Dunia masih berjalan seperti biasa—hingga kabut misterius mulai menyelimuti langit. Awalnya, ilmuwan berusaha menjelaskan fenomena ini sebagai anomali atmosfer atau dampak dari badai matahari. Namun, semakin hari, bencana datang silih berganti: gempa bumi, pesawat jatuh, komunikasi lumpuh, dan langit berubah merah pekat.

Fahri, seorang jurnalis ambisius di BeritaRaya.id, awalnya skeptis terhadap segala teori yang berbau agama. Baginya, dunia bisa dijelaskan dengan logika dan sains. Namun, saat semua peristiwa mulai menyerupai tanda-tanda kiamat dalam Al-Qur’an dan Hadis, keyakinannya mulai goyah. Bersama istrinya Dewi, yang sejak awal yakin ini adalah peringatan dari Allah, serta sahabatnya Andaryono, yang justru semakin tersesat dalam teori-teori aneh, mereka terjebak dalam kekacauan yang semakin tak terkendali.

Saat Jakarta tenggelam dalam kegelapan dan tatanan sosial runtuh, mereka dipaksa memilih: bertahan dengan sisa logika atau berserah pada takdir Ilahi. Dalam perjalanan penuh ketidakpastian, Fahri harus menghadapi pertanyaan terbesar dalam hidupnya—benarkah ini hanya fenomena alam, ataukah ini peringatan terakhir sebelum hari akhir?

DUKHAN