
Mau tahu NFT yang lagi happening, π€
Kawan Karya gausah pusing! π΅
Karina bahas poin-poin NFT yang penting, ππ»βοΈ
Kamu tinggal baca sambil baring-baring! ππ»βοΈ
Note: iya, ini minjem captionnya Minka di medsos @karyakarsa_id ππ»βοΈ
Halo Kawan Karya!
Pernah nggak ngerasa kalau berkarya itu susah?
Kadang, keuntungan berkarya nggak sebanding sama kerja keras kamu dalam membuat karya. Mungkin juga karya kamu terlalu banyak diubah karena harus mengikuti kemauan pihak-pihak ketiga (seperti yang terjadi di Facebook, Instagram, YouTube).
Kalau pernah ngerasa atau ngalamin hal kayak gini, kamu nggak sendirian! Banyak kreator juga yang ngerasain hal yang sama. Ini kenapa ada platform seperti KaryaKarsa yang hadir supaya kamu bisa berkarya dengan bebas sekaligus mendapat penghasilan dari karya kamu. Selain KaryaKarsa, kamu juga bisa mendapat penghasilan dan kebebasan berkarya lewat NFT.
Apa itu NFT?
NFT itu adalah singkatan dari Non-Fungible Token.
Istilah βFungibleβ itu artinya sesuatu yang dapat ditukar dengan hal sepadan atau sama persis. Sebagai contoh, Rp10.000 kamu bisa ditukar dengan Rp10.000 orang lain, dan nilai uang itu tetap sama.
Sementara, βNon-Fungibleβ artinya aset dengan nilai tukar yang nggak bisa digantikan. Sebagai contoh, lukisan Mona Lisa yang dilukis oleh Da Vinci ngga bisa diganti dengan lukisan Mona Lisa yang dijual di pasaran.
Sederhananya, NFT adalah aset digital yang unik. Beragam karya seperti tulisan, gambar, video, musik, ilustrasi, dan foto dapat dijadikan NFT.
Ini beberapa contoh NFT:

3 Keuntungan membuat NFT
Kalau kamu belum pernah buat NFT, nggak ada salahnya mencoba! Dengan membuat NFT, kamu akan mendapat 3 keuntungan ini:
1. Royalti yang adil dan berlipat bagi kreator.
Saat ini, kebanyakan kreator hanya mendapatkan hasil dari penjualan perdana karya mereka. Kalau karya tersebut dijual lagi ke depannya dengan harga yang lebih tinggi, kreator karya tersebut seringkali nggak dapat bagian royalti. Sementara itu, kreator yang mendapatkan royalti atas karya mereka biasanya mendapatkan nominal yang kecil. Jumlahnya nggak sebanding dengan royalti yang masuk ke kantong label/distributor.
Dengan NFT, kamu selamanya akan mendapatkan royalti atas hasil karya kamu, karena pembagian royalti ke kreator bersifat otomatis setiap kali NFT terjual/terbeli. Kamu juga bisa menentukan persentase royalti yang ingin kamu dapatkan atas setiap transaksi jual beli karya kamu. Sebagai kreator, kamu akan selalu diuntungkan oleh hasil karya kamu.
2. Kamu punya kebebasan berkarya.
Saat ini, kreator tidak dapat leluasa berkarya karena adanya regulasi dan kontrol ketat dari pihak ketiga (seperti yang terjadi di Facebook, Instagram dan TikTok). Platform-platform tersebut dapat mengontrol karya kamu secara sepihak. Kontrol dari platform bisa juga mengakibatkan karya yang kamu upload hilang.
Masalah ini mendorong munculnya Web3 (nanti Karina bahas di bawah), lingkungan internet terbaru yang penggunanya internet bisa berkarya lepas dari platform. Karya yang sudah di-βuploadβ akan selalu ada dalam bentuk NFT.
3. Bukti autentikasi dan kepemilikan
Melalui NFT, kamu dapat melindungi hak cipta karya kamu karena pembuatannya tercatat dan tidak bisa diubah. Pendukung karya kamu juga dapat mengecek apakah karya yang dia beli adalah asli buatanmu. Setelah membeli, penggemar kamu juga dapat membuktikan bahwa dia adalah pemilik karya kamu yang sah.
Kalau kamu belum pernah buat NFT, nggak ada salahnya mencoba!
Untuk membuat NFT, kamu perlu meng-βuploadβ karya kamu melalui proses bernama βmintingβ ke platform jual beli NFT. Contohnya, platform jual beli NFT akaswap.com (bagian dari Tezos). Setelah di-mint, karya NFT kamu dapat diperjualbelikan di lingkungan Web3 menggunakan mata uang khusus.

NFT dan Web3
Di atas, Karina sudah sebut istilah Web3. Web3 ini adalah istilah yang sering muncul dalam pembahasan NFT. Untuk mengerti Web3, Karina bahas dulu Web1 dan Web2 ya!

- Web1: internet "jadul"
Di lingkungan internet Web1, konten disalurkan secara satu arah. Pembuat situs akan memberi informasi ke pengguna internet, tanpa ada interaksi antara keduanya.
- Web2: internet dengan interaksi sosial
Seiring perkembangan internet, mulai muncul platform-platform raksasa seperti Facebook, Instagram, dan TikTok. Di lingkungan internet Web2, pengguna internet juga bisa membuat konten dan berinteraksi satu sama lain. Dengan kata lain, Web2 adalah internet βsaat iniβ. Masalah dari Web2 adalah kontrol berlebihan yang mengekang kreativitas para kreator dan karya yang mereka buat.
- Web3: internet dengan kebebasan kreatif
Web3 adalah generasi internet berikutnya tempat para kreator dapat bebas berkarya. Tulang punggung dari Web3 adalah teknologi blockchain. Teknologi ini memungkinkan kreator untuk meng-βuploadβ karya mereka sebagai NFT yang tidak dimiliki platform manapun. Web3 ini masih baru, dan akan menjadi lingkungan internet utama di masa depan.
Sekian pembahasan singkat mengenai NFT dan Web3.
Semoga info ini membantu Kawan Karya.
Kalau kamu penasaran, jangan ragu buat coba βmintingβ karya kamu menjadi NFT di akaswap.com, supaya kamu nggak ketinggalan jaman.
Selanjutnya, akan ada pembahasan tentang Tezos, akaSwap, dan tutorial bikin NFT! Tunggu postingan selanjutnya dari Karina ya! Semangat berkarya! π»π»π»
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi π₯°
