
Dua hari kemudian, di sebuah hotel kelas menengah.
"Ahh.. ah.. Rene.. hh..", Rina mengerang, menggigit bibir bawahnya, merasakan keperihan yang ditimbulkan oleh tekanan penis kekasihnya yang semakin dalam ke kemaluannya.
Rene merasakan nafasnya mulai memburu. Ia mengangkat tubuhnya dan melihat batang penisnya yang sudah setengah tenggelam dalam kemaluan gadisnya, digerak-gerakkannya pinggulnya, menekan penisnya lebih dalam, untuk kemudian menariknya keluar supaya dapat mendengar gadisnya mengerang...
2,369 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Hadiah Untuk Pahlwan 1 - 2 (Lengkap)
3
0
Sesampainya di kost, aku menyuruh mereka istirahat saja supaya tenang, aku sendiri segera masuk kamar. Kira-kira jam 9 malam, aku sedang membaca tabloid Bola, pintuku diketuk, ternyata yang datang Diana dan Sinta yang sudah memakai pakaian tidur.
Loh, ngapain kalian berdua ke sini malam-malam begini? tanyaku.
Kita cuma mau berterima kasih barusan itu, kamu tadi hebat banget deh Le, mirip Jet Lee aja aksinya, puji Sinta dengan tersenyum.
Boleh kami masuk, ngobrol-ngobrol sebentar? tanya Diana.
Akhirnya kupersilakan mereka masuk juga mumpung belum ada yang lihat.
Gimana lukamu Le, sori banget ya demi kita kamu jadi gini, kalo nggak ada kamu nggak tau deh gimana nasib kami, kata Sinta sambil memegangi lenganku yang sudah diperban.
Ah luka kecil, nggak lama juga sembuh kok, kalian tenang deh.
Le, kamu hebat deh tadi, makannya kita ke sini rencananya mau membalas budi nih, kami ada hadiah kecil buat kamu, sahut Diana.
Oh, nggak usah Ci, kita kan temen kok pake hadiah-hadiahan segala.
Eee, harus diterima lho kalo nggak gua nggak mau omong sama kamu lagi nih! sambung Sinta setengah memaksa.
Ya, iya deh, aku terima aja biar kalian puas, makasih loh.
Tapi loe tutup mata yah, soalnya ini surprise loh, katanya lagi.
Wah, apa sih pake rahasia segala, ya udah deh, gua merem nih, kataku.
Aku bersandar di ranjang sambil memejamkan mata, kudengar suara tirai ditutup dan Diana berkata, Awas jangan ngintip ya, ntar batal loh hadiahnya! disambung dengan suara Sinta ketawa cekikikan.
Akhirnya aku merasakan salah seorang duduk di sampingku dan meraih tanganku.
Sudah siap? ternyata suara Diana.
Sudah, boleh buka mata belum Ci?
Tunggu bentar lagi. jawabnya.
Tanganku disentuh & diusapkan pada suatu benda kenyal olehnya. Betapa kagetnya aku ketika meraba benda itu ternyata adalah
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan