Hasrat Poligami part 4

1
0
Deskripsi

Kisah rumah tangga Farhan dan Salma

Ibu Salma segera meminta bantuan tetangganya untuk membawa Salma ke klinik, Salma mengalami stres berat hingga harus dirawat, Ibu Salma memutuskan untuk menerima saran dokter agar Salma dirawat.

Salma dirawat selama 3 hari. Selama dirawat, Salma meminta ibunya untuk merahasiakan kondisinya ini dari Farhan. Riwayat asma yang dimiliki Salma kambuh saat pikiran kecewa dan stress terhadap sikap Farhan melanda. Untuk itulah, ia tak ingin bertemu suaminya sementara waktu.

*****

Farhan tiba di rumahnya saat adzan isya berkumandang. Rahasia pernikahan poligaminya mulai terkuak, membuat Salma dan kedua putrinya memilih meninggalkan rumah mereka.

Farhan merasa dilema, ia tak ingin menceraikan Salma, pun ia juga tak ingin menceraikan Sofia. Salma telah memberinya dua orang putri yang cantik, sedangkan Sofia tengah mengandung buah cintanya. Hasil USG Sofia belum menunjukkan jenis kelamin calon buah hatinya, tapi ia sangat berharap janin itu berjenis kelamin laki-laki.

Selama seminggu berada di rumahnya sendiri, membuat Farhan kesepian, ia merasa kacau dan kehilangan nafsu makan.
Semua pesan dan telpon dari Sofia tak lagi ia pedulikan. Farhan hanya takut bila Salma menginginkan perceraian.

Sofia yang merasa tak direspon oleh Farhan, mencoba membujuk Rania agar melakukan panggilan video pada ayahnya. Farhan tak pernah bisa menolak permintaan anaknya.

Saat panggilan video berlangsung, Farhan melihat Sofia tengah menangis.

"Ayah, Mama nangis." 
"Kakak tadi nakal ya?"
"Enggak kok Yah, Mama sekarang cengeng."
"Kasihkan hp-nya ke Mama ya Kak," pinta Farhan.

Gadis kecil itu segera menyerahkan ponselnya ke Sofia.

Mendengar penuturan sang anak, Sofia sontak terbahak. Hormon kehamilan membuat Sofia mudah sekali menangis.

"Kenapa, Sayang?"
"Aku rindu, Mas." Sofia mengusap air matanya.
"Sabar ya, nanti kalau ada waktu Mas pulang lagi kesitu."
"Love you, Sayang."
"Love you too."

Bibir Sofia terlihat tersenyum. Melihat hal itu Farhan bahagia. Meski terpisah jarak, tapi Farhan rutin melakukan panggilan video untuk menuntaskan rindunya sementara.

Mengetahui sang istri tengah hamil muda, Farhan iba karena tak bisa mendampingi setiap waktu. Ia hanya mampu mengirimkan pesan cinta melalui telepon, tapi masalah kepergian Salma membuat Farhan lupa akan kondisi Sofia dan Rania.

***
"Ya Allah, bagaimana ini?
Aku tahu ini menyakitkan untuk Salma, tapi Aku tak melanggar aturanMu Ya Allah," sesal Farhan.

Perkiraan Farhan meleset, ia mengira bahwa setelah pernikahannya dengan Sofia dilangsungkan, ia akan mencari waktu yang tepat untuk memberitahukan hal itu pada Salma dan berharap Salma dapat menerima keputusannya menikah lagi. Tapi ternyata, sebelum hal itu terlaksana rahasia Farhan terkait poligami telah terbongkar dan Salma marah besar padanya.

Poligami menurut keyakinan Farhan memang diperbolehkan, izin istri pertama bukan syarat wajib dilakukannya poligami,  hal itulah yang mendasari Farhan untuk melakukan poligami.  Namun Farhan lupa, meski poligami diperbolehkan, tapi bila tak mampu adil dan menzalimi, lebih baik dihindari.

Selama seminggu di Semarang, Farhan gelisah, ia merasa tak tenang. Pikiran buruk menghantui karena  Salma mendiamkannya. Farhan memilih menyelesaikan masalahnya dengan Salma, ia berencana sore nanti sepulang mengajar ia akan menjemput istrinya di Solo.

Menjelang magrib, Farhan sampai di rumah mertuanya.

"Ayaaaah," seru kedua putrinya saat melihat kedatangannya.

Keduanya lalu mencium dan mendekap Farhan.

Mengetahui Farhan datang, Salma tetap melayani kebutuhannya. Menyiapkan makan malam dan air hangat untuk mandi. Meski masih mendiamkan suaminya, tapi Salma tetap menjalankan rutinitasnya sebagai seorang istri.

Di dalam kamar, Farhan menelisik kondisi istrinya, ia menemukan beberapa oksigen semprot di samping tempat tidur. Ia tersadar, gelisah yang ia rasa selama ini ternyata karena asma yang diderita Salma kambuh, ia merasa sangat bersalah pada Salma.

Pasangan suami istri itu mencoba mencari solusi. Setelah sholat isya, Farhan mencoba membuka percakapan dengan istrinya.

Salma menatap kosong saat Farhan menghampirinya. Mata Salma yang bengkak karena terus- menerus menangis, membuat Farhan iba. Sikap Farhan telah membuat Salma terluka.

"Maafkan Mas, Sayang...maaf, Mas minta maaf," ucap Farhan seraya mengecupi tangan istrinya.

