Panglarangan ( Mantra Pengikat Roh Pendatang di Tanah Kalimantan)
26
16
7
Selesai
Ancah berniat untuk merampok penumpang travel yang ia sopiri. Namun, siapa sangka, para penumpangnya menyimpan rahasia yang menyeretnya ke dalam mara bahaya. Keadaan bertambah kacau karena sekelompok penagih hutang yang terkenal sadis diutus untuk mencabut nyawanya.
Sejenak aku menimbang-nimbang, apakah akan kembali berbuat jahat atau hidup lurus-lurus saja tapi dalam keadaan miskin. Bayangan Ateng Kayau tadi sore kembali meneguhkanku untuk merampok orang-orang malang ini. Bisa saja, Ateng Kayau dan anak buahnya mencegatku di tengah jalan dan merampas benda antik itu. Tidak! Barang antik itu tidak boleh jatuh ke tangan Ateng Kayau. Aku harus berhasil merebutnya terlebih dahulu sebelum mereka merampasnya dengan paksa. Sebelum memulai ritual, mina Kurik menoleh dan kubalas dengan anggukan kepala. Kutatap wajah mereka satu-persatu dengan senyum lebar. Kini, sebuah rencana telah tersusun di benakku. Para pendatang ini, mereka takkan pernah menginjakkan kakinya di tanah Jawa dalam keadaan selamat.