[TAMAT] Sendang Banyu Getih part 7 - Jejak di Dasar Sendang

19
12
Terkunci
Deskripsi

Sendang Banyu Getih 

part 7 (Tamat) - Jejak di Dasar sendang

total 65 halaman

 

Seperti biasa, part 7 no spoiler ya :D

 

1 file untuk di-download

Unlock to support the creator

Choose Your Support Type

Paket
190 konten
Akses 30 hari
1,000 (IDR 100,000)
Post
1 konten
Akses seumur hidup
150 (IDR 15,000)
Berapa nilai Kakoin dalam Rupiah?
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Kategori karya
Sendang Banyu Getih
Selanjutnya Santri Alam Kubur Part 1 - Langkah di Tengah Malam
11
10
Santri Alam KuburPart 1 - Langkah di Tengah MalamDisclaimer : Seluruh nama tempat, tokoh dan kisah ini sudah disamarkan dari cerita sebenarnya yang diceritakan oleh narasumber. Tidak ada maksud untuk menyinggung satu pihak, agama, atau golongan tertentu, diharapkan kisah ini bisa memberi pelajaran maupun hal positif untuk pembacanya.Spoiler :…            “I—itu suara pintu gudang Zal” ucap Fariz.            “Sabodo teuing! Balik ke kamar!!” teriak Rizal.            Mereka terus berlari, namun samar-samar ia masih mendengar suara langkah di seret dan suara ketukan tongkat di tanah dari sosok yang mengikuti mereka.            Dengan nafas yang tengah menderu akhirnya merekapun berhasil kembali ke kamar dan segera menempati tempat tidur mereka masing-masing. Merekapun bersembunyi di balik sarungnya masing-masing mengambil posisi yang mereka rasa aman.            Suara nafas mereka saling beradu berusaha untuk lebih tenang. Namun rasa khawatir mereka tetap masih menghantui pikiran mereka.            Tok…Srrrt… tok….srrtr…            Dan benar saja..            Jauh dari arah kamar mereka terdengar suara langkah yang diseret bersautan dengan suara tongkat yang beradu dengan lantai. Suara itu terdengar semakin keras menandakan sosok itu semakin dekat dengan kamar.            Rizal dan teman-temanya berharap suara itu melangkah melewati kamar dan tidak menyadari keberadaan mereka. Sayangnya mereka salah, langkah kaki itu berhenti tepat di depan pintu kamar mereka.            “Si—sial, dia berhenti,” gumam Rizal.            “Ja—jangan ngomong Zal, diemm..” tegur Ahmad.            Merekapun membaca dalam hati doa-doa yang mereka bisa berharap sosok itu meninggalkan mereka, namun sebaliknya rasa merinding semakin menyelimuti mereka.            “Di dieu..” (Di Sini)            Terdengar suara parau seorang nenek tepat dari arah balik pintu kamar.…
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan