiamat sebentar lagi?
"kau tidak menginap lagi di kantor Kyu?", tanya Donghae langsung ketika ia dan Kyuhyun telah berada di dalam ruangan milik sang direktur. Kyuhyun menghempaskan dirinya keatas kursi singgasananya. Menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Aneh. Begitulah pikir Donghae, kalau ada perubahan lain dalam diri Kyuhyun yang amat sangat mencolok itu adalah Kyuhyun yang selalu pulang tepat waktu. Tepat waktu. Catat itu. Cho Kyuhyun bahkan tidak pernah meninggalkan ruangannya di hari kerja, itulah mengapa terdapat kamar tidur di ruangan ini. karena Kyuhyun tidur disini.
"astaga kyu, apa yang terjadi denganmu?", tanya Donghae lagi. Kyuhyun menatap Donghae tajam kemudian menjawab, "aku tidak mengerti dengan ocehan-mu itu, Hyung. Berhentilah bersikap seolah-olah aku ini bukan Cho Kyuhyun". Donghae mendengus pelan.
"kenyataannya kau seperti bukan Cho Kyuhyun sajangnim yang terkenal dingin itu".
Kyuhyun tersenyum singkat. Entah sudah senyum keberapa yang ia sunggingkan hari ini. hanya saja, ia ingin cepat-cepat pulang.
*
Kyuhyun membuka pintu apartemen-nya. Gelap. Ia melirik jam tangan yang melingkari lengan kiri-nya. Sudah pukul enam sore.
"Hye-ya", suara bass Kyuhyun terdengar memanggil Eun Hye. Tidak ada sautan. Kemana gadis itu? Kyuhyun melangkah menuju ruang tengah, mendudukkan tubuhnya diatas sofa putih panjang, menyalakan televisi tanpa berniat untuk menontonnya. Ia membuka jas-nya dan menyampirkannya di kepala sofa, kemudian mengeluarkan ponsel-nya dari saku kemeja-nya dan menekan tombol satu.
Kyuhyun menempelkan ponselnya ditelinga kanannya. Mendengar nada sambung, tak beberapa lama kemudian seseorang menjawab panggilannya.
*
Shin Eun Hye sedang berada dalam perpustakaan fakultas kedokteran bersama temannya, Park Boem, ketika dirasakan oleh-nya ponsel dalam tas-nya bergetar. Eun Hye menurunkan buku yang sedang ia baca lalu merogoh-rogoh tas sampir-nya.
"Hmm?", gumamnya ketika ponselnya sudah ia tempelkan ditelinga kanannya. Ia melirik Park Boem sekilas sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan oleh si penelepon.
"Sedang bersama teman di kampus", jawabnya kemudian. Park Boem yang tertarik dengan percakapan teman dekatnya itu bertanya tanpa suara kepada Eun Hye, "siapa?", begitu yang ditangkap oleh Eun Hye dari gerakan bibir Boem. Eun Hye tidak menjawab, ia mendengus pelan mendengar suara dari orang yang meneleponnya itu.
"Baiklah", kemudian ia memutuskan hubungan teleponnya dan kembali menaruh ponsel-nya didalam tasnya. Eun Hye merapikan buku-bukunya, kemudian berkata pada Boem yang terus memperhatikannya, "Majikan-ku. Aku harus segera pulang. Maafkan aku tidak bisa menemanimu makan malam".
Gadis bernama Park Boem itu mengangguk-angguk mengerti, "tidak masalah".
*
Kyuhyun sedang duduk di kursi berlengan di dalam kamar-nya sambil membaca buku bisnis yang baru didapatnya dari seorang teman ketika Eun Hye masuk kedalam kamarnya, yang memang tidak terkunci, sambil membawa secangkir cokelat panas yang masih mengepul. Kyuhyun memperhatikan Eun Hye yang berjalan kearahnya dibalik buku-nya. Gadis itu hanya mengenakan kemeja biru lengan panjang kebesaran hingga setengah pahanya menutupi hotpants yang dikenakannya. Kyuhyun mendengus, menaruh bukunya di meja kecil disamping kursi tempatnya duduk tepat saat Eun Hye sampai dihadapannya dan mengulurkan secangkir cokelat panas kepada Kyuhyun yang diterima oleh Kyuhyun.
"Kau sudah makan malam, Cho?", tanya Eun Hye yang masih berdiri dihadapan Kyuhyun. Sementara Kyuhyun masih sibuk menyecap Cokelat panas-nya. Tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Eun Hye. Semenjak Kyuhyun memerintahkannya untuk tidak memanggilnya dengan sebutan Tuan, Eun Hye memang memanggil Kyuhyun dengan nama Marga Pria itu. Kyuhyun menaruh cangkir yang masih berisi cairan cokelat itu diatas meja-nya kemudian menarik Eun Hye mendekat kepadanya, Tangan besarnya dialihkan menarik tengkuk Eun Hye sehingga Eun Hye berada dalam posisi setengah membungkuk dengan wajah tepat beberapa centi berhadapan dengan wajah tampan Cho Kyuhyun. Sial, jantungnya berulah lagi.
"Kau ke kampus dengan menggunakan pakaian seperti ini Nona Shin?", tanya Kyuhyun sarkatis dengan tatapan mengintimidasi. Eun Hye menatap lurus ke mata tajam pria itu, dan itu membuatnya sulit mengeluarkan suara dari dalam mulutnya.
"Jawab aku", ujar Kyuhyun dengan nada memerintah.
Eun Hye menarik napas pelan, mengatur agar suaranya terdengar sebiasa mungkin, "Aku memakai celana jeans panjang-ku Cho, tapi aku melepasnya di kamarku tadi. Kukira lebih nyaman memakai pakaian seperti ini didalam rumah".
Kyuhyun mengamati wajah Eun Hye, sungguh pesona gadis ini dapat meruntuhkan logika dan akal sehatnya. Mata hazel-nya yang bercahaya, hidungnya yang mancung dan bibir mungil-nya yang sewarna cherry blossom itu menggodanya. Dan Kyuhyun mengaku kalah. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah mulus Eun Hye, semakin menekan tengkuk Eun Hye, dan menempelkan bibir tebalnya sempurna diatas bibir mungil Eun Hye. Hanya menempel, tidak lebih. Menyalurkan kehangatan kepada gadis cantik itu. Sementara Eun Hye hanya mengerjap-ngerjapkan matanya kaget. Belum sempat mengatasi rasa terkejutnya akibat perlakuan Kyuhyun yang tiba-tiba, dirasakan olehnya sesuatu yang lembut bergerak-gerak di permukaan bibirnya. Kyuhyun sudah memejamkan matanya, dan Eun Hye masih tetap mengerjap-erjapkan matanya. Ini ciuman pertamanya. Dan, entah kenapa dia tidak mampu menolaknya. Bukan. Dia memang tidak berniat untuk menolaknya. Rasanya terlalu hangat dan nyaman. Terserah setelah ini apa yang akan ada dalam pikiran majikannya itu, yang jelas saat ini Eun Hye sudah memejamkan matanya, dan membalas perlakuan Kyuhyun. Bibir mereka saling melumat lembut. Tidak kasar, dan tidak menuntut. Hanya ingin berbagi kehangatan dan kenyamanan. Kyuhyun manarik Eun Hye kedalam pangkuannya, sedangkan Eun Hye meletakkan kedua tangannya dibelakang kepala Kyuhyun, meremas pelan rambut pria itu. Kakinya melingkar sempurna dipinggang Kyuhyun mengekspose tiga perempat paha mulusnya. Kyuhyun terus menekan tengkuk Eun Hye untuk memperdalam ciumannya. Keduanya sadar, tidak ada nafsu disana. Namun, keduanya bingung, perasaan apa yang tersalur dalam ciuman lembut mereka. Keduanya hanya belum menyadari satu hal.
