
[ Prolog ]
“Apa?” dahi Irene mengernyit curiga. Ia mendapati Seulgi tengah menatapnya. Tatapan yang tidak bisa Irene artikan. Seulgi menggeleng, tertangkap basah.
“Hati-hati dijalan. Hujan.”
“Dan kau, jangan mati di sofaku.” Irene masih kesal karena satu hal.
“Mengerti.”
Tanpa membuang waktu lebih lama, Irene mengunci pintu rumah dari luar dan seketika merinding melihat darah yang berceceran di anak tangga saat menuruninya. Ada juga di pagar tangga dan di dinding dengan cap telapak tangan Seulgi. Dengan...
[ Prolog ]
“Apa?” dahi Irene mengernyit curiga. Ia mendapati Seulgi tengah menatapnya. Tatapan yang tidak bisa Irene artikan. Seulgi menggeleng, tertangkap basah.
“Hati-hati dijalan. Hujan.”
“Dan kau, jangan mati di sofaku.” Irene masih kesal karena satu hal.
“Mengerti.”
Tanpa membuang waktu lebih lama, Irene mengunci pintu rumah dari luar dan seketika merinding melihat darah yang berceceran di anak tangga saat menuruninya. Ada juga di pagar tangga dan di dinding dengan cap telapak tangan Seulgi. Dengan keadaan seperti itu pasti sulit untuk Seulgi bisa sampai ke atas. Irene tidak bisa membayangkan jika dirinya yang menjadi Seulgi. Irene pasti hanya akan tinggal nama.
~~~
Happy reading 👀
Don't forget to like, comment or share, etc.
Thank you 💞
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

