#2 TANDA TUMBAL - Part 2 (Aneh)

2
0
Terkunci
Deskripsi

"Lho, Bu kapan ibu metu? Kok Fati ndak weruh?" (Lho, Bu kapan ibu keluar? Kok Fati tidak lihat?)

Bu Dian yang sedang membawa keranjang sayuran yang telah terisi penuh dengan sayur-mayur menatap tidak mengerti menantunya.

"Hust, opo maksudmu, Fat? Ibu ket mau yo nang pasar. Iki agi ae bali," (Hust, apa maksudmu, Fat? Ibu dari tadi di pasar. Ini baru saja pulang,) ucap Bu Dian. Kentara sekali bahwa wanita paruh baya itu dibuat bingung dengan pertanyaan sang menantu. 

 

(Lanjut buka dan baca ya sob, jangan...

1,053 kata

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Paket
46 konten
Akses 30 hari
1,000
Karya
1 konten
Akses seumur hidup
50
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya #3 TANDA TUMBAL - Part 3 (rencana)
1
0
Apik! Apik kui! (Bagus! Bagus itu!) tawa laki-laki itu masih terdengar. Membuat seseorang yang duduk di depannya tersenyum bangga.Terus aku kudu pie, Mbah? (Lalu aku harus bagaimana, Mbah?) Pertanyaan dari pelanggannya itu membuat si Mbah dukun terkekeh pelan.Laki-laki tua itu mengambil beberapa barang dan diserahkannya ke seseorang di depannya. Beberapa helai benang merah, beberapa jarum dan sebuah kain kafan ia serahkan yang langsung diterima dengan tangan terbuka.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan