Kisah ini menceritakan sebuah kisah drama slice of life yang berlatar di kota seribu sungai. Menceritakan kisah seorang gadis malang bernama Aluh Tamala atau yang sering dipanggil Mala. Mala merupakan seorang anak bungsu yang mengidap keterbatasan pendengaran dan berbicara (Tunarungu), dia adalah anak dari pria tua pembuat jukung tradisional yang hidup di rumah lanting tepi sungai martapura.

Mala hanya tinggal sendiri bersama Abahnya yang bernama Anang Dudur di rumah lanting tepi sungai martapura. Mamanya telah meninggal ketika melahirkan Mala. Titik terendah Mala adalah ketika Abahnya meninggal dunia karena kecelakaan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Mala harus tinggal bergantian bersama keempat kakak-kakak nya yang tidak mengakuinya sebagai adik mereka karena merupakan anak dari isteri kedua Abahnya. Tinggal bersama keempat kakaknya membuat Mala melihat satu persatu keburukan dari kakak-kakaknya bahkan kejadian tidak terduga. Mereka berlima termasuk Mala mendapatkan wasiat menjaga masing-masing jukung wasiat. Salah satu jukung itu adalah jukung keramat yang tidak boleh dijual, kalau tidak akan mendapatkan bala.

HIKAYAT JUKUNG WASIAT