Emily meninggalkan masa lalu dibelakang. Ia tak lagi ingin mengingat kegagalan rumah tangganya. Fokusnya sekarang hanya pada karirnya.

Tiga tahun meniti karir sebagai sales counter, lalu naik menjadi sales supervisor, dan tahun ini Ia terpilih untuk mengikuti leader competition memperebutkan posisi kepala cabang.

“Emily.”

Teguran seseorang di depan lift. Suara bariton pria yang Ia kenali. Emily mendongak dan menemukan sosok yang tak Ia harapkan akan bertemu lagi.

Emily hendak menekan tombol tutup. Namun pria itu lebih dulu melangkah masuk. Emily menatap lurus ke pintu sementara pria disebelahnya mengamati.

Sosok disebelah Ray lain dengan dulu. Dibibirnya terpoles lipstick merah menyala yang sewarna setelan blazernya. Rambut panjangnya telah dipotong pixie yang memperlihatkan leher jenjang yang sebelumnya tak pernah ditampakkan ke orang lain.

“Aku nggak nyangka ketemu kamu disini.” walau tahu diacuhkan Ray tetap nekat mengajak berbincang.

“Sama nggak nyangka. Saya pikir nggak bakal ketemu babi lagi.” Emily datang ke kantor untuk mengikuti tes psikotes, interview dan study kasus yang merupakan bagian dari proses seleksi. Bukan berharap bertemu orang ini.

Ray tersenyum kecut, Ia tahu Ia pantas menerima umpatan Emily “Kamu makin cantik Em.”

“Itu karena saya nggak cape ngurus anjing lagi.” Emily melenggang keluar begitu pintu lift terbuka. Masih dengan kernyit keheranan kenapa mantan suami ada di kantor yang sama.

Mantan Cringe