“Bagaimana?” Tanyanya dengan suara datar. Aku penasaran ada apa dengan istrinya sehingga dia memintaku sebagai istri penggantinya—wanita yang dikenalnya dari Jack keparat. Jack, nama panggilan temanku. Satu-satunya temanku. Teman keparat yang bisa aku andalkan kadang-kadang.

“Sebelum meminta jawabanku, bolehkah aku memesan makanan dulu.” Aku benar-benar seperti tunawisma. Apa boleh buat, tadi pagi aku hanya sarapan roti yang sebagian rotinya sudah berjamur. Perekonomianku cukup menyedihkan bukan?

Aku memesan makanan yang saat memasuki sekolah menengah pertama selalu aku nikmati. Selalu. Hampir tiap hari aku memakan junkfood. Sekarang, jangan ditanya.

Pria di depanku ini misterius sekali! Dia nggak banyak bicara jangan-jangan dia... seorang pembunuh berdarah dingin. Apa istrinya dibunuh lalu dia menawariku karena aku nggak memiliki siapa pun. Jack kenal orang ini dari mana sih? Kenapa otakku malah jadi suudzon begini.

Istri Pengganti