
Untuk update cerita ini tentu akan mimin percepat, agar kalian nyaman dalam membaca.
Support terus mimin dengan menyukai karya - karya mimin di Karyakarsa.
Terimakasih buat yang sudah mendukung mimin selama ini di Karyakarsa.
Semoga kebaikan kalian akan dilipat gandakan oleh Allah SWT.
Part 7 buat kalian, Selamat Membaca !
Tiba - tiba Haris mendengar suara lirih Intan yang mengajak Samsul bermain mantab - mantab disana. Karena merasa gak enak, Haris tidak ingin memergokinya, namun karena keusilannya dia tetap menguping sambil mengintip mereka dari balik pohon besar.
“Jangan sayang, ini di gunung loh. Aku takut nantinya ada apa - apa diantara kita dan teman - teman yang lain”, kata Samsul
“Ahhh gak apa - apa loh, sebentar saja”
Intan memaksa dan terus merayu Samsul untuk bisa diajak bermantab - mantab, mumpung teman - teman yang lain sudah masuk kedalam tenda.
“Gak mau ah, aku takut sayang. Nanti aja ya kalau sudah pulang. Nanti kita puas - puasin dirumah”, kata Samsul yang masih tidak terhasut rayuan Intan.
“Yaudah ciuman aja ya, mau kan?”, kata Intan.
“Iyaudah ayok”, jawab Samsul.
Karena sudah terasa dipucuk, akhirnya Haris meninggalkan Intan dan Samsul, lalu dia mencari semak - semak yang lain untuk menuntaskan hajatnya.
Setelah itu Haris langsung kembali ke tenda lalu tidur disamping Bima.
Tak lama setelah Haris datang, Intan dan Samsul pun kembali ke tenda.
Jadi, mereka semua tidur dalam satu tenda besar, dimana Intan berada dipaling ujung, lalu Samsul, Haris, Bima, dan Putra berada diujung sisi selanjutnya.
Obrolan didalam tenda seakan mengantarkan mereka menuju ke alam mimpi.
Pukul 2 dini hari tiba - tiba Haris terbangun.
Karena hasrat ingin membuang hajat, akhirnya dia melangkah keluar melewati Samsul dan Intan, Namun Haris kaget karena Intan tidak ada ditenda.
“Lah Intan kemana?”, kata Haris dalam hati.
“Ohh mungkin dia buang air kecil”, kata haris lagi menambahi.
Tanpa berfikir yang aneh - aneh lagi, akhirnya Haris keluar lalu menuju ke semak - semak.
Selesai buang air kecil dia mencoba menikmati udara tengah malam disana, dia berjalan - jalan disekitar sana.
Suasana horor seakan tidak ada apa - apanya bagi Haris.
Dia terus menyusuri semak - semak, dengan mata yang terus menyoroti pohon - pohon besar disana.
Tiba - tiba Haris melihat sesuatu berwarna putih bergelantungan diatas pohon, karena penasaran, Haris berniat mendekatinya, dia berjalan terus, hingga Haris tepat berada dibawa pohon itu.
“Waduh”
Haris seketika langsung membalikkan badannya, dengan cepat Haris kembali ke tenda. Lalu mencoba untuk tidur kembali.
Keesokan paginya mereka semua bangun seperti biasa, dimana Intan langsung memasak ditemani Samsul.
“Perjalanan ke pos 3 kira - kira berapa jam Bim?” tanya Intan.
“Sekitar 6 jam tan, jauh” jawab Bima.
“Kalau gitu mending bentar lagi langsung siap - siap saja biar gak seperti kemaren malam - malam di hutan”, Kata Intan yang mengajak teman - temannya berangkat lebih awal
Supaya sebelum matahari tenggelam mereka sudah berada di pos 3.
Singkat cerita setelah mereka beres - beres mereka pun langsung melanjutkan pendakian menuju pos 3.
Karena jarak pos 2 dan pos 3 sangat jauh, membuat pendakian mereka terhambat karena banyaknya istirahat untuk menghela nafas.
Haris yang mudah capek sering ketinggalan dibelakang, hingga sering terjadi cekcok dengan Bima dan Intan.
Singkat cerita pukul 4 sore mereka sudah sampai dipos 3. Karena terlalu capek mereka berencana bermalam lagi di pos 3.
Disaat mereka membangun tenda tiba - tiba ada 3 orang preman yang berkedok sebagai penambang disana, mereka masing - masing membawa golok dan celurit.
3 preman itu meminta uang rokok kepada mereka, dan salah satu preman itu sebut saja Onggok yang tiba - tiba menarik Intan lalu mengalunginya dengan celurit.
Bersambung. . .
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
