PUSAKAYANA 6 - Penjara Waktu

10
6
Terkunci
Deskripsi

PUSAKAYANA

Part 6 - Penjara Waktu

 

Spoiler :
“Bersiap, Jul! Sekarang saatnya!” teriak Cahyo lantang.

Waktu yang semula berjalan lambat seolah mendadak meledak kembali. Saat itu juga, Danan telah melesat bagaikan kilat, menebas akar-akar kutukan Talapraja dan menyelamatkan Nyi Sendang Rangu dari lilitan kematian.

Tiba-tiba langit mendidih. Sosok roh kera hitam—Rangkara—sebesar Wanasura muncul dari kabut petir. Tubuhnya penuh luka, tapi kekuatan membuncah dari dalam matanya yang menyala. Dengan raungan...

1 file untuk di-download

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Paket
256 konten
Akses 30 hari
1,000
Karya
1 konten
Akses seumur hidup
150
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Kategori
Pusakayana
Selanjutnya PUSAKAYANA 7 - Sabda Pangiwa
13
5
PUSAKAYANAPart 7 - Sabda PangiwaSpoiler :…“Danan! Tutup matamu!” Teriakan Nyi Sendang Rangu menggema di tengah tanah yang mendidih. Ia berdiri sigap di depan Danan dan Cahyo, membentangkan selendang putihnya ke wajah mereka, seperti tirai pelindung dari neraka yang akan terbuka.Di hadapan mereka, sosok bertopeng Bujang Ganong berdiri gagah—dialah Tegar. Suaranya lirih namun mantap, terus membaca mantra tanpa henti. Aksara di tubuhnya menyala seperti bara yang hidup, berkedip seiring degup jantung dunia.Dan kemudian—Triyamuka Kala menatap.Raksasa bermata tiga itu berdiri tak jauh dari Tegar. Tubuhnya sebesar gunung kecil, matanya merah seperti bara api yang mendidih. Namun ada sesuatu yang berubah. Tatapannya… cemas. Ia, makhluk digdaya pemangsa arwah dan penelan kutukan, merasa terancam.Tanah di sekitar mereka mulai memanas, seolah dilalap api tak kasat mata. Udara terbakar, mendesis dan melelehkan tetesan hujan dari langit yang coba diturunkan Nyi Sendang Rangu. Tapi bahkan hujan itu pun kini menguap sebelum menyentuh tanah. Dunia terbelah antara api dan mantra.“Cepat!” teriak Nyi Sendang Rangu. “Kami takkan tahan lebih lama!”Tegar mencengkeram erat kain kafan yang melilit jasad kutukan. Tangannya gemetar. Namun ia tahu, ini satu-satunya jalan. Ia menarik napas panjang, lalu menarik lepas kafan itu.Tark!Kafan terlepas. Dan di sanalah ia.Jasad terkutuk. Wujud mengerikan itu kini terlihat jelas. "
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan