Seorang anak lelaki, Miko hidup bersama Mamanya, Ely yang mengalami gangguan mental. Mereka hidup berdua di rumah megah tapi kosong, pengap, dan gelap karena tanpa aliran listrik dan air selama bertahun-tahun.

Mereka mulanya keluarga kaya tetapi sejak bangkrut dan Mama bercerai dengan Papa, hubungan dengan keluarga besar berjarak bahkan putus. Akhirnya mereka hanya hidup berdua dan harus menjalani kehidupan yang miris tanpa diperhatikan keluarga besar.

Penceritaan dalam kisah ini seperti puzzle. Memakai sudut pandang pertama (Aku-Miko). Aku, dengan potongan-potongan informasi yang didapat dan dengan daya imaji aku, menceritakan ulang potongan kisah hidup anggota keluarga yang pernah mengisi dan menghuni rumah megah itu yang kemudian berjarak bahkan putus kontak.

Aku menulis tiap potongan cerita baik masa kini maupun masa lalu, berharap ia menemukan pengertian dan menerima getir nasibnya. Dengan pengertian dan penerimaan itu, ia bisa mengalir dalam hari-hari di rimbanya kota meski kosong dan sunyi.

Para Tamu Rumah Kami