Akibat Gagal Move On

1
1
Deskripsi

Menurut saya, orang yang susah move on akan mendapat ganjarannya. Hukuman siap menanti bagi mereka yang tidak mau mencari hati yang baru. 

Saya berpendapat begini, setelah mendengar kejadian sial yang dialami teman saya, Adit. 

Semua bermula ketika Adit menyukai seorang cewek bernama Tya, temannya waktu SMP. Saya dan Adit adalah teman sekelas, sedangkan Tya berada di kelas yang berbeda dengan kami. 

Sebenarnya, Tya biasa saja bagi saya. Badannya sedikit gendut, berambut pendek, dan sedikit bergaya...

Menurut saya, orang yang susah move on akan mendapat ganjarannya. Hukuman siap menanti bagi mereka yang tidak mau mencari hati yang baru. 

Saya berpendapat begini, setelah mendengar kejadian sial yang dialami teman saya, Adit. 

Semua bermula ketika Adit menyukai seorang cewek bernama Tya, temannya waktu SMP. Saya dan Adit adalah teman sekelas, sedangkan Tya berada di kelas yang berbeda dengan kami. 

Sebenarnya, Tya biasa saja bagi saya. Badannya sedikit gendut, berambut pendek, dan sedikit bergaya tomboy. Namun, Adit sepertinya suka banget sama Tya. Mungkin, Adit menganggap Tya seperti Pevita Pearce, tapi versi belum akil baligh.

Seperti cowok jatuh cinta pada umumnya, cowok yang suka sama cewek, pasti ingin mengetahui segala hal tentang cewek idolanya. Adit juga begitu. 

Adit cerita kalau dia pernah mati-matian untuk mengetahui seluk-beluk tentang Tya. Dari hal kecil berupa nama lengkap, sampai ke hal yang agak pribadi, seperti foto-fotonya Tya. 

Untuk mendapatkan fotonya, Adit usaha lebih. 

Akun FB Tya dikunci. 

Padahal, Adit belum menjadi teman FB-nya. Adit pernah mengirim friend request. Sampai sekarang, tidak pernah di-confirm oleh Tya. Mungkin, Tya sudah punya firasat kurang bagus melihat akun Adit.

Teman saya minta tolong ke orang yang sudah berteman dengan Tya di FB. Ia log in pakai akun FB temannya itu, lalu dia download hampir semua foto yang ada di FB-nya Tya. Foto tersimpan di flashdisk di folder khusus. Adit pun merasa bahagia sekali. 

Semua foto yang ia culik itu, langsung digunakan semaksimal mungkin. 

Ada foto yang menjadi wallpaper di HP. Ada yang menjadi screen saver di laptopnya. Tentunya, dengan tulisan “Adit love Tya” bergerak dari kiri ke kanan pada layar laptop. Paling ekstrim, Adit mencetak salah satu foto Tya dengan ukuran foto 4x6. Ia simpan foto kesayangan itu di dompetnya. Adit resmi menjadi fans dari Tya.

Anehnya, ia malah tidak mau melanjutkan usahanya ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu PDKT. 

Adit tidak mendekati Tya. Dia merasa sudah cukup dengan kondisi yang seperti ini, melihat Tya dari kejauhan atau dalam bahasa yang lebih populer, Adit lebih suka menjadi pengagum rahasia.

***

Sampai Adit kuliah, dia masih menyimpan foto Tya di dompetnya.

Itu berarti, Adit sudah menyimpan foto tersebut lebih dari 4 tahun.

Dia tidak berani melakukan apa-apa dengan foto tersebut. Tidak berani membuang, apalagi membakar foto itu. Ia tetap menaruh foto Tya di dompetnya.

Saat sedang mampir ke rumah saya, Adit pernah bilang, “Dapetinnya susah, Dy. Terus aku ra iso buang foto orang ke tempat sampah.”

“Tapi itu koyo orang susah move on.” kata saya, mengingatkan. “Buang aja. Wes ra tau ketemu iki.

Iyo, sih, tapi tetep angel. Merobek-robek foto cewek iku angel, Dy...” seru Adit.

“Masalahnya, kowe mung ngene-ngene iki tok. Tidak berani melakukan apa-apa. PDKT ora, SMS ora. Mending buang, terus cari cewek yang beneran bisa diseriusin.” ujar saya.

Adit terdiam. 

Sepertinya, Adit belum bisa melupakan Tya. 

Ia belum bisa move on sepenuhnya.

Adit mungkin sudah ada niat untuk mencari cewek baru, tapi perempuan bernama Tya masih ada di pikirannya. Beginilah, penyakit orang yang belum bisa move on.

Beberapa hari kemudian, hukuman itu akhirnya datang. 

Hukuman untuk orang yang gagal move on seperti Adit. Suatu ganjaran yang membuat Adit segera mencari cewek baru dan mulai melupakan Tya.

Adit menceritakan peristiwa besar ini, tepat sehari setelah kejadian tersebut.

Insiden ini terjadi di kampusnya.

Adit ingin memasuki kelas. Situasi hatinya sedang bahagia, tanpa pikiran negatif di kepala. Pintu masuk terlewati, ia berjalan mencari tempat duduk. Saat sedang berjalan untuk mencari tempat duduk, tiba-tiba dompetnya terjatuh. 

Dompetnya terjatuh bisa jadi karena kantong celananya bolong, bisa pula karena dompetnya terlalu gendut dengan recehan, sehingga tidak seutuhnya masuk ke kantong. 

Salah satu temannya melihat hal itu, dan berniat untuk membantu. Ia mengambil mengambil dompet tersebut. Sebelum mengembalikan dompetnya, ia iseng membuka dompet. Ketika membukanya, dia terkejut melihat salah satu isinya. Terpampang jelas selembar foto perempuan berukuran 4x6 di dompetnya Adit. 

Orang ini langsung teriak, “Iki foto sopo, Dit? Pacarmu? HAHAHAHA.”

Ia memperlihat foto tersebut ke teman sebelahnya, “Heh, pacar e Adit, HAHAHAHA.”

Adit kaget.

Jelas dia kaget,

Foto yang seharusnya tidak boleh dilihat oleh siapapun, sekarang tersebar ke semua orang.

Ia menjadi panik, setelah dompetnya dilempar dari temen satu ke teman lainnya, untuk melihat foto “ceweknya” Adit. Teriakan ‘CIE Adit’ menggelegar ke seluruh ruangan kelas, ditambah dengan gelak tawa yang membahana dari teman kampusnya.

Adit pun mendapatkan hukuman yang setimpal dari kegagalan move-onnya.

***

Bulan demi bulan berlalu, Adit mampir lagi ke rumah saya.

Di teras rumah, kami mengobrol dengan teh hangat yang menemani.

Kami mengobrol dengan santai, sampai Adit merogoh kantong celana dan mengambil dompetnya. 

“Eh, Dy.” ia membuka dompetnya, hendak memamerkan sesuatu di dompetnya.

Oh no. Apakah ini foto Tya lagi?

Apakah ganjaran kemarin belum ampuh untuk menamparnya?

Apakah anda butuh hukuman yang lebih berat lagi, wahai temanku?

“Temen sekelasku, Dy, jenenge Diah.” ucapnya, sambil memperlihatkan foto di dompet. 

Wah, ternyata dia sudah berhasil move on.

Untunglah, otak dan hatinya berjalan dengan baik kali ini.

“Cie, suwe ra tau ketemu. Langsung punya gebetan baru.” kata saya, takjub.

“Lagi deket lewat SMS tok, Dy.” lanjut Adit, menutup dompetnya.

Sambil memasukkan dompetnya ke kantong, ia membuka cerita tentang Diah. Ia berkisah tentang sosok perempuan ini, menggambarkan ciri fisiknya seperti. Adit terus memberi saya informasi, sampai saya mengenal dekat dengan wanita bernama Diah ini.

Sesudah ceritanya selesai, Adit meminta saya untuk menemaninya. Katanya, ia ingin membelikan boneka untuk Diah. Saya juga mau-mau saja, yah, kapan lagi dapat imbalan berupa es krim gratis.

Melihat Adit yang sudah menemukan hati yang baru, saya tahu Adit resmi move on dari Tya. Adit sudah melepaskannya. Yang bikin lucu adalah dia mau meninggalkan Tya sejak tertimpa hukuman dompet jatuh di kelas. Bahkan, alam semesta ingin Adit segera move on dan mulai mencari hati yang baru.

“Ayo, Dy.” potong Adit, membuyarkan pikiran saya. “Kira-kira boneka opo sing tepat?

Saya menjawab seadanya, “Boneka Jigsaw oke, Dit. Pasti takkan terlupakan.”

“Iyo bener, takkan terlupakan. Karena membuat trauma, Dy.” jawabnya kesal, lalu menyalakan motor.

Motor menyala, kami pun mengendarai motor tua Adit.

Dan pada sore itu, kami melaju untuk mencari boneka yang tepat untuk Diah.

———————————————————————————

Terima kasih sudah membaca akhir. Kalau kamu suka dengan karya ini, kamu bisa follow akun KaryaKarsa saya. Dan kamu bisa mengapresiasi kreator, dengan memberikan tip di bawah ini, ya. Have a nice day 🙂

———————————————————————————

 

Blog: http://www.aldypradana.com

Twitter: https://twitter.com/aldypradana17

Medium: https://medium.com/@aldypradana17

Instagram: https://www.instagram.com/aldy_pradana17/

IG Arsenio Sneakers Store: https://www.instagram.com/arsenio.store.id/

Tokopedia: https://www.tokopedia.com/arseniostoreid 

Podcast (spotify): https://open.spotify.com/show/5FmhDoeNOY1gEnpP6ARsdz?si=dj7VyLYORUuQ8dbDv-bIPQ

SoundCloud: https://soundcloud.com/aldypradana17

Youtube: https://www.youtube.com/c/AldyPradana17

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya 4 Cerita Tentang Jatuh Cinta Diam-Diam (cerpen fiksi)
1
7
Postingan ini pernah diposting di blog saya: aldypradana.com (2015).Kumpulan cerpen fiksi tentang segala kemungkina dari jatuh cinta diam-diam. Yang baik, yang buruk, bahkan yang tak terduga.#1 Bayu dan Gaby#2 Derita Cinta Aldo#3 Dua Sisi Aldrian#4 Gaby dan Bayu***#1  - Bayu dan GabyWaktu istirahat. Perpustakaan. Duduk di pojok, dekat rak buku IPA.Dia selalu di sana.Gaby selalu di sana.Dan dalam jarak yang tak begitu jauh, aku mengerjakan tugas sambil melihatnya diam-diam.Selalu.Selalu begitu.Aku mencuri pandangan dalam persembunyian, tak berani mengajaknya ngobrol langsung. Ingin sekali dapat berdiri di depannya, saling bicara empat mata, lalu akrab kemudian. Namun, apa yang ingin aku obrolkan?Game?Mana mengerti Gaby soal itu.Politik?Memangnya Gaby peduli untuk bicara hal yang amburadul seperti itu.Buku?Ya. Harusnya, tentang buku. Ia pasti suka bicara tentang buku. Ia selalu membaca buku di sini. Bacaannya juga bervariasi. Dari buku pengetahuan, buku islami, sampai novel.Masalahnya, aku tak suka membaca seperti Gaby.Aku tak betah lama-lama membaca buku. Hanya komik yang bisa membuatku duduk lama berjam-jam. Membalikkan halaman demi halaman, dari volume 1 sampai volume 10. Aku baca semuanya sekaligus tanpa jeda. Paling hanya rasa lapar atau haus, dan  kebutuhan ke kamar mandi yang mampu memisahkanku dengan komik.Aku memaksa betah di perpustakaan hanya karena dia.Menatapnya, senyumku terbentuk sendiri saking senangnya.Menatapnya, hatiku meleleh, mencair karena bening wajahnya.Menatapnya, aku merasa tenang. Setenang air sungai yang mengalir pelan.Aku sudah lama mengaguminya. Dari awal masuk SMA, sejak pertama kali mengenalnya di MOS, aku selalu mengikuti gerak-geriknya. Mungkin, sekarang sudah hampir 1 tahun. Tapi, aku tetap tak berani bilang kalo aku menyukainya. Aku belum cukup berani untuk berkata cinta kepadanya.Mungkin, lain kali. Atau malah, tidak sama sekali.Aku sudah nyaman dengan situasiku sekarang.Kita lihat saja nanti perkembangannya.***Beberapa hari kemudian, Gaby sudah berada di perpustakaan saat istirahat kedua.Ia sudah duduk di pojok, menggenggam sebuah buku. Kali ini, sebuah novel dari Dee Lestari, berjudul Filosofi Kopi.Ia sudah di sana dengan gaya yang sama.Rambut dikuncir, poni tersisir rapi, jam tangan pink terikat di tangan kiri, dan bahunya  tegak, tak menempel sandaran kursi. Matanya fokus, tak ingin diganggu.Semuanya sama.Gaby di sana, dan aku di sini. Terpaut jarak rak buku, meja, dan kursi.Semuanya sama. Kecuali, satu hal.Sekarang, ada seorang cowok duduk di sebelahnya.Aku mengernyitkan dahi.Siapa dia? Kenapa dia duduk di sana? Kenapa dia bisa duduk di sebelah Gaby yang aku sukai?Cowok itu lalu memanggil Gaby. Gaby menengok sambil menutup bukunya.Ini hal yang cukup aneh. Karena biasanya, teman dekatnya saja selalu ia acuhkan kalo sudah asyik membaca. Tetapi sekarang, Gaby berbeda. Dengan cowok itu, ia berbeda.Mereka mengobrol akrab. Tawa, senyum, sentuhan halus pada lengan menyelip saat