
SKANDAL DIMULAI!!
Arthur Balamy Rosewood adalah pewaris keluarga Rosewoood di Inggris. Calon Earl of Rosewood masa depan. Kehidupan rumah tangganya bagai neraka bersama Agnes Meadowbrook yang memilih meminum pil anti hamil demi tidak memiliki anak. Tampan. Dingin. Kaya raya. Dan tak tersentuh. Itulah Arthur Rosewood.
Suatu hari Blair Gilmore hadir di kehidupan datar yang dijalani Arthur. Kehidupan rumah tangga yang tak harmonis. Tuntutan memiliki anak demi menyelamatkan hak waris menjadi...
London. Musim panas tahun ini.
“Kau selalu sibuk! Apa tak ada waktu sama sekali untuk keluarga heh?”
Arthur melepas ikatan dasinya dengan wajah bosan. Setiap saat dia menampakkan wajahnya di rumah ini, sapaan istrinya selalu sama. Agnes akan selalu duduk di sofa bulu di kamar mereka, dengan kedua tangan di atas kedua lengan sofa, gaun tidur hitam berenda dan wajah cantik dengan lipstik merah. Tatapan mata penuh tuntutan tak pernah lepas dari sepasang mata seorang Agnes Meadowbrook. Klan itu terkenal dengan segala tuntutannya termasuk generasi yang melahirkan Agnes.
Agnes gemar sekali menyindir Arthur dengan sibuk bekerja. Meeting. Tak ada waktu dengan keluarga. Arthur mendengkus. Keluarga? Keluarga macam apa yang mereka bangun selama 10 tahun ini tanpa seorang anak? Tak diperbolehkan seorang Meadowbrook menyindir soal keluarga kepada keturunan Rosewood!

Arthur membuka kemejanya hingga tubuh berototnya terpampang jelas. Dia berjalan mendekati istrinya yang menatapnya tanpa berkedip dengan dagu terangkat. Saat dia sudah sudah berada tepat di depan wanita itu, tangannya bergerak mencengkeram dagu Agnes.
Punggung Agnes terhenyak pada sandaran sofa bulunya. Sepasang matanya membelalak besar dan ada kilat ketakutan di sana. Arthur membungkuk perlahan dan bersuara berat tepat di wajah Agnes yang pucat.
“Kalau begitu hamillah untukku.”
Pandang mata Agnes mengeras membalas desis kejam yang ucapkan Arthur. Arthur mendengkus keras dan melepaskan dagu Agnes dengan kasar.
“Maka jangan cerewet dengan urusanku.” Dia berjalan menjauh dan menuju kamar mandi. “Rosewood butuh penerus!” Arthur berkata dingin.
Dia melangkah masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintu. Agnes seakan baru mendapatkan napasnya. Dengan penuh amarah dia melempar bantalan bulu yang ada di sofa kearah pintu kamar mandi.
“Rosewood sialan!” Agnes berteriak jengkel dan berusaha mengatur napasnya. Dia bangkit berdiri dan menatap cermin. Dengan kasar dia meraih mantel tidurnya dan keluar dari kamar mereka yang dingin.
Di dalam kamar mandi, Arthur berendam di bak hangatnya sambil memejamkan mata. Pernikahan sialan ini hanya terjadi karena keluarga Meadowbrook berutang besar pada keluarga Rosewood.
Jika bukan karena Tobias Maeadowbrook punya hutang besar, Arthur sama sekali tak berniat menikahi Agnes Meadowbrook. Bahkan sesungguhnya Meadowbrook tak sebanding dengan Rosewood yang merupakan keluarga bangsawan dalam silsilah kerajaan Inggris.
Edmund Rosewood adalah Earl of Rosewood VI yang memiliki banyak kekayaan dan tanah di beberapa tempat di Inggris. Kekayaan itu bagai gurita besar yang memiliki banyak tangan-tangan bertentakel. Saat sekarang Edmund sudah sangat tua dan tentu saja kekayaan itu akan jatuh pada Rosewood lainnya. Entah seperti apa isi warisan kakek tua itu. Arthur tak ada ide sama sekali.
Arthur membuka matanya dan keluar dari bak mandi. Tubuh telanjangnya yang kokoh berjalan menuju wastafel. Dia menatap wajahnya di sana. Agnes takkan hamil. Tentu saja Arthur tahu perihal pil anti hamil yang ada di dalam kotak obat di kamar mandi.
Rosewood bukan hanya Arthur. Tapi masih ada kedua sepupunya, Christopher Rosewood di Manchester dan Claude Rosewood di Birmingham. Ah, belum lagi adik Arthur, Charlotte Rosewood. Si pirang Lottee yang manja dan cerewet minta ampun, yang kerjanya hanya merancang merek modenya yang tak habis-habis. Belum lagi sang ayah dan para paman yang mungkin juga mengharapkan warisan perusahaan-perusahaan, saham, aset dan tanah milik sang kakek. Sementara Agnes seakan membuatnya seperti pria dikebiri yang tak sanggup menghasilkan anak seorangpun.
Sialan! Arthur meraih handuk dan keluar dari kamar mandi. Bukan pemandangan aneh jika kamar tidurnya kosong tanpa Agnes. Wanita itu hanya menggunakan kamar mereka untuk melintasi klosetnya yang berisi gaun, perhiasan, sepatu dan tas-tas bermerek. Begitulah istri dari Arthur Rosewood. Anggota black card dari klub wanita sosialita London, pemilik AMEXCARD, selebgram yang gemar memamerkan kekayaan di sosial media, dan membanggakan diri sebagai istri salah satu Rosewood yang berpengaruh di Inggris.
Arthur mengeringkan rambutnya dan meraih cerutu setelah memakai kaos dan celana pendek, mematikan ac di ruangan dan memilih duduk di ruang kerjanya yang memiliki pintu rahasia di balik salah satu lemari buku di kamarnya. Dia membuka laptopnya dan menerima pesan dari salah satu direktur personalia dari perusahaannya.
Sambil merokok, Arthur membuka pesan itu dan membaca dengan cepat.
“Hari ini akan segera dikirim kepada calon karyawan yang lulus seleksi.” - Hendry Moore.
Terdapat file daftar pelamar yang lulus seleksi di perusahaan Rosewood Group. Arthur berniat akan melihat file tersebut namun tertunda saat mendengar dering ponselnya. Itu dari ayahnya, Edgar Rosewood.
“Yes, daddy?”
“Arthur. Kakekmu meninggal di kastil Rosewood di Islington. Besok pagi kalian sudah harus berada di sini.”
****
Bristol. Di saat bersamaan.
“Cepat buka emailmu!” Seorang gadis berambut hitam mendorong gadis lainnya di depan laptop agar menekan kotak email yang baru saja masuk.
“Marie, bagaimana kalau aku gagal?” Gadis berambut cokelat lainnya menatap gadis bernama Marie.
“Kau akan menjadi pengangguran lagi.” Marie tertawa konyol. Dia kembali mendorong gadis yang duduk di depan laptop. “Ayolah Blair! Buka email!”
Blair berdoa dalam hati saat dia membuka email yang berasal dari Rosewood Group. Apapun yang terjadi dia tidak boleh menjadi pengangguran abadi. Sudah 3 tahun dia tak bekerja selain menjadi benalu di rumah ayahnya dan adiknya. Bahkan Marie saja sudah merencanakan pernikahan di usia 21 tahun sementara Blair no job di usia 28 tahun! Pacarnya kabur dengan gadis lain.

“Aku tidak mau jadi pengangguran lagi!” Blair membuka matanya dan membaca pesan email.
Selamat BLAIR GILMORE telah dinyatakan LULUS SELEKSI sebagai karyawan ROSEWOOD GROUP. Administrasi akan diteruskan di dalam grup chat dengan link dibawah ini untuk bergabung
“Aaaaa akhirnya!! Selamat kau tidak menjadi pengangguran lagi!” Marie memeluk Blair dengan penuh kegembiraan dan berteriak dari balik pintu. “Daaaad!! Blair diterima di ROSEWOOD GROUP!!”
Tampak seorang pria tua berambut cokelat menerobos masuk kamar Blair, membaca email dan memeluk anaknya dengan sekuat tenaga.
“Selamat nak! Akhirnya kau bekerja juga.”
Blair meringis. Ayah dan adiknya seakan melepas beban berat ketika menyadari bahwa akhirnya Blair mendapatkan pekerjaan setelah selama 3 tahun ini hanya menjadi beban keluarga. Evan Gilmore memiliki usaha bengkel mobil kecil di Bristol yang menjadikan Marie sebagai bagian keuangan dan Blair yang tak tahu melakukan apapun. Untung saja Blair mampu memasak sehingga bisa menggantikan tugas rumah sejak Marianne meninggal, ibunya.
“Kalian sepertinya bahagia bisa membuatku keluar dari rumah.” Blair merajuk sambil melipat tangan di dada.
Evan terlihat bingung. “Bukannya kau akan bekerja di Bristol juga?”
“No, she don’t. Blair akan pindah ke London.” Marie menjawab ayahnya yang tampak tercekik mendengar kalimat Marie.
“Seriously? Bagaimana kau mengurus dirimu sendiri sementara selama ini kau diurus adikmu?”
Blair memutar bola matanya. “Dad, masakan yang kau makan adalah bikinanku. Rumah bersih juga aku yang mengurus. Tentu saja aku bisa mengurus diriku sendiri.” Blair membentangkan kedua tangannya dan terdiam saat melihat wajah kesusahan ayahnya dan Marie.
“Kau tidak peka. Dad sedih kau bekerja jauh dari Bristol.” Marie mencubit lengan Blair.
“Oh Daddy.” Blair memeluk Evan dan berkata dengan membujuk. “Bristol - London hanya dua jam. Kau bisa mengunjungiku atau sebaliknya.”
Evan menepuk pipi Blair. “Ya, ya aku mengerti. Yang penting kau memiliki pekerjaan.”
Tiba-tiba Blair seakan ingat sesuatu. Dia mengacungkan telunjuknya di depan wajah ayahnya. “Selama aku tidak ada di sini, jangan coba-coba memberikan posisi keuangan pada Oliver. Sebelum dia menikahi Marie, jangan percaya padanya.”
“Astaga! Kau meracau!” Marie memukul Blair sambil tertawa, kemudian dia menatap kakaknya. “Selamat mendapatkan pekerjaan. Dan semoga kau mendapatkan kekasih di sana.” Dia terkikik di telinga Blair.
***

Kastil Rosewood di Islington terlihat banyak sekali mobil berderet. Semua berpakaian hitam dan terdapat beberapa wartawan yang meliput. Salah satu mobil utusan dari Istana juga terlihat terparkir di halaman luas kastil.
Arthur keluar dari mobil dan menunggu Agnes juga keluar dari bangku penumpang. Dia merapikan kelepak jasnya dan Agnes mendekat. Wanita itu melepaskan kacamata hitamnya dan berkata tanpa menoleh.
“Apakah kita akan berjalan sendiri tanpa bergandengan?” Dari kejauhan, Agnes bisa melihat kehadiran para Rosewood yang berderet menaiki tangga kastil. Terutama Agnes bisa mendapati sosok si pirang Rosewood yang lincah dan bermulut tajam. Charlotte!
Arthur melepas kacamatanya dan menjawab singkat. “Cukup berjalan berdampingan.” Dia melangkah tenang menyusuri jalanan berkerikil menuju tangga kastil.
Agnes menggerutu kesal. Karena Rosewood tua meninggal, dia terpaksa membatalkan acara bersenang-senang di Annabel’s. Meninggalnya Earl Rosewood VI tentu menarik perhatian. Kekayaan kakek tua itu menggiurkan banyak pihak dan Agnes berpikir Arthur salah satunya. Pesaing para Rosewood amat ketat. Di tambah lagi sepertinya Arthur sudah muak bermain pasangan suami istri mesra di hadapan keluarga besarnya. Hal itu sedikit membuat Agnes terganggu.
“Arthur!” Charlotte menunggu sang kakak mendekat dan menyelipkan lengan di siku Arthur.
“Di mana mom dan dad?” Arthur tersenyum tipis pada Charlotte. Adiknya itu bagai putri di antara para Rosewood. Rosewood sepertinya terlahir sebagai anak laki-laki semua dan Charlotte adalah satu-satunya keturunan berjenis kelamin perempuan dari tiap generasi.
“Di dalam bersama paman dan bibi lainnya.” Dengan ekor matanya yang menggunakan eyeliner sempurna, Charlotte melirik Agnes yang berjalan di samping Arthur. “Tubuhmu selalu ramping dan makin ramping jika memakai warna hitam.”
Sindirannya tajam seakan mengingatkan kakak iparnya bahwa sampai detik ini sama sekali belum hamil. Agnes tersenyum miring dan di dalam hati memaki.
“Sebagai istri seorang Rosewood penampilan adalah nomor utama meskipun di saat pemakaman.” Dia membalas sindiran Charlotte.
Adik iparnya itu tertawa renyah dan menjawab santai. “Kurang sempurna menurutku karena kau tak menggandeng anak di tanganmu.”
Bola mata Agnes membesar dan Arthur menghela napas. Dia melepaskan gandengan adiknya dan mencium puncak kepala berambut pirang itu.
“Aku akan menyapa para sepupu. Berbincanglah kalian.” Arthur menyerahkan situasi pada Agnes untuk menghadapi Charlotte yang diketahuinya selalu membuat Agnes makan hati.
“Arthur.” Christopher melambai. Penampilannya terlihat rapi meski Arthur tahu sepupunya yang satu itu takkan bertahan lama menggunakan dasi.
“Chris.” Arthur menepuk bahu Christopher.
“Kita bertemu hanya pada saat ada yang meninggal.” Suara lainnya menyusul. Claude Rosewood muncul dengan tenang. Di tangannya menggandeng putri kecilnya yang cantik, Ivy.
“Well, sepertinya kita akan sering bertemu nanti.” Christopher berkata sembarangan. Sambil melangkah menuju ruang duka, pria itu menyeringai, “Aku bisa menduga bahwa wasiat kakek pasti membuat kita bertiga terus berhubungan.”
Proses pemakaman berjalan dengan khidmat. Semua mengenal Earl Rosewood VI adalah orang yang dermawan dan setia pada kerajaan. Badan amalnya tersebar di Inggris dan sebagian yang datang adalah orang-orang penting yang mengurus badan amal miliknya. Berita kematiannya disiarkan secara nasional dan kerajaan mengirimkan ucapan berkabungnya secara resmi. Lambang keluarga Rosewood muncul kembali di semua tempat sepanjang waktu siaran mengudara. Itulah kekuatan yang dimiliki Rosewood.
Hingga peti mati telah ditutup dan para pelayat telah pulang, di ruang pertemuan yang luas di kastil itulah semua keturunan Rosewood berada bersama pengacara keluarga yang berpenampilan tegas dan tenang.
Itu adalah ruang pertemuan yang memiliki meja panjang dari kayu terbaik yang mengilat. Di beberapa bagian dari meja itu ditempatkan lilin-lilin berkaki tiga khas masa lalu.
Edward Wright menatap para Rosewood di ruangan itu dan membuka tasnya. Sebuah dokumen terletak di atas meja dan dia menatap satu persatu wajah di depannya.
“Saya akan membacakan wasiat secara cepat. Earl menulis semua ini dalam keadaan sadar dan sehat sebelum beliau meninggalkan kita.” Kalimatnya terhenti sejenak dan masih memerhatikan gerak gerik anggota keluarga.
Karena semua tampak tenang dan menerima, Edward mulai membacakan surat wasiat dengan lantang.
“Kepada anak-anak dan cucu-cucuku tersayang. Betapa sedih hatiku jika suatu hari tubuh tua ini akan meninggalkan kalian. Banyak hal yang harus kuajari kalian dengan semua yang ada. Untuk anak tertuaku, Edgar Othello Rosewood, untukmu kuserahkan gelar Earl padamu beserta kastil dan peternakan kuda di Edinburgh, dan saham 20% di Rosewood Group. Segala pendapatan akan menjadi milikmu. Kelak gelar ini juga akan jatuh pada anak tertuamu, Arthur Balamy Rosewood.
Untuk janda anak keduaku, Joseph Albern Rosewood, yaitu Adelide Mary Corbyn. Terimakasih telah melahirkan Claude sebagai cucuku dan mengurus Joseph hingga kematiannya yang membuatku kehilangan. Untukmu kuberikan 10% saham di Rosewood Group dan uang sebesar 50 juta poundsterling. Nikmatilah hidupmu sayang.
Untuk anak ketigaku, Philip Oliver Rosewood, kupersembahkan perusahaan kertas di Glasgow dan kuberikan 20% sahamku di Rosewood Group.” Edward membacakan surat wasiat itu dengan menunggu reaksi pewaris.
Tampak semua puas dengan pembagian tersebut. Dia berdehem dan membuka satu dokumen lagi.
“Ini adalah wasiat yang beliau tulis untuk cucu-cucunya tersayang.”
Arthur, Claude, Christopher dan Charlotte terlihat serius. Tanpa disadari, Agnes meraih tangan Arthur dari bawah meja membuat pria itu menaikkan alis. Wajah Agnes lebih terlihat bersemangat daripada mereka yang berduka.
“Untuk cucu tertuaku, Arthur Balamy Rosewood. Kau tumbuh menjadi pria yang sangat tampan dan karismatik. Aku berharap banyak padamu. Kelak gelar Earl akan jatuh padamu di generasi berikutnya, kuberikan 50% sahamku di Rosewood Group padamu beserta Rosewood Group menjadi milikmu termasuk anak-anak perusahaan di dalamnya. Kembangkanlah peninggalanku menjadi lebih baik.”
Arthur tak pernah mengira bahwa dia mendapatkan warisan sebesar itu dari sang kakek. Terlihat wajah terkejut dari semua yang ada di ruangan itu dan dengan mengepalkan tinju, Arthur mengangguk. Itu adalah warisan yang sangat besar dan bahkan Arthur sendiri takut akan hal yang timbul di masa depan. Dia bisa melihat betapa cerahnya wajah Agnes.
“Untuk cucu menantuku, Agnes Meadowbrook, pesanku adalah lahirkanlah anak yang sehat dari rahimmu untuk cucuku.” Sampai disini semua mata tertuju pada Agnes yang merasa gelisah. “Untuk cucu keduaku, Claude Edmund Rosewood, kepadamu kuserahkan Rosewood Tobacco yang ada di Birmingham beserta aset dan saham serta kantor utama di London. Dan satu pelabuhan di Bristol. Untuk cicitku Ivy Isabella Rosewood, kepadamu kuberikan tabungan sebesar 100 juta poundsterling dan akan digunakan saat kau berusia 21 tahun. Kepada cucu ketigaku, Christopher Braylon Rosewood, yang penuh energik dan liar sepertiku saat muda…”
Sampai pada kalimat ini semua tertawa. Christopher terkenal sebagai Bajingan Rosewood yang mempesona di Inggris. Tak ada yang bisa menyangkal hal itu. Christopher mengangkat gelas anggur dan menegaknya dengan cepat.
“Aku suka cara kau bercanda kakek.”
Edward melanjutkan. “Untukmu kuberikan Ballads yang ada di Manchaster dan London, produsen minumal beralkohol milik Rosewood dari generasi ke generasi karena kecintaanmu pada alkohol bersama perkebunan anggur di di Hampshire. Aku berharap tinggi padamu, cheers. Hasilkan minuman berkelas dan mari bersulang. Dan untuk cucuku yang cantik, Charlotte Eloise Rosewood. Rambutmu yang pirang mengingatkanku akan keindahan milik nenekmu, Marisa Catalina Breadworth, untukmu kuberikan C&R Moda yang meliputi fashion, textil dan mode yang berpusat di London. Aku tahu kau sangat mencintai fashion dan bisa menciptakan fashion maka C&R jatuh pada tangan yang tepat. Semua tulisan ini kubuat dalam keadaan sadar.”
Edwar menutup dokumen dan menatap semua yang tampak termenung dengan warisan yang fantastis. “Untuk hal lebih lanjut kita akan bertemu kembali di kantor saya di London besok siang. Selamat sore.”
Sang pengacara berlalu dan meninggalkan anggota keluarga di dalam ruangan itu. Sejenak mereka tak bisa bernapas hingga suara Sir Edgar menyadarkan mereka.
“Bagaimana jika kita beristirahat di kamar masing-masing di kastil? Sampai jumpa saat makan malam.” Sang Earl berlalu dari ruangan diikuti istrinya. Beberapa wartawan masih menunggu di luar kastil untuk mendapatkan keterangan siapa Earl selanjutnya termasuk utusan istana.
Satu persatu meninggalkan ruangan dan tinggallah keempat Rosewood yang mewarisi semua kekayaan Edmund Rosewood. Arthur meminta Agnes lebih dulu ke kamar karena dia masih ingin berbincang dengan para sepupu.
“Tidakkah semua warisan ini bisa menggemparkan pers?” Claude berkata pelan. Dia melirik Arthur yang diam saja. “Agnes masih belum hamil?”
Arthur mengeluarkan rokoknya dan menyalakan benda itu. Asapnya menguar di balkon kastil. “Dia tak ada tanda-tanda hamil.”
“Sepertinya Agnes ingin memberitahu kau mandul.” Christopher menyeringai. “Tapi aku tahu kau tidak mandul.” Dia buru-buru meralat ucapannya saat melihat tatapan tajam Arthur. Christopher tahu semua Rosewood adalah bajingan kelas atas termasuk seorang Arthur yang dingin dan Claude yang tenang.
“Kenapa kau tak selingkuh saja?” Charlotte menyela dengan tiba-tiba. “Secara terang-terangan.”
Ketiga pria itu menatap Charlotte dengan terkejut. Gadis itu tertawa dengan manis sambil memegang sloki. “Buktikan kalau kau tidak mandul.”
“Itu cara gila!” Arthur berkata tajam.
“Memangnya kau mencintai Agnes?” Charlotte menatap wajah kakaknya dengan senyumnya yang nakal. “Ayolah, dia hanya menggerogoti uangmu, kak. Kalian tak saling mencintai. Kau bahkan pernah tidur dengan beberapa wanita. Selingkuh bagi seorang Rosewood bukanlah hal terlarang. Lagipula Meadowbrook di bawah Rosewood.”
Dengan anggun Charlotte berbalik dan keluar dari kumpulan tiga pria tersebut. Mereka menatap punggung ramping Charlotte. Meski ide yang dilontarkan gadis itu adalah hal gila, namun ketiga pria itu mau tak mau membenarkan ide gila tersebut. Apalagi jika ide itu dilontarkan oleh Charlotte yang terkenal “cukup nakal” di antara pria Rosewood.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
