Musim Dingin yang Hangat

0
0
Deskripsi

Tidak ada yang salah ketika Karina memutuskan pergi ke Kyoto dan meninggalkan semua mimpinya di Jakarta demi bertemu dengan Kobayashi-san. Namun kejutan lain menanti Karina saat kakinya menjejak di tempat Kobayashi-san bekerja. Apakah Karina menyesal?

Inspirasi cerita: 

foto Kevin Pramudya @pramudyakevin

#TantanganKarina

“Haaaaaahhh …” Karina mengembuskan napasnya dan tersenyum lega setelah tiba di Miyako City Kitetsu Kyoto Station. Ia meneruskan langkahnya dengan riang menuju tempat bekerja Jiro Kobayashi, pemuda yang berkata kepadanya dua tahun lalu akan menunggunya di Jepang.

Karina memutuskan untuk meninggalkan Jakarta demi merajut impian dan masa depannya bersama Jiro. Padahal di Jakarta, Karina sudah memiliki pekerjaan yang cukup baik. 

Karina berjalan sambil bersenandung untuk menghilangkan rasa cemasnya. Inilah kali pertama Karina ke Kyoto sendirian. Sebelumnya ia hanya berkunjung ke Tokyo. Itu pun bersama kedua sahabatnya. Kini ia mengandalkan Google Maps dan doa agar tidak menyasar. 

Setibanya di Hotel Keihan Kyoto Ekiminami, jantung Karina berdebar tak beraturan. Ia mendekati front office dan tersenyum rikuh. 

Good afternoon. Konnichiwa. Sumimasen. Excuse me. Hai,” ujar Karina mengangguk sopan. 

Yes, Miss?” tanya seorang resepsionis bernama Keiko. 

“It’s ... Ehm, I would like to meet Jiro Kobayashi. Is he here?” Karina balik bertanya. 

Seorang petugas kebersihan yang melintas di depan front office berkata kepada Karina, “Kobayashi-san asoko desu. Over there. Kiyomizu-dera.”

Ha? Kiyomizu-dera? Honto ni? Really? Ah, sou desu ka? Doumo arigatou!” Karina membungkuk senang. Ia melambaikan tangan kepada petugas kebersihan dan Keiko. Ia berlari keluar hotel. 

Ah … Zannen ne. (that’s too bad) Ah …” petugas kebersihan itu menyesal tidak bisa mencegah Karina untuk melanjutkan kata-katanya. 

Karina berlari kecil menuju lokasi yang dimaksud. Sesekali ia berhenti dan mengatur napasnya. Lalu ia melanjutkan perjalanannya. 

Ketika tiba di depan Kyoto National Museum, Karina menghentikan langkahnya. Kali ini bukan karena ia kelelahan. Namun ia melihat Jiro.

Bersama wanita lain. Berpagut mesra dan tertawa. Lalu keduanya berciuman.

Karina menelan ludahnya. Ia mengenal gadis itu. Vanessa, sahabatnya yang berkuliah di Kyoto University. 

“Nes? Jiro?” panggil Karina dengan suara tercekat. 

Vanessa dan Jiro terkejut. Mereka melepaskan pelukannya dan memandang Karina tak percaya. 

“Karin? Hei. Lu di sini? Kok, nggak bilang kalo mau ke sini? Kan, bisa gue jemput di bandara,” ujar Vanessa tersenyum bingung. 

“Gue udah bilang sama elu, kok, bulan lalu. Gue bilang kalo mau ke sini,” sahut Karina dingin. 

“Hai, Karin,” sapa Jiro tersenyum canggung. Ia pun tidak menyangka Karina ada di depannya saat ini. 

“Kalian ngapain pelukan di depan museum begini?” tanya Karina datar. 

“Oh, itu … Ehm … Hehe. Gue kaget juga ketemu Jiro di sini. Kalo gue emang baru keluar dari museum, Kar,” ujar Vanessa gelagapan. 

“Oh,” sahut Karina tersenyum kecut. Ia mengangguk pelan. Ditatapnya Jiro dan Vanessa bergantian. 

Tanpa kata-kata, Karina memutar langkahnya kembali ke rute awal. Ia tidak menggubris teriakan Vanessa yang memanggilnya. 

Jiro berlari mendekati Karina dan menyetop langkah gadis itu. “Karin!” 

Karina menghentikan langkahnya. Ia tersenyum sedih sambil memandang Jiro dengan perasaan kecewa. Ia menggelengkan kepalanya dan meninggalkan Jiro tanpa suara. 

***TAMAT***

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Imajinasi Liar Karina
0
0
Sebuah perpustakaan pribadi yang terkenal milik Tuan Chandra akhirnya dibuka untuk umum dan Karina sangat beruntung meraih kesempatan untuk membaca koleksi buku langka. Ia pun mendapatkan tawaran rahasia dari sang kolektor. Apakah itu? Inspirasi: ilustrasi karya Toni Tanellen @mtanziqulbariq#TantanganKarina 
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan