
Deskripsi
[ R/18+ mature audience only ]
Ada jeda hening, dan Sehun bergerak untuk menggeser sebuah gelas pendek lebih dekat pada Ahra setelah dia menuang isi dari botol hijau yang ada di atas meja. “Hanya soda.”
Ahra menatap gelas itu itu sebentar, lalu mengangguk. “Terima kasih.”
“Aku ingat terakhir kali kita bertemu, kau tidak sempat meminumnya,” ujarnya, nadanya seperti sekilas pengingat bahwa pertemuan mereka sebelumnya jauh dari percakapan santai.
Ahra menyesap minuman itu—segar dan asam, jeruk nipis atau...
Shards and Serpents [R/18+]
12
3
3
Berlanjut
[ mature audience only ]Ahra melarikan diri ke Paris demi dirinya sendiri.Empat tahun kemudian, dia kembali ke Seoul dengan mimpi yang lebih besar: membangun namanya sendiri, membuat jejak dan meninggalkan karya seni. Dia membuka Lunaria Joaillerie dan menuangkan apa yang tidak bisa dia ungkapkan dengan membuat perhiasan.Tidak disangkanya, sebuah tawaran kontrak bernilai fantastis dengan sebuah brand internasional datang pada studio kecilnya, namun Ahra tahu dia tidak akan sanggup menanganinya sendiri—dia butuh dampingan pengacara bisnis yang mumpuni sebelum menandatangani kontrak. Namun, siapa sangka, yang dia temui saat datang ke sebuah firma hukum ternama dan eksklusif adalah seseorang yang tidak terduga—pria yang pernah dia tolak dan kemungkinan pernah dia lukai egonya, ternyata duduk di puncak rantai makanan dari dunia yang baru akan dia masuki.Jika itu bukan kesialan terbesar seumur hidupnya, Ahra tidak tahu apa sebutannya.warning and tags : explicit sex scenes. dark romance. 18+ only MINORS DNI.🚩This story is clearly glorified. I DO NOT condone or supporting any of this behavior. THIS WORK IS 100% PURE FICTIONAL AND FOR ENTERTAINMENT PURPOSE ONLY. I DO NOT have any intention to taint certain personal image.🚩 and if you don't like it, just gtfo! thx.YOUR MEDIA CONSUMPTION IS YOUR OWN RESPONSIBILITY❗BE WISE❗
5,745 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Lovietta: The Duke's Obsession [12]
2
0
[mature audience only]“Aku sudah cukup lama menunggu,” ucap Mikael kembali, “aku membiarkan waktu berlalu, membiarkanmu menikmati musim perjodohan ini karena aku tahu ini akan menjadi yang pertama sekaligus yang terakhir untukmu, aku bersabar meskipun setiap senyum dan dansa yang kau berikan pada pria lain terasa seperti sebuah penyiksaan untukku.” Pria itu menatapnya dalam-dalam, suara rendahnya terdengar lebih berbahaya kini daripada lembut di akhir kalimatnya.“Aku tidak ingin lagi melihatmu bersama siapa pun selain aku. Dan mulai malam ini, Lovietta Everleigh, aku benar-benar tidak akan menunggu lagi.”Lovietta menahan napas kembali, tatapannya sama sekali tidak beralih dari Mikael, dan dia mendengarkan pria itu dengan sungguh-sungguh karena dia tahu, ini adalah momen puncak dari segalanya yang sudah dia lewati selama ini.“Miss Everleigh,” ucap Mikael tegas kembali, sekali lagi memanggil nama Lovietta secara formal. “Maukah kau memberiku kehormatan untuk menikah denganku dan menjadi istriku?”Detak jantung Lovietta menggema di telinganya. Bibirnya terbuka, dan napasnya hampir tersengal kalau saja dia tidak sadar bahwa ini adalah momen yang penting untuk hidupnya.Dunia terasa hening untuk Lovietta, hanya tatapan gelap itu yang menuntut jawabannya. Mikael sama sekali tidak terlihat cemas atau ragu. Pria itu jelas tahu apa yang diinginkannya, dan dia tahu Lovietta menyadari bahwa penolakannya tidak akan mengubah keputusan sang Duke.Lagi pula, segalanya sudah sejauh ini, dan dia tidak memiliki alasan untuk bisa menolak lamaran Mikael—sebaliknya, justru ada begitu banyak hal yang membuatnya mau tidak mau harus menikah dengan Mikael. Setelah ancaman secara tidak langsung dari Marianne Redmond soal apa yang terjadi di malam Mikael membawanya dalam keadaan pingsan, kini juga karena Xavier yang selama ini dia pikir adalah kakaknya sendiri, memiliki niat lebih dari sekadar menjadi keluarga untuknya.Lovietta akhirnya mengerjap, kemudian menarik napas sejenak, sebelum dia mengangguk kecil dan memberikan sebuah senyuman—dia tetap harus menunjukkan bahwa dia menerima lamaran Mikael dengan perasaan yang dalam keadaan baik.“Ya, Yang Mulia.”
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan
