
‘’Apakah kamu sedang memikirkan isterimu yang baru saja dikubur?’’ Tanya Bunda Melati
Pak Wikto tidak bisa berbohong. Kali ini, tatapannya berubah seolah-olah menjadi lemah di hadapan Bunda Melati. Ia menahan dengan kuatnya agar air mata tidak terjatuh serta memberikan penggambaran terkait emosi terpendamnya akan apa yang dirasakannya saat itu juga.
‘’Ti—tidak. Aku tidak memikirkan hal ini.’’
‘’Ketahuilah, wikto. Laki-laki saat berbohong,...
NGUNDUH JIWO
20
18
7
Berlanjut
Pernikahan yang seharusnya menjadi momen yang dinanti-nantikan bagi tiap orang, justru menjadi salah satu hal yang mengerikan bagi orang-orang yang bertempat tinggal di desa wongso dan tejo kromo. Mengapa demikian?
1 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
NGUNDUH JIWO (9) - TEROR PENGANTIN SEPANJANG HARI
1
4
‘’Nduk. Itu kamu, kan? Rahayu anakku?’’ Saat Mbah Sur sudah berada dekat dengan wanita itu. Tiba-tiba, tangisan wanita itu berubah menjadi suara tawaan yang mengerikan. Mbah Sur kaget. Dia kemudian menghindar dan mundur beberapa langkah.‘’SIDO KANGEN AKU PORA, MAK?’’(JADI KANGEN AKU GAK, MAK) Dan wanita itu langsung membalikkan wajahnya ke arah Mbah Sur. Wajahnya sangat mengerikan. Seluruhnya menghitam dengan senyuman yang menyeringai. Urat-uratnya terlihat dengan jelas. Ia berjalan sembari menari-nari ke arah Mbah Sur dengan kedua tangannya memegangi bunga melati. Lantai mendadak menjadi bau amis. Muncul cairan yang berasal dari tubuh si sosok demit manten itu. Warnanya merah kehitaman. Berbau sangat busuk dan anyir. Ternyata, cairan itu bersumber dari bagian kemaluannya.‘’MAK? SIDO KANGEN AKU PORA? HIK HIK … ‘’(MAK JADI KANGEN AKU GAK? HIK HIK … )
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan