
Deskripsi
Pada hari Sabtu tanggal 08 Desember 1945 menjelang siang, meletuslah pertempuran antara Pejuang Republik Indonesia melawan tentara Inggris, pertempuran ini adalah pertempuran yang berlangsung untuk pertama kali dan yang menentukan nasib kota Gresik itu sendiri.
Pada pertempuran ini pasukan-pasukan kita dari kesatuan BATALYON I RESIMEN II DIVISI VII T.K.R (Tentara Keamanan Rakyat) yang dipimpin Letkol lbnoe Soebroto melawan serangan pembalasan dari tentara Inggris yang sudah menduduki Surabaya.
Serangan...
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya
Mayangkara!!!!
3
0
Monumen Mayangkara atau Monumen Kuda Putih adalah simbol dari Batalyon Djarot yang dibangun tanggal 9 Desember 1970, Batalyon Djarot atau Batalyon Mayangkara saat ini menjadi Batalyon Infanteri Para Raider 503/Mayangkara dijajaran Brigif Para Raider 18/trisula, Divisi Infanteri 2/Kostrad yang berlokasi di Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.Batalyon Djarot sebagian besar anggotanya dari Surabaya, terutama dari kampung Kedondong dan Kampung Surabayan. Pada waktu pecah revolusi 10 November 1945 Batalyon ini berkedudukan di Gubeng, Surabaya, di bawah pimpinan Djarot Subiyantoro dan dinamakan BBM atau Barisan Berani Mati, dalam pertempuran di Surabaya, Batalyon tersebut mundur ke Sepanjang, Krian, dan akhirnya mempertahankan di desa Perning, Kecamatan Jetis, Mojokerto.Pada waktu itu diadakan reorganisasi di bawah pimpinan Resimen 32 yang dipimpin oleh Kolonel Kretarto. Batalyon Djarot menjelma menjadi Batalyon 9 di bawah pimpinan Mayor Djarot Subiyantoro, kemudian ditambah satu kompi yang dinamakan Kompi Sriwijaya, Kompi Sriwijaya ini seluruh anggotanya bekas HEIHO di bawah pimpinan Kapten Jansen Rambe yang sebagian besar personilnya gugur mempertahankan benteng Kedung Cowek pada tanggal 27 November 1945 di fase akhir pertempuran Surabaya.Pada tanggal 9 Desember 1945 Batalyon Djarot diresmikan menjadi Batalyon 9 dan kedudukannya pindah di Mantup, Kabupaten Lamongan, memegang sektor mulai dari Benjeng sampai Desa Kupang, Kecamatan Kemlagi, Mojokerto; sektor sebelah utara daerah Gresik dipegang oleh Batalyon Sunaryadi dan di sebelah selatan dipegang oleh Batalyon Darmosugondo.Batalyon Djarot Mayangkara bertanggung jawab untuk mempertahankan daerah mulai dari Benjeng sampai dengan Kupang Kemlagi. Di sepanjang front tersebut telah ditugaskan beberapa kesatuan, di antaranya Hisbullah, Pesindo , Kompi Macan Kera di bawah pimpinan Sampurno, Kompi Matosin Pasukan P.D. (Penggempur Dalam) di bawah pimpinan Sriyono.Markas Sektor berkedudukan di Mantup di rumah Lurah, dekat jalan pertigaan Mantup. Tiap seminggu sekali diadakan pergantian tugas di garis depan (front) dan pasukan yang diganti beristirahat di Mantup dan sekitarnya.Banyak pahlawan-pahlawan yang telah gugur di garis depan sehingga di Mantup diadakan Makam Pahlawan di sebelah selatan Puskesmas Mantup, yang sekarang kerangka pahlawan-pahlawan tersebut telah dipindahkan ke T.M.P. Lamongan.Pada waktu Agresi Militer Belanda ke 2 tanggal 19 Desember 1949. Mantup dibom oleh Belanda. tidak luput Desa Nogojatisari Sambeng dan sekitarnya terkena sasaran bom, dapur umum untuk melayani Pasukan di Mantup hancur (sekarang ditempati monumen Mayangkara Mantup).Markas Batalyon yang ditempati untuk markas Sektor hancur. Pasukan mundur ke Sambeng, Ngimbang dan Garung. Belanda telah mengepung melalui Babad, Ngimbang dan Kambangan. Pasukan DJarot terkepung, tetapi sebagian dapat lolos sampai daerah Kedungadem, Bojonegoro.Letda Soebarkah dan Serma Iskidam gugur di Dradah. Pasukan terus melakukan perang gerilya, pasukan yang terkepung akhirnya mengambil keputusan untuk masuk ke kota Surabaya di bawah pimpinan Mayor DJarot Subiyantoro dan beberapa perwira, Taktik masuk kota Surabaya, semua pasukan Djarot memakai seragam KNIL. Seragam tersebut didapat dari Pengempur Dalamnya Matosin.Bagian logistik Joyokarso, seorang
Kepala Desa Kedungwangi Sambeng dan beberapa truk telah disiapkan di perbatasan pedalaman Kedamean untuk mengangkut. Pasukan tersebut. menyamar sebagai tentara KNIL masuk ke Surabaya.Sepanjang jalan iringan truk berjalan lancar sampai masuk kampung Patemon, Kedungdoro dan sekitarnya. Pasukan-pasukan dipencar ditiap-tiap kampung di seluruh kota Surabaya. Pada waktu itu berlaku gencatan senjata disepakati dari sentral 5 km TNI harus keluar dari sekitar wilayah Belanda.Adanya pasukan Djarot di dalam kota Surabaya telah di cium oleh pihak Belanda. 3 hari 3 malam pasukan Djarot diburu, dicari dan ditangkapi oleh Belanda beserta senjatanya dirampas. dan akhirnya ditawan di Asrama Gunungsari selama 2 minggu.Kemudian Pasukan Djarot beserta senjatanya diangkut lagi ke Bluluk Ngimbang karena melanggar perjanjian gencatan senjata. TNI tidak boleh mendekat Pos pos Belanda. Sersan Paiman beserta anggotanya sebanyak 9 orang ditawan Belanda di Ngimbang. selanjutnya dibawa ke Babat. karena dianggap melanggar masuk Ngimbang dekat Pos Belanda .Setelah diurus dan diselesaikan oleh Mayor Kastari sebagai juru bahasa dari Batalyon Djarot. Regu Sersan Paiman dilepaskan, khusus untuk Sersan Paiman telah tiga kali ditawan Belanda, baik di Front Benjeng maupun Front
desa Lekir. Sersan Paiman memang orangnya pemberani dan tidak kenal takut, tapi Tuhan selalu melindungi karena setiap kali ditawan mereka bisa lepas.Pertama tama pasukan yang masuk kota Surabaya adalah Batalyon Djarot Mayangkara, dan langsung ditugasi untuk bertanggung jawab kota Surabaya masalah keamanan. Pada waktu itu yang memimpin K.M.K.B. kota Surabaya adalah Mayor Djarot Subiyantoro.Oleh karena itu di depan lokasi Kebun Binatang Surabaya ada jalan Taman Mayangkara dan jembatan layang Wonokromo dinamakan jembatan layang MAYANGKARA serta didirikan Monumen Mayangkara di sebelah barat jembatan dimuka RSI Surabaya untuk mengenang keberanian, kegigihan dan semangat juang Batalyon Mayangkara yang dipimpin Mayor Djarot Soebijantoro.Alfatihah untuk pak Djarot Soebijantoro dan pahlawan pahlawan Batalyon Djarot yang gugur dimedan juang, Aamiin 🤲.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan