[Di-update setiap Sabtu dan Minggu]

MARRIAGE IS BUSINESS. BUSINESS IS MARRIAGE.

Setahun yang lalu, dua perusahaan jamu yang sama-sama mengalami kesulitan finansial memutuskan untuk merger. Papa Diva bersedia menyatukan perusahaan mereka dengan satu syarat: putrinya akan menikahi Karma, anak laki-laki satu-satunya keluarga Samaratungga.

Pernikahan—apalagi yang tanpa cinta—adalah hal terakhir yang ingin dia lakukan. Selain itu, Diva juga nggak punya alasan untuk menyukai tunangannya, yang reputasi playboynya kedengaran sampai Semarang. Tapi bagaimana cara membatalkan persetujuan yang juga ikut dia tanda tangani?

Tapi Karma bilang, dia akan mengusahakan apa pun untuk membatalkan pertunangan itu. Dia akan menggunakan setahun ini untuk mencari loophole di kontrak, atau membujuk papanya untuk mengubah keputusannya tentang pernikahan mereka. Tapi setahun berlalu tanpa terasa. Banyak yang terjadi di keluarga mereka selama itu dan keputusan akhirnya sangat jelas: mereka harus menikah akhir Juli ini.

Diva tetap nggak ingin menikahi Karma—hell no. Tapi menyangkal getaran yang dia rasakan saat berada di dekat cowok itu juga sulit. I mean, look at him, so gorgeous and incredibly sexy. Dan kalau faktor fisik nggak cukup untuk membuat Diva meralat pendapatnya tentang cowok itu, dia diberi tahu kalau Karma benar-benar nggak dekat dengan siapa-siapa sejak mereka resmi bertunangan.

Semuanya seakan membenarkannya untuk jatuh cinta dengan cowok itu, tapi bagaimana mungkin dia bersedia merisikokan hatinya sementara pertunangan ini nggak lebih dari kesepakatan bisnis? And there’s no way he falls in love with me too, batinnya meyakinkan.

Karena nggak mungkin. Mustahil malah.

Seperti berusaha menyatukan air dan minyak....

MANDARIN