
Terimakasih buat man teman yang masih setia menunggu kelanjutan cerita ”Hutan Larangan”.
Terus support mimin agar mimin lebih semangat lagi dalam berkarya, tentunya buat kalian semua.
Untuk Part 5 bisa kalian baca di sini secara gratis. https://karyakarsa.com/catatanyohanes/hutan-larangan-part-5
Selamat Membaca !
Samsul pun menyutujui omongan Haris, yang meminta Intan untuk terus melanjutkan perjalanan saja.
“Ehh sudah sudah, apa salahnya kita menuruti Intan, toh kan foto cuma sebentar”, kata Putra yang tiba - tiba menyeletuk.
Dimana argumennya justru lebih Pro ke Intan daripada ke Haris dan Samsul.
“Nah iya... cuma sebentar kok”, kata Intan.
Karena Intan yang sedikit memaksa hingga memohon - mohon ke mereka, akhirnya Haris dan Samsul pun mengizinkan Intan.
15 menit mereka berfoto - foto disana.
Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan lagi.
“Waduh, ini mataharinya sudah hampir tenggelam”, kata Bima.
“Tadi kita bawa berapa senter Bim?”, kata Samsul menjawab.
“Bawa 6 kok”, kata Bima.
“Yaudah pakai senter saja, per orang satu senter”, kata Samsul.
Mereka pun melanjutkan perjalanan hingga matahari tenggelam.
Berjalan dalam kegelapan membikin suasana menjadi horor, langkah mereka seakan menjadi cepat dengan sendirinya.
“Lebih cepat lagi yok”, kata Putra.
“Iya ayok, aku takut”, kata Intan juga menambahi.
“Santai, pokok senternya jangan diarahin ke atas saja”, kata Bima.
Bima pun menjelaskan jika cahaya senter diarahkan ke atas akan berakibat fatal karena posisi mereka sekarang berada di hutan.
“Mana ada setan, ngaco”, kata Haris.
“Sudah ris, kamu cari masalah terus sama Bima”, kata Intan.
“Lah ini buktinya, liat tuh senterku aku arahin ke atas pohon hahaha”, kata Haris sambil mengarahkan senternya ke atas.
“Terserah...”, jawab Intan.
“Ini kita di hutan sampai matahari tenggelam gini kan, gara - gara kamu lama berfoto”, jawab Haris.
“Sudah.... sudah....”, ucap Putra yang melerai Haris dan Intan.
Akhirnya sampailah mereka di pos 2 setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam setengah.
Disana mereka langsung membangun tenda, karena mereka akan melanjutkan perjalanan besok paginya.
Ketika tenda sudah jadi sekitar pukul 8 malam, mereka langsung menyiapkan perlatan untuk masak dan membuat api unggun kecil untuk menghangatkan tubuh.
Intan mulai menanak nasi, dan memasak air untuk membuat kopi.
Singkat cerita setelah semua siap, mereka makan bersama, lalu selesai makan melanjutkan ngobrol sambil menikmati kopi didekat api unggun.
Suasana kehangatan yang mereka ciptakan menjadikan waktu seakan berputar sangat cepat.
Melihat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, mereka semua memutuskan untuk tidur.
Sebelum tidur Intan meminta Samsul mengantarkannya kencing.
Tanpa sadar mereka diikuti oleh Haris, yang sebenarnya juga ingin kencing. “Sekalian lah biar ada temannya juga”, kata Haris.
“Sayang sini, sepi kok”
Bersambung. . .
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