Kyuhyun melepaskan ciuman yang entah sudah berlangsung berapa lama itu. Napas-nya tersengal, begitupun dengan Eun Hye. Gadis itu terlihat sedikit terengah-engah dengan wajah memerah dan terdapat sedikit peluh di dahi gadis itu. Dan jangan lupakan rambut, rambut hitam sebahu itu sedikit berantakan. Dan kalau boleh jujur, keadaan gadis itu benar-benar semakin menggoda Kyuhyun. Ah, lupakan pikiran kotor-mu Cho Kyuhyun. Kyuhyun menangkup kedua sisi wajah Eun Hye dengan kedua tangan kekar-nya. tangan kanannya bergerak merapikan anak rambut Eun Hye, tangan kirinya mengusap pelan wajah Eun Hye. Sementara gadis manis itu hanya mampu menggigit bibir bawah-nya. ia malu sekali, tertangkap basah menikmati lumatan-lumatan lembut sang majikan. Ia hanya menatap lurus melewati bahu Kyuhyun. Tidak berani menatap wajah pria tampan itu. Tangannya yang tadi melingkar di leher Kyuhyun pun sudah ia letakkan disamping tubuhnya.
Kyuhyun membenamkan wajah-nya dilekukan leher Eun Hye, menghirup aroma lembut yang terkuar dari tubuh ini. Segala yang ada pada diri gadis ini benar-benar membuat-nya gila.
"Kau sudah makan, Hye-ya?", tanya Kyuhyun disela-sela kegiatannya mengecupi leher jenjang Eun Hye. Eun Hye sendiri sedang menggigit bibir-nya, bersusah payah agar mulutnya tidak mengeluarkan suara-suara aneh yang barang tentu akan membuat dirinya semakin malu nantinya.
"Aku tidak lapar.", jawab Eun Hye akhirnya, suaranya sedikit tercekat. Mungkin efek dari mencoba agar suara aneh itu tidak keluar. Lalu Eun Hye yang tersadar sesuatu kembali berkata, "Kau belum makan malam, Cho", ujar Eun Hye dengan nada bersalah. Bagaimana bisa ia menikmati segala perlakuan Kyuhyun malam ini, sementara pria itu sendiri dapat dipastikan belum makan malam. Bodoh Shin Eun Hye! Rutuknya dalam hati.
Kyuhyun tersenyum miring dibalik leher Eun Hye, "aku sedang menikmati makan malamku".
Eun Hye tampak berpikir sejenak, lalu matanya membelalak dan menarik paksa Kyuhyun untuk menghentikan kegiatan yang disebutnya 'makan malam'. Eun Hye mengeluarkan seluruh tatapan tajam yang ia punya, "maksudmu, menikmati tubuhku adalah makan malam, Cho Kyuhyun-ssi?". Kyuhyun terkekeh, berdeham, sebelah tangannya mengelus pelan paha Eun Hye yang masih mengalung sempurna dipinggangnnya. Entahlah, menggoda gadis ini merupakan hal yang sangat mengasyikkan.
"Bukankah kau menikmatinya nona Shin?", ucap Kyuhyun dengan nada seduktif. Wajah Eun Hye kembali merona merah. Bibirnya memberengut, tangannya memukul pelan dada bidang Kyuhyun. "aisssh, kau berisik. Aku ingin tidur", katanya kemudian bangkit dari pangkuan Kyuhyun dan melenggang menuju ranjang di sisi lain kamar ini. Kyuhyun tersenyum riang. "Baiklah, kita lanjutkan diatas tempat tidur", katanya ringan.
*
Sinar matahari masuk melalui celah-celah jendela kamar Cho Kyuhyun. Pria tampan itu sudah terbangun sejak 30 menit yang lalu, tapi benar-benar tidak berniat untuk beranjak dari tempat tidurnya. Posisi tidurnya menyamping, membiarkan dirinya leluasa memandang gadis yang masih tertidur nyaman disampingnya. Wajah polos Shin Eun Hye ketika terlelap benar-benar sangat indah. Bagaimana bisa gadis disampingnya bisa seindah ini? kyuhyun menggerakkan tangannya untuk membelai wajah Eun Hye yang tidur menyamping menghadapnya. Sementara tangannya yang lain digunakan untuk menopang kepalanya. Pagi yang terlalu indah untuk dilewatkan. Tangan besarnya menelusuri lekuk-lekuk wajah Shin Eun Hye, dahi gadis itu, yang entah mengapa terlihat sangat indah, bagaimana ia baru menyadari kalau gadis ini memiliki dahi yang sesuai dengan tipe-nya. Dilanjutkan dengan menyusuri kelopak mata, hidung mancung, dan berhenti dilekukan bibir cherry blossom milik Eun Hye. Rasa ini belum pernah muncul sebelumnya. Rasa untuk benar-benar memiliki gadis ini sesungguhnya. Menjadikan dirinya sebagai pemilik satu-satunya dari gadis ini.
