
"Opo sing koe lakoni nang kene?!" (Apa yang kamu lakukan di sini?!)
Suara tinggi Bu Dian berhasil membuat Fatiya terkejut. Sontak perempuan itu menoleh, mendapati Bu Dian yang berjalan tergesa-gesa ke arahnya, menarik tubuhnya untuk menjauhi lemari dan menutup keras lemari tersebut.
"Bu dupa mbek kembang mau kae kanggo opo?" (Bu dupa sama bunga tadi itu buat apa?) tanya Fatiya.
"Iku odo urusanmu! Metu seko kamarku!" (Itu bukan urusanmu! Keluar dari kamarku!)
TANDA TUMBAL
26
2
24
Selesai
Berawal dari pesan masuk di Facebook, ia (narasumber) menceritakan pengalaman hidupnya. Namun untuk menuliskan ceritanya tidak semudah yang dibayangkan.
Akan ada kontroversi dari segi tempat yang bisa dibilang tidak bisa disinggung oleh khalayak umum.Hanya ada satu cara untuk menyampaikan ceritanya, dengan merubah jalan cerita agar tidak terlalu sama, seting waktu dan tempat, serta penambahan bumbu untuk memperindah ceritanya.Namun Inti dari ceritanya tetap sama, dan nyata atau tidaknya cerita ini, yang terpenting akan diceritakan lewat tulisan.Untuk ceritanya sendiri, akan Rama update duluan di
@karyakarsa_id
Jadi mohon dukungannya buat teman-teman sekalian, agar Rama makin bersemangat.
1,047 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
#5 TANDA TUMBAL - Part 5 (Sunyi)
1
0
Bu! Ibu! teriak Fatiya.Tidak lama kemudian pintu kamar terbuka, menampilkan Bu Dian yang menatap datar sang menantu. Seakan tidak peduli dengan raut wajah ketakutan Fatiya, Bu Dian malah beralih mengusap perut Fatiya lembut. Tetapi lambat laun usapan itu semakin kuat dan berubah menjadi remasan, membuat Fatiya meringis kesakitan.Bu sakit, Bu, ringis Fatiya seraya memegangi perutnya.Tumbal!
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan