
Konflik terus terjadi diantara mereka, banyak pertengkaran yang menghalangi perjalanan menuju ke pos 2.
bagaimana kelanjutan kisahnya ?
Yuk simak ceritanya di part 5.
Selamat membaca !!!
“Ayuk gas, pos 2 masih jauh banget”, kata Bima.
“Yaudah ayok, biar gak keburu matahari terbenam”. kata Intan.
Intan juga menyutujui ajakan dari Bima, namun beda dengan Haris, badannya yang gemuk membuat membuat dia mudah lelah.
“Sabar dulu, capek cok”, kata Haris.
“Ini jam berapa ris, perjalanan dari sini ke pos 2 membutuhkan waktu 3-4 jam”, kata Bima.
“Iyaa belum lagi nanti kita harus membangun tenda disana buat bermalam”, lanjut Putra.
“Iya tau, tapi daripada aku pingsan ditengah perjalanan cok” kata Haris.
“Kan sudah bilang, ini anak susah diajak kompak, egois dia”, kata Bima.
Bima yang tidak suka dengan keikut sertaan Haris disitu menimbulkan pertikaian lagi antar keduanya. Dimana yang awalnya Bima hanya diam melihat perlakuan Haris, kini dia mulai memberontak dengan mengutarakan kata - kata kotor kepada Haris.
“Jancok kamu ris, ayok kompak. Dasarnya anak preman sih, jadi kelakuannya gak jauh dari bapaknya”, kata Bima.
“Apa maumu Bim, jangan kamu bawak - bawak orang tua disini”, ucap Haris dengan Emosi.
Haris pun mulai melawan, dia beranjak dari tempat duduknya lalu melangkah kearah Bima.
Haris memukul wajah Bima, namun kali ini Bima tidak diam, dia membalas dengan memukul kepala Haris.
Terjadilah jual beli pukulan antar keduanya, hingga Samsul, Intan dan Putra kuwalahan saat memisahkan mereka.
“Berhenti.....”, Intan menjerit.
Jeritan Intan rasanya sudah tidak ada gunanya lagi, Haris dan Bima tidak menggubrisnya. Adu jotos antar keduanya terus berlanjut.
“Bruaakkkk”
Samsul berhasil mendorong tubuh Haris, hingga tubuhnya terjatuh diantara semak - semak belukar disana.
Samsul melangkah mendekati Haris dan berdiri memandang wajah Haris yang sudah berada dibawah, lama mereka saling menatap tajam.
“Kamu tau itu temanmu kan”, kata Samsul.
Samsul memulai obrolan disana dengan tegas kepada Haris, disana Haris hanya terdiam dan menghela nafas panjang.
“Ini tim, kita harus kompak” kata Samsul lagi.
Haris membuka suara membalas omongan Samsul, dimana Haris tidak terima karena si Bima yang selalu membawa orang tua disetiap perilaku jeleknya.
“Semua salah, intropeksi masing - masing” Intan pun ikut berbicara.
“Kamu juga Bim, bisa gak kamu menyelesaikan masalah tanpa memancing emosinya Haris” kata Intan sambil tangannya menunjuk Bima.
Bima yang tidak tau harus membalas apa, disana dia hanya bisa menundukan kepalanya.
“Maaf”, kata Bima dengan suara lirih.
Setelah mendamaikan Bima dan Haris, Intan meminta mereka semua segera melanjutkan perjalanan ke pos 2, dan mau tidak mau mereka semua harus menuruti Intan.
Akhirnya mereka pun melanjutkan perjalanan menuju ke pos 2.
Jalur panjang dan terus naik membuat mereka sering sekali berhenti sejenak untuk sekedar menghela nafas.
Perjalanan mereka kali ini dikejar oleh waktu, dimana matahari segera menenggelamkan dirinya, yang membuat penerangan disana menjadi gelap.
“Ayok lebih cepat. Semangat gaess”, kata Intan.
“Iya ayok lebih cepat, mataharinya sudah mau tenggelam tuh...”, kata Putra juga.
Mereka pun lebih mempercepat langkahnya lagi, berharap sampai pos 2 lebih cepat dari matahari yang akan tenggelam.
“Ehh tunggu.... langitnya keren loh, fotoin dulu dong”, kata Intan.
“Ya Allah tan, katanya harus cepat sampai, kok malah minta foto”, kata Haris.
“Iya sayang, ayo dong... Keburu malam loh”, kata Samsul.
Bersambung. . .
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
