PERANG TANAH DANYANG Part 7 - Perang Pertama

9
3
Terkunci
Deskripsi

PERANG TANAH DANYANG

Part 7 - Perang Pertama

 

Spoiler : 

"…             Anak kecil bernama Langit itu pun pergi. Ia Meninggalkan Kertasukmo yang juga segera berpaling kembali menemui Wirabumi dan Purbawengi.

            Dari dalam hutan itu, mereka menyadari kengerian yang melanda alam manusia.

            Manusia tak menyadarinya, yang terlihat hanyalah bencana yang melahap sebuah bukit hingga sebuah lubang besar tercipta di tempat itu, namun di mata mereka, langit sudah dipenuhi makhluk-makhluk penguasa...

1 file untuk di-download

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Paket
253 konten
Akses 30 hari
1,000
Karya
1 konten
Akses seumur hidup
150
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya PERANG TANAH DANYANG Spesial Part 7.5 - Manusia dan Danyang
15
13
PERANG TANAH DANYANGSpesial Chapter 7.5 - Manusia dan Danyang Spoiler :             “Nyi..” Widarpa terbelalak melihat keadaan itu. Ia pun memaksa tubuhnya untuk melangkah mendekati pohon itu dan di sana ia sadar keberadaan sosok-sosok besar yang saling beradu kekuatan.            Dewi api, raksasa yang menyatu dengan bumi, sosok tak kasat mata yang datang bersama badai, hingga sang pemanggil petir. Widarpa benar-benar gentar dengan sosok yang muncul di sekitarnya itu. Ia pun menyadari bahwa ia berada di alam yang haram di sentuh oleh manusia.             Tanah Para Danyang…            Widarpa hanya sosok kecil di sana yang tak dianggap oleh makhluk apapun yang berada di alam itu. Namun di tengah gempuran kekuatan yang bisa membunuhnya kapan saja, Widarpa terus melangkah.            Nyi Sendang Rangu terus meronta, namun tak ada keinginan dalam dirinya untuk meninggalkan pohon yang membelenggunya itu. Ia menahan rasa sakit dari siksaan yang menguras segala yang ada pada dirinya itu. Namun di tengah penderitaan itu, Nyi Sendang Rangu menyadari keberadaan sosok Widarpa yang mendekatinya.            “Wi—Widarpa?!” Suaranya tak lagi terdengar halus dan anggun, melainkan terdengar berat dan mengerikan.            Widarpa menyadari sosok itu menyebut namanya, dan perlahan sosok Nyi Sendang Rangu memperlihatkan wujudnya, walau hanya sesaat.            “Nyi! Syukurlah itu benar dirimu!” Ucap Widarpa dengan senyum lega yang terpancar dari bibirnya.            “Pergi! Pergi dari alam ini! Kau akan mati!!” Teriak Nyi Sendang Rangu. Ia tak pernah menyangka bahwa Widarpa akan menghampirinya ke Tanah Para Danyang.            “Tidak, Nyi! Aku hanya akan pergi dari tempat ini jika bersamamu!”             “Tidak bisa! Aku ditakdirkan untuk berada di sini! Ini adalah dunia kami yang hidup dari kekuatan alam! Manusia akan mati di alam ini!”             Badai bertiup dengan kencang dengan angin yang terus menyayat-nyayat tubuh Widarpa. Namun Widarpa tidak menyerah. Ia membacakan sebuah ajian, sebuah ajian dimana ia bisa menjadi sekutu udara dan bergerak dalam alirannya. Ajian Sapu Angin..            Widarpa melesat dengan cepat menuju pohon dimana Nyi Sendang Rangu tertahan. Dari dekat terlihat dengan jelas betapa mengerikannya sosok Nyi Sendang Rangu di sana. Tapi, Widarpa yakin bahwa perasaanya tak mungkin salah.            “Cukup, Widarpa! Pergi! Jika kau hidup kau masih bisa bertemu Istri dan Anakmu!” Teriak Nyi Sendang Rangu.            Widarpa dak menggubris ucapan Nyi Sendang Rangu. Ia tetap melaju menerobos kobaran api dan kilatan petir yang melintas di hadapannya. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti saat akar pohon itu bergerak dan membentuk sosok menyerupai manusia.            Sosok wanita tua yang anggun dengan dedaunan dan bunga yang menghiasi tubuhnya.            “Pergilah, nak..” Ucap sosok tua itu.            “Tidak, tanpa Nyi Sendang Rangu!” Widarpa masih teguh pada pendiriannya.            “Dia dibutuhkan di sini..”            “Kau menyiksanya!” Geram Widarpa.            “Ia hanya menjalankan tugasnya..” Balas sosok itu dengan wajah yang tetap tenang.            Sementara itu wajah Nyi Sendang Rangu yang mengerikan itu terlihat cemas.             “Tidak, Dewi Tarumala! Tidak! Jangan lukai Widarpa!” Teriak Nyi Sendang Rangu. Sayangnya teriakan itu hanya dibalas dengan munculnya sulur yang membungkam mulut Nyi Sendang Rangu.“Hentikan!” Widarpa tidak terima dengan apa yang diperbuat Dewi Tarumala, perwujudan sosok pohon itu pada Nyi Sendang Rangu. Ia pun melompat mencoba menyerangnya dengan sebuah pukulan, namun pukulannya hanya seperti mematahkan ranting yang segera tumbuh kembali.“Dengarkan wahai manusia..” Dewi Tarumala melibaskan sulurnya hingga membuat Widarpa terpental. “Kami para Danyang memiliki kuasa dan tugasnya masing-masing. Saat ini Tanah Para Danyang sedang bergejolak dan kalian para manusialah yang menyebabkan ini semua!”
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan