Filsafat Cinta

Kita bertemu lagi dengan Ramadhan. Bulan istimewa yang dirindukan dan merindukan. Kita dirindukan Ramadan, kita merindukan Ramadan.Di dalamnya ada turun pedoman sejati umat Islam, ialah al-Qur'an. Semakin bertambahlah kemuliaan dan keistimewaannya dengan kehendak Allah ini.Di dalamnya juga ada malam yang lebih baik dari seribu bulan, yang membuat potensi berlipatnya amalan kita juga semakin bertambah.Usia umat dulu amat panjang. Usia umat Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, tidak sepanjang itu. Maka adanya Lailatul Qadar menjadi titik tolak keberkahan umur, jika kita diizinkan Allah mendapatkannya.Misterinya mengundang kita untuk selalu jatuh cinta padanya. Semakin misterius semakin dicari dan diselami. Kecintaan ini tidak bisa dikatakan berlebihan. Karena kecintaan kepada Lailatul Qadar adalah kecintaan yang muncul dari pemahaman kita terhadap rujukan utama umat Islam: al-Qur'an dan sunnah.Maka kecintaan kepadanya juga merupakan cinta karena Allah dan Rasul-Nya, sebagai cabang dari cinta pada Allah dan Rasul-Nya.Amalan yang kita lakukan di bulan Ramadhan, seluruhnya adalah cara kita merayu Allah agar bisa menyelami misteri Lailatul Qadar. Karena dengan itulah kualitas hidup manusia akan bertambah, seiring dengan bertambah pula keimanannya kepada Allah.Dengan mindset seperti ini, harapannya kita bisa lebih menghayati setiap amalan kita selama Ramadan. Sebab dari penghayatan itulah, amalan kita akan lebih terasa dan berkesan di bulan yang dimuliakan Allah ini.