Salma tak menjawab permintaan Farhan, ia semakin tersedu. Farhan segera memeluk istrinya. Salma yang emosi memukuli dada Farhan.

"Kamu egois Mas!"
"Kamu jahat!"
"Kamu!" 
"Apa salahku, Mas?"
"Teganya kamu, Mas!"

Salma tak kuasa menahan sakit batinnya, air mata tak henti mengalir. Farhan memberikan kesempatan istrinya untuk meluapkan emosinya di hadapannya.

Setelah tangis Salma mereda. Farhan mengusap air mata istrinya dan mengecup kening istrinya lama.

"Maaf, maaf, maaf." Farhan berucap tulus.

"Maafkan Mas yang telah menikah lagi tanpa seizinmu, sayang."
"Mas janji akan tetap adil."

Mendengar ucapan sang suami, Salma segera melepas pelukan itu, ia memilih menjauhi suaminya. Kilat amarah terlihat di matanya. Dadanya bergemuruh.

"Pintar ya Kamu, Mas...cari istri lagi!"

"Seksi, kaya, punya gaji sendiri, masih bisa kok Mas nambah dua lagi...kan boleh sampai empat istri, Mas," sindir Salma pada Farhan.

"Apa Aku udah enggak cantik lagi, Mas?"

"Apa Aku udah kurang memuaskan mu?" cecar Salma.

"Masih mau minta maaf ?"
"Apa maafku bisa membuatmu cerai dari dia, Mas?"
"Ayo jawab!" Jangan diam aja!"

"Aku enggak bisa menceraikan Sofia, Sal."

"Ap-pa? Ja-di?" tanya Salma dengan bibir bergetar.

Mendengar jawaban Farhan, hati Salma semakin sakit, suaminya lebih memilih adik madunya dibanding dirinya yang telah memberi Farhan dua putri.

"Tinggalkan Aku sendiri, Mas!"
"Aku ingin sendiri."

Salma segera menumpahkan tangisnya di kasur, ia menangis tersedu-sedu.

Melihat kondisi Salma, Farhan memilih keluar dari kamar itu. Ia memberikan kesempatan pada istrinya untuk meluapkan emosinya. Saat membuka pintu, kedua anaknya tiba- tiba menerobos pintu kamarnya.

"Ibu?" tanya Sisi heran, melihat Salma menangis di kasur.

"Ibu kenapa, Yah?"

Farhan belum sempat menjawab pertanyaan itu, kedua putrinya langsung memeluk Salma yang tengah tersedu- sedu.

"Ibu...jangan menangis, Bu...Aku sedih kalau Ibu menangis." Sisi terus menggoyangkan badan Salma agar berhenti menangis.

Mendengar pinta si kecil, membuat Salma malu ketahuan menangis di hadapan putrinya. Ia segera mengusap air matanya dan memasang senyum di bibirnya.

Salma bertekad, demi kedua putrinya ia harus kuat.

Sasa segera memeluk Salma,
"Ibu, jangan nangis lagi ya, Bu...Aku sayang Ibu."

"Sisi juga sayang Ibu," ucap Sisi tak mau ketinggalan.

Sikap kedua putrinya membuat Salma terharu. Pelukan kedua putrinya membuat kekalutan Salma hilang berganti tenang dan kuat, ia harus lebih bersabar menjalani ujiannya demi kedua putrinya.

Farhan yang melihat hal itu pun ingin sekali memeluk mereka bertiga. Tapi melihat ekspresi Salma yang dingin padanya, ia urung melakukan itu.

"Ibu..kapan Kita pulang ke Semarang? Aku kangen teman- temanku Bu, pengin main bareng, TPA," tanya Sisi. Gadis kecil itu sangat merindukan teman- teman bermainnya.

"Nanti ya Nak, Kita liburan dulu disini ya, seminggu," jawab Salma.

"Seminggu itu berapa hari, Bu?"
"Tujuh hari, Nak."
"Ini masih kurang berapa hari, Bu?"
"Lima hari, Nak."
"Yah...la-ma," sungut Sisi dengan wajah cemberut.

Mendengar jawaban ibunya yang tak memuaskannya, Sisi memilih keluar dari kamar itu.

Melihat Sisi cemberut, Farhan segera membujuknya agar Salma pun ikut luluh pulang ke Semarang bersamanya.

Farhan menghampiri putri bungsunya yang duduk sambil menangis di ruang tamu.

"Sisi pengin pulang ke Semarang?" tanya Farhan seraya menghapus air mata Sisi.

Sisi mengangguk.
"Pulang sama Ayah yuk, mau?"
"Mau Yah."  Gadis kecil itu kembali tersenyum. Matanya berbinar.
"Sama Ibu juga?" 
"Coba Sisi tanya Ibu, Ibu mau enggak."

Sisi kembali menghampiri Salma dan bertanya.
"Ibu mau pulang sama Sisi sama Ayah kan?"
"Enggak, Ibu enggak mau pulang!"
"Ibu masih mau disini, Ayahmu biar pulang sendiri!"
Sisi kembali kecewa, harapannya untuk segera pulang sirna.

Misi Farhan untuk membawa Salma pulang, gagal.

Ponsel Farhan bergetar, menunjukkan tanda ada pesan baru masuk. 
[Jemput Aku kalau Mas udah bisa mutuskan
pilih Aku, bukan dia].

 

 

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Hasrat Poligami part 5
1
0
Farhan yang menikah diam-diam membuat Salma, istri pertamanya bimbang,
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan