Hari Jumat dipagi hari. Sekolah Vetada High School setiap paginya akan ada jadwal perwakilan salah satu kelas untuk membacakan doa di pagi hari sebelum memulai pelajaran. Kini dua orang murid perwakilan kelas IPA 3 sudah siap untuk membacakan doa yang akan mereka pimpin dan tentunya terdengar disemua speaker di seluruh kelas sekolah ini.
"Ini lo baru pertama pimpin doa?" tanya seorang gadis yang bernama Ellena kepada temennya. Bukan dirinya yang akan memimpin doa, ia di sini hanya untuk menemani temannya itu.
Gadis yang berada di samping Ellena hanya mengangguk sambil tersenyum. Ia bernama Gauri. "Tapi lo tenang aja, gue ga grogi kok," ucapnya dengan senyum sumringah seakan-akan tidak ada beban.
"Hebat! Biasa kebanyakan murid kalau mimpin doa, mereka bakalan gugup. Tapi ini lo engga!" Ellena sangat antusias dan senang karena temannya ini tidak gugup.
"Soalnya gue tadi pagi-pagi udah ketemu Kak Gala. Dia ganteng bangetttt... Terus dia senyum loh, aakhhh jantung gue makin ga aman." Gauri memegangi dadanya dan merasakan jantungnya berdegup dengan kencang. "Kapan ya Kak Gala bisa suka sama gue balik?"
Ellena hanya tersenyum mendengar cerita Gauri. "Sesuka itu ya lo sama Gala? Padahal Kak Gala itu galak banget lo di OSIS kata murid-murid lainnya. Kok bisa lo suka sama Ketos Galak gitu?" tanya Ellena dengan heran.
"Iya dia galak, galak banget!!! Kalau ada Ketos Galak gitu kita harus lari gasih? Iyaa!! Lari ke pangkuannya!!!" Setelah mengucapkan hal itu, Gauri tertawa dengan kencang sambil membayangkan wajah tampan seorang pria yang ia sebut Kak Gala itu.
Brak
Pintu ruangan untuk menyiarkan doa terbuka dengan sangat keras. Gauri menoleh dan melihat sosok sahabat nya di depan pintu dengan wajah penuh keringat dan nafas yang tidak teratur.
"Apaan sih, Vin? Main banting pintu aja! Kalau rusak gimana itu?" Gauri melotot dan kesal atas tindakan Calvin.
"Goblok lu!" bentak Calvin sambil menyentil kening Gauri. "Micnya udah nyala dari tadi, omongan lo sama Ellena kedengaran ke seluruh kelas."
"Aaaakhhhh sialan!!!! Malu banget gue!!!"
*****
"Ahhh malu! Malu!" Gauri berjalan di belakang Calvin dengan wajah yang ia tutupi dengan tangan kanan dan tangan kirinya menarik seragam Calvin dari belakang.
"Jangan ditarik terus ah! Tumben lo malu? Biasa juga gapunya urat malu."
Mereka berdua berjalan kearah kelas dengan disuguhi tatapan dan bisikan-bisikan dari beberapa murid setelah mendengarkan ucapan Gauri tadi.
"Itu ga sih orangnya?"
"Berani banget ngomong gitu?"
"Gue kira mereka berdua pacaran karena mereka deket banget loh!"
"Taunya Gauri suka sama Kak Gala toh? Ga salah sih Kak Gala kan ganteng banget!"
"Tapi itu si Calvin adeknya Kak Gala kam juga ga kalah ganteng."
"Apa Gauri dekatin Calvin biar deket sama Kakaknya ya?"
Seperti itu lah bisikan-bisikan dari beberapa murid yang Gauri dengar. Ia sebenarnya sangat kesal mendengar celotehan murahan dari orang-orang yang tidak tahu malu menggosipkan orang di depan orangnya langsung.
Namun, Gauri lebih memilih diam karena sejatinya ia lebih tidak tahu malu karena kejadian tadi. Semua murid dan mungkin saja semua guru sudah mendengarkan ucapannya. Ucapan yang paling memalukan bagi Gauri ialah...
"Iya lari ke pangkuannya!"
"Mending lo bantuin gue deh!" ucap Gauri kepada Calvin ketika mereka berdua sudah berada dekat dari kelas.
"Bantuin apaan?"
"Lo bilangin ke Kak Gala kalau tadi gue ngelantur omongannya. Ayo dong bilangin, gue malu banget sama Kak Gala. Kan lo adiknya."
Calvin menghentikan langkahnya dan menatap tajam ke arah Gauri. "Dih! Males banget, lo urus aja masalah ini ya! Gue gamau ikut-ikutan. Lo kan tau sendiri kalau gue ga deket sama dia?"
"Dih gitu sama temen sendiri!"
"Dahlah males gue ngurusin urusan lo itu. Untuk yang ini gue gamau banget ikutan ya anj!" Setelah mengucapkan hal itu Calvin berlari meninggalkan Gauri.
Calvin dan Gauri adalah sepasang sahabat yang begitu dekat. Mereka berdua sudah dekat sebagai teman semenjak memasuki masa SMA ini, sehingga akhirnya mereka sedekat ini dan menjadi sepasang sahabat.
Gauri adalah gadis yang sangat menyukai seorang pria Kakak Kelas nya yang saat ini menjabat sebagai Ketua OSIS. Pria itu bernama Galaxy. Ia sudah menyukai Galaxy pada pandangan pertama ketika baru menjadi siswa di SMA ini, ketampanan Galaxy dengan eyesmile nya mampu mengikat Gauri dan menjadikan Gauri sebagai Cegil yang selalu mengejar Galaxy.
Sedangkan Calvin adalah adik tiri dari Galaxy. Kabarnya Ayah Calvin menikah lagi dengan Ibu Galaxy. Ibunda Calvin sudah lama meninggal ketika Calvin masih dibangku Smp kelas 1. Mereka berdua dikabarkan tidak akur satu sama lain dan Calvin sampai rela kos sendiri supaya jauh dari keluarga yang membuat dirinya tidak nyaman. Sedangkan Galaxy masih tinggal dengan Ibu kandung dan Ayah tirinya itu.
"Padahal dulu gue mikirnya dengan deket sama Calvin gue bisa deketin Kak Gala. Taunya si kutu kumpret satu itu musuhan sama Kakaknya sendiri," dumal Gauri sambil membuka pintu kelas.
Gauri melangkahkan kakinya dan duduk di samping Ellena. Tatapannya ia arahkan ke Calvin yang kini juga sedang menatapnya. Gauri melotot kearah Calvin dan mengacungkan jari tengah ke arah pria itu.
Sedangkan Calvin tidak menghiraukan kelakuan Gauri dan melengos kembali fokus ke depan karena Guru pada pelajaran pertama ini sudah memasuki kelas. "Nyebelin tapi lucu," gumam Calvin.
*****
Jam istirahat, Gauri dan Calvin seperti biasa makan di kantin. Kejadian tadi pagi sudah Gauri lupakan. Calvin pun heran mengapa gadis ini dengan mudahnya melupakan kejadian yang memalukan itu.
"Bener-bener gapunya urat malu lo tuh!" ucap Calvin dengan menatap Gauri yang sibuk memakan nasi goreng di depannya.
Gauri memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya sambil tersenyum melihat Gala yang duduknya tidak jauh dari dirinya dan Calvin. "Kalau dipikir-pikir kan pasti Kak Gala udah tau kalau gue suka sama dia yakan? Yaudah, mulai dari sekarang gue harus mencintai dia secara ugal-ugalan dan terang-terangan."
"Sinting!"
"Percuma juga gue menyukai dia dalam diam. Sampai satu tahun lebih ga ada hasil. Jadi kayaknya gue harus nunjukin ke dia."
"Kalau dia ga suka nanti sakit hati." Calvin mencoba mengingatkan sahabatnya itu.
"Kalau dia ga suka sama gue?" tanya Gauri lalu meminum ice matcha favoritnya. "Ya harus maju terus pantang mundur sampai dia suka sama gue lah!"
"Terserah lo lah pokoknya gue udah ingetin. Dia ga sebaik yang lo kira pokoknya."
Gauri menyipitkan matanya dan menatap Calvin dengan curiga. "Gitu-gitu dia saudara lo."
"Gue gapunya saudara. Anak satu-satunya bunda cuman gue."
"Ish iya deh iya," ucap Gauri lalu memasukan suapan terakhir nasi gorengnya. "Tapi tau ga sih? Ada yang aneh."
"Apa?"
"Kalau dia tau gue suka sama dia. Harusnya dia langsung chat gue kan? Sambil bilang Iya sini duduk di pangkuan gue. Yakan? Tapi ini dia ga respon apapun?"
"Ya berarti lo harus sadar diri dan muncul. Kalau lo bukan cewe yang dia inginkan. Alias dia ga suka sama lo. Paham?" Calvin membersihkan meja dihadapannya karena sudah selesai makan. "Dah ya gue males sama lo bahas Gala terus. Gue balik duluan! Males banget ngomong sama lo!"
Gauri melotot. "Oh gitu? Oke fine! Kita musuhan ya anjing!"
Calvin tidak mendengarkan ucapan Gauri, ia masih tetap berjalan keluar kantin, meninggalkan Gauri yang masih mencak-mencak kesal akibat ulah Calvin.
*******
Jam pulang sekolah tiba. Calvin membereskan peralatan sekolah ya g ada di mejanya. Ia lalu melirik Gauri yang masih menekuk wajahnya. Gadis itu pasti kesal karena ucapannya tadi.
Setelah membereskan semuanya, Calvin mulai menghampiri Gauri. Seperti biasa, jika berangkat dan pulang sekolah, Calvin pasti akan mengantar dan menjemput Gauri. Persahabatan mereka memang sedekat itu seperti saudara sendiri.
"Ayo pulang," ajak Calvin sambil menoel lengan Gauri.
Gauri menatao Calvin dengan sinis. "Apa lo? Katanya males sama gue? Ngapain lo nyamperin gue?" tanya Gauri dengan ketus.
Ellena yang ada di samping Gauri hanya menatap mereka berdua dengan heran. "Berantem lagi nih pasti orang dua."
"Au tuh si Calvin bilangnya males ngomong sama gue. Tapi ngajak gue pulang."
Calvin tertawa pelan lalu mencubit pipi Gauri dengan gemas. "Uhhh ngambek orangnya."
Gauri menepis tangan Calvin. "Apaan sih?! Sakit tau!!"
"Ohhh ngambek? Yaudah. Padahal hari ini Gala lagi ada latihan Basket. Rencanya gue mau ajak lo nontonin dia latihan."
Gauri terdiam lalu tersenyum kepada Calvin. "Serius? Yaudah ayo!" ucap Gauri lalu merangkul lengan Calvin. "Ayo cepetan kita lari!" ucapnya dengan senyuman penuh di wajahnya.
Ya beginilah Calvin. Meskipun ia membenci kakak tirinya, Calvin selalu mau menemani Gauri melakukan hal gila untuk menjadi paparazi Gala.
Gauri sering kali memotret Gala secara diam-diam dengan di temani Calvin. Setelah itu foto Gala akan Gauri pamerkan kepada Calvin melalui personal chat. Bisa dibayangkan bagaimana muaknya Calvin harus melihat foto Gala, seseorang yang sebenarnya tidak ia sukai.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