Perbedaan Dialog Tag & Dialog Aksi

KEMBALI LAGI BERSAMA HANJIM, HANJAY, DAN HANJIR.

Masih banyak saya perhatikan, penulis yang kurang bisa membedakan dialog tag dengan dialog aksi.

Lantas, bedanya apa?

Dialog aksi adalah dialog yang dilanjutkan dengan narasi berupa aksi. Dialog aksi lebih mengekspresikan dan menunjukkan gerakan tokoh,seperti mengangguk, menyipitkan mata, atau menggaruk kepala. Dialog tag adalah frasa yang mengikuti dialog untuk menginformasikan identitas si pengucap dialog. Dialog tag sering digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk menunjukkan siapa yang sedang berbicara dengan jelas lebih baik daripada dialog aksi. Namun, ada satu pepatah yang sering saya baca, dialog tag bisa memperlambat cerita, sementara dialog aksi lebih disarankan karena dapat menunjukkan showing yang lebih baik. 

Dialog tag yang benar (perhatikan tanda baca dan huruf kapital di awal dan akhir kalimat yg saya bold):

• Hanjim berkata, “Aku mafia.“
• Hanjay bertanya, “Sudah jadi CEO?“
• “Aku ini CEO,” kata Hanjir.
• “Sudah ketemu Miksue?” tanya Hanjay.
• “Aku benci Hanjay!” umpat Hanjir.
• “Aku benci Hanjim,” seru Hanjay, “tapi aku juga sayang sama kamu.“
• “Minggir! Gue mau lewat! Gangguin jalan aja!” ucap Hanjir sinis.

Dialog aksi yang benar (perhatikan tanda baca dan huruf kapital di awal dan akhir kalimat yg saya bold):

• “Hehehe …, lupa kalau saya ini mafia.” Tangan Hanjir menggaruk kepalanya.
• Tangan Hanjay menggaruk kepalanya. “Hehehe …, lupa tadi beli Miksue kebanyakan.”
• “Siapa kau, berani-beraninya menyuruhku berlutut kepada CEO dingin itu?” Hanjim berkacak pinggang menatap mata pria angkuh itu.

Dialog aksi tidak membutuhkan “tanya”, “jawab”, “ucap”, dan sebagainya, melainkan langsung masuk ke aksi. Tidak lupa, huruf kapital setelah petik tutup atau sebelum petik awal. Salah satu yang paling mudah memang adalah menulis dialog aksi daripada dialog tag.