Next
Kertas Kindew (Nurhadi Tri Utomo): Ubah Keresahan jadi Bahan Hasilkan Karya!
Ketika awal melihat komik Kertas Kindew, sempat terbersit pikiran mungkin komik ini dikerjakan oleh tim komikus. Tapi ternyata tidak! Komik Kertas Kindew dikerjakan seorang diri, oleh Nurhadi Tri Utomo. “Kertas Kindew kini dikelola oleh saya sendiri, baik itu konten Instagram, Twitter, dan YouTube, kecuali untuk Paid Partnership biasanya di-outsourcing kalo nilainya lumayan,” ujar Nurhadi saat memperkenalkan diri. “Latar belakang saya jauh dari seni, lebih tepatnya Teknik Sipil, semacam bidang keilmuan yang mempelajari bangunan-bangunan yang berguna untuk umat manusia, yang dimana merupakan pekerjaan utama saya juga, di Kota Bandung,” ujar Nurhadi menjelaskan dirinya. Dalam membuat karya, Nurhadi membuat komik yang terbilang unik, yaitu menggambar karakter dalam cerita berbentuk makanan “Tahu”, tapi kemudian ia namakan komiknya “Kertas Kindew”. Nurhadi bercerita alasan dibalik nama komik dan karakter yang ia buat demikian.Sumber: Instagram @karyakarsa_id “Kenapa bentuknya Tahu? Soalnya biar gambarnya mudah. Karena saya kerja juga, jadi waktu dan tenaga buat bikin komik terbatas. Makannya, cari yang gampang-gampang aja, yang penting masih agak good looking,” jelas Nurhadi. Lebih lanjut ia juga menjelaskan bahwa membuat komik hanya menjadi hobi. Meski demikian, bisa dilihat Nurhadi cukup produktif dalam berkarya. “Pada awalnya cuma hobi, tapi kini jadi sumber side income (yang gak gede-gede amat) yang sangat penting di umur yang mulai banyak tuntutan, 27 tahun,” ujar Nurhadi.“(Selain itu) Juga sebagai media buat menyalurkan unpopular opinion yang gak bisa di utarakan di real life. Sebelumnya pernah bikin komik di Ciayo, genre-nya komedi, tapi kayanya genre komedi bukan saya aja he he he,” cerita Nurhadi menambahkan penjelasan tentang hobi buat komiknya. TAHU GAK TAHU!Komik Kertas Kindew adalah komik strip 4 panel yang kerap membahas fenomena sosial dalam bentuk satir. “Kenapa social critism? Karena otak saya ngarahnya ke sana mulu, suka gemes kalo liat yang aneh-aneh, dan emang seneng seni yang satir satir-an kaya musik punk, ballad, juga artikel-artikel yang temanya kritik sosial. Mungkin itu penyebab storyline Kertas Kindew arahnya kesana mulu,” cerita Nurhadi. Lebih lanjut ia mengakui bahwa karya dengan tema kritik sosial kurang menarik untuk pasar, namun karena membuat komik tidak menjadi pekerjaan utama, Nurhadi tidak memikirkan hal tersebut dan terus berkarya, “Kalo secara pasar jelek sih (tema kritik sosial), karena gak semua orang bisa nerima kenyataan pahit. Tapi mau bikin genre popular kaya komedi atau romance kurang bakat dan minat,” ujar Nurhadi. Sumber: Instagram @karyakarsa_id Tahukah kamu? Komik Kertas Kindew pernah publikasi karya secara offline (dalam bentuk buku fisik), selain dipublikasi di Instagram dan KaryaKarsa. Nurhadi mengaku hanya ada sedikit perbedaan proses kreatif dan produksi keduanya. “Secara teknis sama aja, mikir skrip, gambar, done. Cuma kalo buku agak sedikit complicated, karena melibatkan banyak orang, yaitu penerbit.” cerita Nurhadi “Jadi topiknya (di buku) gak bisa terlalu blak-blakan kaya di KaryaKarsa atau media online lainnya. Cuma positifnya, kalo buku ada bentuk fisiknya, jadi ada legacy yang nyata. Juga lebih pride, karena biasanya kalo udah dilirik penerbit itu berarti udah cukup bagus karyanya,” cerita Nurhadi lebih lanjut.Ketika ditanya terkait hambatan yang dialami, Nurhadi dengan tegas menjawab, “ideas, time, energy, and mood sometimes”. Terakhir, menutup wawancara via surel, Nurhadi menjelas harapannya untuk Komik Kertas Kindew. “(Semoga) bisa lebih bermanfaat bagi khalayak, kaya ngasih ilmu, tempat forum diskusi, juga tempat sharing hal-hal yang dianggap tabu. Kenapa? Karena hal tabu belum dapet cukup tempat di media mainstream, so here I am,” ujar Nurhadi. ***Kamu juga bisa seperti Nurhadi, hasilkan karya dari keresahan. Yuk, daftar jadi kreator di KaryaKarsa! Kertas Kindew (Nurhadi Tri Utomo)https://karyakarsa.com/kertas.kindew Twitter : @kertaskindewInstagram : @kertas.kindew