Eun Hye menggeliat pelan, dibukanya perlahan kedua matanya. Dan hal pertama yang dlihatnya adalah wajah tampan Kyuhyun yang sedang melihatnya. Onyx tajam milik pria itu menatap langsung pada hazel mata bulatnya. Oh, ya ampun hanya tatapan seperti itu saja mampu membuat jantungnya berulah.
Eun Hye melenguh pelan. Astaga apa gadis ini tidak tau kalau lenguhannya dapat berakibat fatal bagi Kyuhyun?
"Kau tidak bersiap-siap ke kantor, Cho? Bangunlah aku akan menyiapkan sarapan untukmu", namun Kyuhyun melingkarkan tangan besarnya di pinggang Eun Hye ketika gadis itu akan bangkit dari tempat tidur. Eun Hye memandang Kyuhyun bingung.
"Tidak akan ada yang pergi kemana-mana hari ini Nona Shin", Kyuhyun menarik Eun Hye, menjatuhkan tubuh gadis itu diatas tubuhnya. Kyuhyun menyandarkan kepalanya di kepala ranjang, jemari besarnya membelai lembut rambut hitam Eun Hye yang terurai bebas. Kyuhyun dapat merasakan debaran kencang jantung Shin Eun Hye. Sama seperti jantungnya yang berdegup kencang.
Eun Hye ingin menolak. Sayangnya keinginan untuk menolak setiap perlakuan Kyuhyun pada dirinya tak sebesar keinginannya untuk merasai dan menikmati setiap sentuhan Kyuhyun. Oh, lupakan tentang harga diri. Harga dirinya nol bila menyangkut seorang Cho Kyuhyun. Oh sial, wajahnya pasti sudah memerah.
"tapi kau harus bekerja, Cho. Eiyyy, kau direktur pemalas sekali", ucapnya sambil memukul-mukul pelan dada Kyuhyun yang tertutup piama biru.
Kyuhyun menarik tengkuk Eun Hye, menenggelamkan wajahnya dilekukan leher gadis itu, mengecupinya kemudian mencumbunya sehingga meninggalkan banyak bercak kemerahan di leher putih mulus itu.
"Cho..", panggil Eun Hye pelan. Ia menggelinjang geli. Sungguh ia tak bisa berbohong kalau ia menikmati setiap perlakuan kyuhyun. Kyuhyun mengangkat wajahnya mengarahkannya pada bibir mungil cherry blossom. Eun Hye memejamkan matanya tepat ketika material lembut milik Kyuhyun menyentuh permukaan bibir mungil-nya. rasanya lembut, selembut permen kapas, nikmat, senikmat wine yang selalu diteguk pria tampan itu. Kyuhyun menggerakkan bibirnya diatas bibir Eun Hye dengan intense. Tak ada suara lain selain suara decakan dari mulut keduanya yang sama-sama menikmati cumbuan pagi hari itu dan suara samar kicau burung sebagai latar.
Entah sudah puluh menit keberapa Kyuhyun melepaskan cumbuan panas mereka. Wajah Eun Hye sudah memerah, peluh membanjiri dahinya, dan bibir cherry blossom-nya semakin memerah dan sedikit membengkak. Dan keadaan Eun Hye yang seperti itu semakin membuat Kyuhyun tidak mampu untuk menahan hasratnya lagi.
"maafkan aku, tapi sungguh aku menginginkanmu saat ini juga", bisik Kyuhyun seduktif di telinga Eun Hye. Eun Hye menggigit bibirnya ketika bibir tebal Kyuhyun bermain dengan cuping telinganya. Oh ya Tuhan terserah apa yang akan Kyuhyun pikirkan tentang dirinya nanti. Yang jelas Shin Eun Hye sudah jatuh kedalam pesona Cho Kyuhyun. Dan pagi ini, ia benar-benar menjadi milik pria berkulit pucat itu. Benar-benar milik pria itu.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