mereka saling bicara.Kemudian, mataku merekam kejadian mengejutkan.Saat mereka saling berpandangan, tangan mereka menyatu di bawah meja. Sembunyi-sembunyi agar tak diketahui orang banyak di perpustakaan.Dan saat itu terjadi, badanku menggigil. Hawa dingin merangkul tubuh, membekukanku hingga membatu.Aku pun merasa sepi.Diantara orang yang berlalu lalang di tempat ini, diantara wangi parfum ruangan yang tersebar bersama angin AC, diantara kata-kata yang samar terucap, aku tiba-tiba merasa kosong.Aku terdiam seperti telah terinfeksi sebuah penyakit parah, yang menyerang langsung di bagian hati.Mungkin, inilah akibat dari jatuh cinta diam-diam.Tak kunjung berkata apa yang sudah tersarang di hati, akhirnya malah sakit hati sendiri.Dengan keadaan kepala masih dirubung awan hitam, aku pun beranjak dari kursi, lalu menuju pintu keluar.Mungkin, ini sudah saatnya aku mencari perempuan lain.Mungkin, aku akan mendapatkan pengganti Gaby yang jauh lebih baik.Dan bila nanti aku menemukannya, aku harus berani bilang cinta kepadanya.***#2 - Derita Cinta Aldo“Gimana nanti? Jadi, kan, kita nonton bareng?” kata Aldo sambil menyenggol Elma.“Jadi dong. Langsung kumpul di XXI aja, ya.” balas Elma. “Gue nanti yang beliin tiketnya, lo pada langsung dateng on time jam 7.”Elma menunjuk dua lelaki jomlo dengan tatapan tajam, “Dan, jangan lupa gantiin uang tiketnya. Harus bayar sebelum masuk studio, nggak pake acara utang-utangan!”“Siap nyonya!” Aldo dan Bahri memberikan hormat ala pasukan tentara saat bertemu dengan komandannya.Bel sekolah berbunyi, mereka lalu masuk ke kelas dan duduk di bangku masing-masing. Sesuai kebiasaan, Aldo dan Bahri duduk paling belakang, lalu Elma dan Windi duduk paling depan. Untuk urusan seperti ini, mereka memang  berkebalikan.Elma dan Windi rajin mengerjakan PR, Aldo dan Bahri rajin mencoret-coret meja kelas.Elma dan Windi rajin mendapatkan nilai sempurna, Aldo dan Bahri rajin mendapatkan remedial.Elma dan Windi rajin mencatat materi pelajaran, Aldo dan Bahri rajin tidur di kelas.Di kelas, mereka memang berkebalikan. Tapi, di luar kelas, mereka banyak kesamaan.Sama-sama suka karaokean. Sama-sama suka nonton bareng. Sama-sama suka nongkrong bareng.Lucunya, dalam kelompok ini, ada yang satu orang yang menyukai teman dalam kelompoknya sendiri. Orang itu bernama Aldo. Ia menyukai sahabatnya, dan sampai sekarang, belum berani menyatakan rasa cintanya.Aldo menyukai Elma.Jelas.Elma cantik, ramping, berkulit cokelat mirip Agnez Mo (tapi tanpa otot kekarnya).Aldo tidak mungkin suka dengan Windi karena ia sudah punya pacar, dan juga bukan kriterianya. Ia juga tidak mungkin suka dengan Bahri. Karena kalau itu terjadi, cerita ini berakhir sekarang juga.Aldo hanya suka dengan Elma.Cuma Elma seorang.Elma orangnya tomboy dan blak-blakan. Beberapa cowok menghindari tipe cewek seperti ini, tapi tidak dengan Aldo. Dia suka dengan cewek gagah seperti Elma. Menantang, katanya.“Abis kita nonton, gue bakal ngomong jujur sama Elma.” seru Aldo saat sedang pelajaran di kelas.“Ini beneran bakal kejadian?” tanya Bahri, sedikit meledek. “Soalnya, lo sering banget ngomong gitu, tapi ujungnya, tetep nggak ngomong-ngomong, tuh.”Aldo mengepalkan tangan, matanya memicing, “Yakin! Karena sekarang, gue yakin Elma bakal nerima gue!” (Lanjutannya hanya tersedia di konten berbayar) Blog: http://www.aldypradana.comTwitter: https://twitter.com/aldypradana17Medium: https://medium.com/@aldypradana17Instagram: https://www.instagram.com/aldy_pradana17/IG Arsenio Sneakers Store: https://www.instagram.com/arsenio.store.id/Tokopedia: https://www.tokopedia.com/arseniostoreid Podcast (spotify): https://open.spotify.com/show/5FmhDoeNOY1gEnpP6ARsdz?si=dj7VyLYORUuQ8dbDv-bIPQSoundCloud: https://soundcloud.com/aldypradana17Youtube: https://www.youtube.com/c/AldyPradana17
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan