
Desa Genderuwo
Part Akhir - Sarang Genderuwo [TAMAT]
Spoiler :
…
Tanpa sempat mendapatkan jawaban, Eyang Napih membawaku terus berjalan ke ruang tengah di depan kamarku dan Bayu.
“Mereka belum bisa ditumbalkan??” Teriak Paklek dengan wajah kesal, tubuhnya sudah berlumuran darah.
“Nggak bisa pak!! Aku...
Desa Genderuwo
43
23
4
Berlanjut
Setelah kematian Ibunya, Kinan terpaksa tinggal bersama Pakleknya, adik dari ibunya. Sebuah keluarga yang taraf hidupnya jauh lebih baik daripada saat hidup bersama ibunya.Sayangnya walaupun hidup serba kecukupan, Kinan merasa tidak tenang hidup di rumah yang besar itu. Ia mendapati paklek dan buleknya melakukan ritual di sebuah pohon besar yang berada di halaman belakang rumahnya. dan setiap ritual itu dilakukan, kinan selalu dikejutkan dengan sosok mengerikan yang muncul di rumah itu.Dan setelah berbagai kejadian, kinan sadar bahwa di tempat itu ia sangat dekat dengan kematian…
1 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Desa Genderuwo
Selanjutnya
Cahyo Part 3 - Alam di Balik Kabut
14
9
CahyoPart 3 - Alam di Balik Kabut "Hawa dingin begitu menusuk. Anak perempuan itu terlihat menggigil. Jelas saja, ia baru saja kesurupan makhluk mengerikan. Tenaganya saja pasti sudah habis untuk mempertahankan kesadarannya.Aku sedikit menyelimutinya dengan sarungku dan sedikit merangkulnya sembari sesekali mengintip kearah jendela. “Tenang, sebentar kita akan selamat,” ucapku berusaha menenangkan anak itu.Walau begitu, aku jelas cemas dengan keadaan Paklek. Keadaanya begitu gawat. Apakah ia bisa menemukan cara untuk melawan Ki Janggrang.“Mas.. I—itu,” Anak perempuan itu terlihat pucat. Iya menatap terpaku pada salah satu sudut di langit-langit bangunan itu. Akupun segera menoleh ke arah sudut itu dan seketika wajahkupun pucat.Sebuah kepala dari wanita bertubuh hitam menatap kami terbalik dari langit-langit. Ia menyeringai seolah senang berhasil menemukan kami.“Aku seneng tumbal bocah-bocah cilik… Khikhihkhi..” (Aku senang tumbal anak-anak kecil) ucap makhluk itu.Iapun melayang kebawah menunjukkan tubuhnya yang mengenakan seragam pemain jatilan perempuan yang sudah hitam seperti bekas terbakar. Hampir setengah tubuhnya dipenuhi borok dan bekas luka.“Mas… dia kesini,” suara anak itu gemetar. Tangannya menggenggam erat kausku.Tepat saat ia mendekat, aku menyalakan korek pemberian Paklek.Crakk!! Crakk!!Beberapa kali aku mencoba menyalakanya hingga akhirnya cahaya kuning dari korek itu menerangi ruangan di kamar ini.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan