Story Of Love : Cinta Sejati

0
0
Deskripsi

"yang, kamu nganggep aku apa sih. Aku menikahi kamu itu dengan komitmen bisa membahagiakan kamu lahir dan batin. Kalau kamu kaya gini. Aku jadi merasa bukan apa-apa sekarang. Mungkin aku adalah suami yg gagal, karena istriku sendiri gak mempercayakan kesulitannya padaku" Randy menjelaskan.

By Canva

 

 

Chapter 1


 

Dalam pernikahan memang mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda dibanding pacaran. Itulah mengapa faktor penentu pernikahan yang awet salah satunya adalah kedewasaan. Kedewasaan sendiri mempunyai banyak ciri. Ada yang bilang dewasa itu ketika bisa sabar menghadapi pasangan, ada yang bilang dewasa itu ketika bisa menahan diri dari emosi / kontrol ego, dan ada yang bilang dewasa itu dapat memaafkan kesalahan diri walaupun diri tidak merasa salah. Itu semua menurutku benar. Karena dalam pernikahan menyatukan yang beda sifat, beda perilaku, beda emosi, dan perbedaan yang lain adalah sesuatu yang wajar dan setiap pasangan juga mempunyai cara yang berbeda dalam menyatukan itu. Jadi belajarlah menerima perbedaan dari sekarang sebelum menikah nantinya.


 

***


 

Tika dan Randy adalah sepasang kekasih yang baru menikah. Sudah 5 tahun mereka menjalin hubungan pacaran dari semenjak awal kuliah semester 1. Semua lika-liku hubungan telah mereka lalui seperti pasangan yang lainnya ; marah, cemburu, diem-dieman, semua sudah pernah mereka lalui. Tetapi permasalahan demi permasalahan dapat mereka temui jalan keluarnya. Dan akhirnya ketika mereka lulus dari bangku kuliahan, mereka pun memutuskan untuk melanjutkan kejenjang hubungan yang lebih serius lagi.


 

Bukan hanya bermodal nekat tetapi memang komitmen mereka dalam menumbuhkan rasa percaya pada pasangan yang memutuskan mereka untuk menikah. 


 

Keseharian pengantin muda mereka lalui dengan sangat baik. saling percaya adalah jalan terbaik untuk memperkuat hubungan rumah tangga. 



 

***



 

Suatu ketika Tika merasa sangat jenuh dan bosan dengan rutinitas pekerjaan rumah. Sebagai Ibu rumah tangga memang Tika jarang sekali menghibur diri. Hiburan diri untuknya salah satunya mungkin ketika ia berbelanja di warung dan bisa berbincang dengan Ibu-Ibu lainnya. Hari demi hari terasa menyiksa batin. Ditambah lagi ketika libur Randy tak bisa membantunya, dia hanya fokus dengan handphone-nya saja. Mungkin jika Tika meminta bantuan baru Randy akan membantunya.


 

Tak terasa usia pernikahan mereka menginjak 5 bulan. Pekerjaan yang melelahkan ditambah lagi derita batin karena sampai saat ini Tika belum juga dikarunia anak membuat Tika mempunyai tingkat emosi yang tinggi. Ia hanya butuh Randy sang suami yang selalu ada di dekatnya, memeluknya, dan mengecup keningnya saat itu. Tapi itu semua tak bisa dilakukan karena Randy sedang bekerja. memang pekerjaan Rendy merupakan salah satu pekerjaan yang menyita waktu, walaupun sabtu dan minggu dia libur tetapi waktu libur itu dia manfaatkan hanya untuk mengistirahatkan tubuh.


 

Hari sabtu yang tenang tiba-tiba terdengar suara piring pecah.

"prang"


 

Randy yang sedang tidur di kamar, terkejut mendengar suara keras yang berasal dari dapur. Segera ia bangkit dari tempat tidurnya dan berlari kearah dapur.


 

"Astagfirullah, ada apa yang?" 


 

Tiba-tiba Tika menangis. Tangisnya tak terbendung lagi. Ia menjerit menangis seperti anak kecil menginginkan sesuatu. Semakin heranlah Randy, secepatnya Randy memeluk Tika.


 

"ada apa yang?" Randy bertanya sekali lagi.


 

Tiba-tiba Tika terkejut saat melihat Randy sang suami sudah berada didekatnya dan memeluknya. Tika terdiam dan sesekali mengeluarkan sesenggukan akibat tangisnya tadi.


 

"gak mas.. gak apa-apa" Tika masih tersedu-sedu dalam tangis.

"gak apa-apa gimana sih.. ini kamu nangis gini juga. Bilang sama mas, ada apa?" Pinta Randy karena merasa ada yang aneh dengan istrinya.

"aku gak apa-apa mas.. tadi cuman kepleset aja"

“kayanya kamu kecapean. Yaudah kamu istirahat aja ya, biar mas yang lanjutin nyuci piringnya”

“gak kok mas, aku belum cape. aku gak apa-apa mas, aku bisa terusin kok. nanti baru aku istirahat”

“jangan maksain yang. udah istirahat aja”

“gak apa-apa mas. beneran”

“gak apa-apa mulu. yaudah kalau gitu mas bantuin ya”

“udah mas gak usah, mas nyantai aja. duduk atau tiduran aja”

“dari tadi mas udah tiduran terus. masa iya mas lakuin lagi. mas bosen, mending bantuin kamu ya. mas juga gak tega ngeliat kamu kaya gini”

“yaudah terserah mas aja deh”

“yaudah mas bantuin ya”


 

Sebenarnya dalam hati Tika ada sesuatu yang mengganjal. tapi dia urungkan niatnya buat cerita ke suaminya. dia gak mau menambah beban suaminya. karena suaminya sudah punya beban pekerjaan, masa ditambah lagi oleh beban rumah yang seharusnya Tika bisa mengatasinya. 


 

Namun terkadang Tika juga butuh sandaran untuk menuangkan semua keluh kesahnya. karena terlalu lama memendam juga tidak baik dari segi psikis-nya. tetapi lagi-lagi dia terbentur oleh rasa kasihannya terhadap suami.


 

***


 

Sabtu sore Tika dan Randy duduk bersama di ruang keluarga. bercengkrama, ngobrol apapun yang menyenangkan, bercanda seperti sepasang kekasih. disela-sela obrolan mereka, Randy masih sangat penasaran apa yang sebenarnya terjadi pada istrinya.

 

“yang, aku mau tanya sama kamu? boleh?

“boleh mas, kenapa harus nanya dulu sih. kaya berat banget”

“gak apa-apa. takutnya kamu keberatan pas ditanya”

“gak kok. tanya aja mas”

“tadi pagi mas penasaran. kamu kenapa? gak biasanya loh kamu kaya gitu”

“kan aku udah bilang mas aku gak apa-apa. piring pecah itu karena pas nyuci piring, piringnya lepas dari tanganku”

“bohong kamu ya. mas tau kok piring itu bukan hanya terlepas. tetapi ada hal serius yang membuat piring itu lepas”

“mas mulai sok tau nih. dari mana mas tau kalau piring itu gak sengaja terlepas”

“raut muka kamu gak bohong yang. aku tau kamu loh”


 

Semua kecurigaan Randy mambuat Tika terkejut. semuanya memang benar, bukan hanya terlepas tetapi ada kemungkinan lain yang menyebabkan piring itu terlepas. Segera otaknya berpikir, akankah ia utarakan saja atau pendam saja biar suaminya tidak terbebani. Tetapi didalam hatinya ingin sekali menjelaskan keresahannya, karena lama kelamaan perasaan itu menyakitkan baginya. Didalam kebingungannya itu Randy menyadari sesuatu dalam diri istrinya. Dia yakin ada yang ingin istrinya keluarkan.


 

"udah gak usah sungkan yang. Kita kan suami istri kalau kamu ada masalah cerita aja sama aku. Jangan gak enakan kaya gini"

"iya mas, aku cuman gak mau membebani mas aja"

"gak kok, udah cerita aja"

"tapi mas.." Tika masih mempertimbangkan untuk cerita ke suaminya.

"yang, kamu nganggep aku apa sih. Aku menikahi kamu itu dengan komitmen bisa membahagiakan kamu lahir dan batin. Kalau kamu kaya gini. Aku jadi merasa bukan apa-apa sekarang. Mungkin aku adalah suami yg gagal, karena istriku sendiri gak mempercayakan kesulitannya padaku" Randy menjelaskan.


 

Mendengar penjelasan itu. Tika kaget dan merasa bersalah, sampai akhirnya di meneteskan air matanya dan segera memeluk sang suami.


 

"Mas aku minta maaf. Aku gak bermaksud seperti itu. Kamu adalah suami terbaik bagiku. Aku yg gak mau beban ini bisa mempengaruhi rasa sayang kamu ke aku. Aku minta maaf mas" dengan tangis yg tersedu-sedu Tika menjelaskan.

"yaudah, gak apa-apa. Mas cuman mau kamu cerita ke mas. Jangan sungkan gitu"

"iya mas. Aku cerita"


 

Dan akhirnya Tika menceritakan semua beban yg sudah di pendam kepada suaminya. Dari semua curhatan Tika sang istri, Randy sang suami mengerti kenapa Tika sampai mempunyai beban seperti itu. dia juga tidak menyalahkan Tika kenapa dia bisa mempunyai pemikiran seperti itu. baginya permasalahan rumah tangga memang harus diselesaikan oleh seluruh anggota keluarga.


 

***






 

Chapter 2


 

Keesokan harinya, betapa terkejutnya Tika, mendapati ada makanan diatas meja makan, lantai yang bersih seperti ada yang membersihkan. sampai akhirnya dia melihat kearah keranjang yang biasanya terdapat tumpukan pakaian kotor, saat itu tidak ada. dia lihat meilhat kearah pintu depan, ternyata pintu depan terbuka. keluarlah dia dengan rasa penasaran, namun lagi-lagi dia terkejut melihat sang suami sedang menjemur pakaian basah yang sudah dicuci itu. Hati Tika tersentuh dan ingin menangis, tapi dia urungkan karena dia tidak mau kalau suaminya melihat dia menangis lagi.


 

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Randy langsung masuk kedalam rumah dan melihat Tika ada di pintu.


 

"Eh istriku udah bangun. Makan dulu sayang"


 

Tiba-tiba Tika memeluk Randy sangat erat.


 

"Mas maaf ya mas, aku ini istri yang buruk. Aku cuman bisanya ngeluh dan nangis aja. Aku juga cuman ngerepotin kamu aja"

"Kamu ngomong apa sih Tik. Bagiku kamu tuh istri idaman tau gak. Ya walaupun kamu cengeng dan manja. Aku gak keberatan, malah aku seneng dengan sikap manja kamu"

"Mas mah selalu aja bisa buat aku seneng, terima kasih ya mas"

"Iya, sama-sama. Yaudah, ayo makan dulu. Tadi mas buatin makanan. Tapi gak tau enak atau gak. Hehehe"


 

***


 

Dalam beberapa minggu kehidupan rumah tangga Randy dengan sang istri sungguh sangat menyenangkan. beban yang Tika alami sudah membaik berkat pengertiannya Randy kepadanya. namun, ada yang mengganjal dalam hati tika. kalau dia bahagia, bagaimana dengan suaminya. apakah dia bahagia juga. itu yang selalu ada dalam pikirannya.

Sampai akhirnya dia inisiatif untuk pergi ketempat dimana suaminya bekerja. dia ingin tau bagaimana suaminya bekerja. bagaimana dia bisa membagi waktu antara pekerjaan dengan rumah.


 

Siang itu tika pergi ke mall terlebih dahulu. ada yang ingin dia beli untuk makan malam nanti. setelah dari mall, dia berencana untuk ke kantor sang suami agar sorenya dia bisa pulang bareng dengannya. jarak mall ke kantor Randy lumayan jauh butuh waktu 30 menit memakai angkutan umum.


 

Pekerjaan Randy sendiri adalah CS/Costumer Service di perusahaan asuransi. dia sudah bekerja di perusahaan tersebut selama kurang lebih 2 hampir mendekati 3 tahun. terhitung dari masa kuliah semester 4 dia memang memutuskan untuk bekerja. ekonomi keluarganya memang cukup baik. namun, Randy bukanlah anak yang manja. 


 

Kemandiriannya sudah terlihat ketika dia masih duduk dibangku SMP, dia pernah berjualan snack untuk teman-teman sekolahnya. waktu SMK dia pernah menjadi kernet angkutan umum. itu semua dia lakukan untuk memenuhi kebutuhannya. oleh sebab itu, dia pun tidak pernah meminta uang jajan ke orang tua. uang hasil jerih payahnya saja terkadang dia tabung atau dia kasih ke ibunya untuk kebutuhan keluarganya.


 

Tika pun akhirnya sampai di kantor suaminya. kali ini dia berpura-pura datang sebagai pelanggan. di sana dia hanya mengamati pekerjaan suaminya. sampai ada kejadian yang membuatnya terkejut. ada salah satu pelanggan merasa kesal dengan pelayanan dari pihak perusahaan. pelanggan itu pun meluapkan kekesalannya terhadap Randy. Randy pun berulang kali dimaki-maki dan akhirnya terkena sebuah pukulan yang mendarat di pelipisnya. teman-teman pegawai disitu berusaha melerai dan menenangkan suasana. Randy pun terlihat biasa-biasa saja. bahkan dia tidak terlihat marah terhadap pelanggan tersebut.


 

Disaat Tika ingin mendekati Randy, alangkah terkejutnya Tika. Suaminya bangkit dan tersenyum untuk menenangkan pelanggan tersebut. Hati Tika pada saat itu bergetar, dia merasa takjub dengan kebaikan suaminya. Tika tidak tau kalau pekerjaan suaminya selama ini seperti ini. Bukankah ini beban yang berat bagi siapa saja. "Kamu hebat mas, hati kamu memang benar-benar baik" dalam hati Tika berbicara memuji suaminya.


 

Dengan kejadian seperti itu, Tika lebih memilih pulang. Dia tidak mau mengganggu pekerjaan suaminya. apalagi ada kejadian itu, pasti Randy pun akan terkejut jika ada istrinya yang melihat kejadian itu. Dalam perjalanan dia teringat kembali apa yang telah dia lakukan.


 

"Apanya yang beban coba?" Pikirnya. 

"Kenapa lu selemah ini sih, sampai suami lu mau berbagi beban itu" Tika menyesal sepanjang jalan ke rumah.  karena dia tidak bisa menyelesaikan masalahnya dan lebih memilih membagi bebannya kepada suaminya.


 

Dia begitu menyesal dengan apa yang dia bicarakan tempo hari kepada suaminya. Dia ingin di mengerti dan ingin perhatian. Tetapi apa yang dia lakukan. Dia juga tidak pernah memerhatikan Randy sang suami.


 

Sesampainya dirumah, Dia masih termenung sendirian. Jam sudah menunjukan pukul 16.00. Jam dimana Randy pulang bekerja. "Aku harus tampil cantik, untuk menyenangkan dia. Dan masak masakan yang enak" pikirnya. Tika pun bergegas mandi dan berdandan cantik. Memang kalau dalam hal cantik, Tika tidak kalah dengan model-model sampul di majalah-majalah supermodel. Memang dalam hal ini Randy pun beruntung mempunyai istri seperti dia.


 

Terdengar suara motor dari kejauhan. Ketika Tika sudah bersiap-siap ternyata motor itu bukan suaminya melainkan hanya orang lewat saja. Menunggu dan terus menunggu sampai jam 17.00 terdengar kembali suara motor yang sama dengan motor tadi. Tika berharap kalau ini suaminya. Dan benar saja, suara motor tersebut berhenti di depan rumahnya. Tika pun bersiap-siap. Pager rumah dibuka dan terlihat Randy memasuki sepeda motornya. Ketika Randy masuk dan mengucapkan salam.


 

"Assalamualaikum"

"Waalaikumusalam" Tika menjawab dengan lembut dengan tingkah yang anggun.

"Sebentar, ini ada apa ya? Kayanya kamu berbeda yang" Randy pun terkejut dengan tampilan istrinya yang begitu cantik. Lelahnya seharian serasa menghilang pada saat itu.

"Suprise.. aku cuman pengen nyambut kamu kaya gini yang. Biar dianggep istri yang baik." Tika tersenyum dengan senyum yang menyejukan. Kalau ada laki-laki lewat dihadapannya. Mungkin laki-laki itu salah tingkah.

"Emang ada acara apa? Sampai harus disambut seperti ini sih?"

"Iya gak apa-apa yang.. sekali-kali kan bisa begini"

"Aku sih pengennya seterusnya..hahaha"

"Hahahaha. Bisa diatur itu mah. Sini tasnya biar aku yang bawa. Mas tinggal mandi. air hangat dan pakaiannya sudah aku siapin"

"Aku masih kaget loh yang. Yaudah aku mandi dulu ya"

"Hahaha..yaudah sana, abis itu kita makan. Aku udah buatin makanan kesukaan kamu loh"

"Oya..apa tuh?"

"Udah mandi dulu sana" Tika mendorong Randy agar cepat-cepat mandi.

"Iya iya"


 

Randy pun berjalan ke kamar mandi sambil garuk-garuk kepala karena bingung dengan apa yang dia dapatkan. 

Tika pun sedang sibuk menata ulang meja makan agar terlihat rapih dan indah dilihat. Randy pun selesai mandi dan bergegas untuk makan bersama dengan istrinya. Betapa romantisnya suasana saat itu. Mereka pun berpindah dari meja makan ke ruang tengah untuk bersantai. 


 

"Yang aku boleh meluk kamu gak?" Tika meminta manja

"Boleh dong, sini (sambil merentangkan kedua tangan).. kamu manja banget sekarang ya"


 

Mendadak setelah Tika memeluk Randy. Tika pun menangis. Dia lepaskan semua perasaannya dalam pelukan suaminya.


 

"Loh, kok kamu tiba-tiba nangis sih yang. kamu tuh aneh ya, tadi tuh biasa-biasa aja loh" Randy merasa aneh dengan sikap istrinya.

"Gak kok yang.. aku cuman bersyukur aja kalau aku menikah dengan kamu"

"Alhamdulillah.. aku juga bersyukur menikah sama kamu yang. Kamu adalah perempuan sempurna bagiku. Kamu penurut, manja, dan cantik" Randy mengusap-usap kepala Tika dan tersenyum.

"tadi aku ketempat kamu kerja mas” Tika memulai pembicaraan seriusnya

“loh kapan? aku kok gak tau ya”

“tadi sekitar jam 2-an”

“ngapain kamu kesana? ada urusankah?

“tadinya aku mau ketemu sama kamu mas, terus aku hendak pulang bareng sama kamu. tapi aku urungkan niatku itu”

“kenapa? padahal kan tadi tinggal temuin aja. hanya sekadar ketemu boleh yang”

“iya aku tau. tapi tadi aku gak kuat ketika aku melihat kamu kena komplain oleh pelanggan dan kamu sempet dimarahin sampai akhirnya aku ngeliat kamu dipukul mas” Tika menagis mengingat kejadian tadi siang.

“udah gak apa-apa yang. namanya juga kerja, pasti ada resikonya. itu udah jadi bagian pekerjaanku yang” Randy menenangkan Tika.

“aku malu sama kamu mas. 2 minggu lalu aku ngere’ek ke mas, karena aku capek dengan apa yang menimpaku. sampai akhirnya mas yang selalu ngebantu aku. sedangkan aku, aku malah terus-terus menyusahkan mas. padahal mas sendiri sudah terbebani dengan pekerjaan. aku bukan istri yang baik mas”

“kamu ini ngomong apa sih yang. kamu inget gak waktu kita nikah. aku disitu berjanji kalau aku akan ngejagain kamu, ngelindungi kamu dan ngebahagiain kamu. apapun masalahmu, itu masalahku juga. pekerjaanku itu bukan masalahku yang. itu usaha aku untuk menafkahimu agar kamu bahagia. jadi jangan pernah kamu bilang kalau aku terbebani oleh semua itu” Randy menasehati Tika sambil tetap mengusap kepalanya.


 

Tika pun semakin erat memeluk Randy.


 

“terima kasih mas. kamu udah menepati janjimu. sekarang giliranku untuk tetap berpegang dengan janjiku juga. aku akan tetap menjadi wanita paling cantik sesuai keinginanmu”

“hahahaha.. dasar kamu itu. kamu tuh gak dadan aja udah cantik tau. ditambah sekarang dandan lagi. untung aja aku gak ngajak temen-temenku kerumah. bisa gawat nanti” Randy pun memuji Tika dengan diiringi sebuah candaan.

“kamu ya bisa aja buat aku jadi salah tingkah” Tika membalas Randy dengan pukulan manja.

“udah ya.. pokoknya jangan pesimis lagi. kalau ada masalah, kamu cerita ke aku aja. jangan pernah gak enakan ke aku. apalagi sampai nanti kamu berpikir kalau kamu beban buat aku. pokoknya jangan pernah berpikir gitu”

“iya mas. Terima kasih”

“sama-sama.. yaudah kita ngapain sekarang?” Randy menggoda Tika


 

***

 

rumah tangga Randy dan Tika pun penuh dengan kebahagiaan. seminggu kemudian Tika dikabarkan hamil. Randy dan Tika merasa sangat bersyukur. akhirnya penantian panjang mereka berbuah manis juga. Hari demi hari pun Tika lalui dengan penuh kebahagiaan. kini dia tidak merasa menderita lagi. ditambah adanya buah hati, Tika menjadi sangat bersemangat untuk menjadi Ibu sekaligus Istri yang baik untuk keluarganya.


 

*** End ***



 

Penulis : Arayo Aji

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Story Of Love : Misunderstanding
0
0
Sinopsis :  Ketika cinta membutakan pikiran sehingga terlihat bodoh
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan